Makasih udah ngunjungin thread ane, Ane mau bagi-bagi pengalaman ane nih gan waktu gawe di Bali

Sebelumnya saya ke Bali hanya sebentar, paling hanya semalam, atau hanya untuk transit. Perjalanan kali ini saya akan menuju Nusa Lembongan, bersama seorang instruktur selam dari Bandung, yang biasa dipanggil Mas Joko. Pagi hari, 6 desember saya diantar senior (Kang Ibnu) saya ke Bandara Hussein Satranegara, Bandung. Pagi itu dia hendak kuliah namun menyempatkan menemani saya yang harus menunggu beliau sebelum boarding. Seperti biasa penerbangan di delay satu jam, kami sempatkan ngopi sembari ngobrol seputar dunia diving, sampai akhirnya pesawat datang dan mengantar kami ke Bandara Ngurah Rai di Bali.

Dari Bandara Ngurah Rai Kami menuju Sanur untuk menyebrang ke Lembongan. Sambil menunggu kapal cepat kami makan sop ikan yang saya bilang cukup enak, tak lama kapal pun datang dan kami langsung naik menuju Nusa Lembongan hanya dalam waktu 30 menit. Pantai berpasir dikelilingi batu cadas pun menyambut kami, di Lembongan kami menginap di Musroom Bungalow, tempat ini dimiliki dan dikelola oleh Made Kester yang merupakan manta kepala desa di Lembongan. Tempat ini sangat nyaman, dengan arsitektur Bali yang berkonsep Eco Resort, dilengkapi 2 swimming pool, spa, restoran, dan kamar dengan air conditioner.





Hari pertama dan kedua, kami berkeliling Nusa Lembongan dengan sepeda motor sewaan yang dipulau ini yang kebanyakan matic, kami mengunjungi teman-teman Lembongan Dive Adventure di Desa Jungut Batu, Lembongan. Di perjalanan kami melewati Panorama Point, yaitu spot di puncak bukit di Nusa Lembongan dengan pemandangan Landscape yang indah.






Hari ketiga kami mancing pagi-pagi buta, naik kapal kecil dari Pantai Lembongan dan mengulur pancingan di perairan sekitar. Mas Joko mendapat seekor tuna sirip biru ( bluefin tuna / genus Thunnus) kira-kira seberat 3 kilo, namun ketika saya dapat giliran, tidak seekor pun yang tertangkap, mungkin belum beruntung, atau tidak berbakat.



Siangnya tamu Mas Joko yang kami tunggu telah tiba, ada 15 orang yang baru pertama kali ke Lembongan (seperti saya). Heboh! ya rata-rata paruh baya, namun ada 4 orang seumuran saya. Sore nya kami naik pick up dan sepeda motor menuju Blue Lagoon di Nusa Ceningan untuk mengejar sunset. Ini pertama kali saya kesana, namun harus bolak-balik mengantar tamu naik motor karena dari jembatan kuning mobil tidak bisa lewat. Tidak masalah, sepanjang perjalanan pemandangannya menyejukkan, ada budidaya rumput laut di perairan ini, rumah-rumah khas Bali dan pepohonan rindang menemani perjalanan kami ke pelosok Nusa Ceningan.

Blue Lagoon adalah tebing cadas dengan ombak yang sangat kuat menghadap samudra, untuk landscape sangat bagus menurut saya. Laguna tersebut memang benar-benar biru dan jika anda ingin uji nyali silahkan melompat ke laut dari ketinggian +/- 13 meter, dengan membayar 50.000 rupiah anda dapat 3 kali kesempatan melompat dengan pengawasan guide dan (tentunya) disediakan tangga, saya ingin sekali mencoba namun karena sudah sore fasilitas tersebut tidak dapat digunakan. Sunset yang ditunggu tertutup awan dan sedikit gerimis, namun angin laut yang sejuk dan deburan ombak sangat refreshing. Selesai sunset kami kembali ke penginapan untuk makan-makan di restoran salah satunya dengan ikan tangkapan Mas Joko tadi pagi.






Hari keempat, waktunya snorkling. Kami bagi 2 kapal, kapal mas joko dengan tamu-tamu paruh baya yang sangat aktif, sedangkan saya dengan Pak Bruno, anaknya Fini, dan teman-temannya dari Australia yaitu, Claresta, Ryan, dan Lantis. Tujuan kami Mangrove Point, salah satu spot dengan terumbu karang yang subur, ikan karang yang beragam dan aneka warna. Beberapa, baru pertama merasakan asinnya air laut, jadi saya harus awasi ekstra. Puas bermain di air kami kembali Mushroom, langsung saya loncat ke kolam. Mantap segarnya!.



Sorenya kami menuju Lembongan Dive Adventure untuk refreshmen kolam, hanya 3 orang saja. Sambil mereka refreshmen dipimpin Hasan, saya mojok sambil makan beberapa buah mangga dari pohon milik Dame. Setelah refreshmen malamnya kami makan di Bal Hai. Satu hal yang bikin saya geli yaitu beberapa kali saya dikira warga lokal, karena kulit saya kena gosong dan sering buka baju, ya sudahlah paling tidak saya tidak ditembak harga kalau beli sesuatu.



Diving day! setelah tamu-tamu paruh baya pulang di hari kelima, kami menuju site pertama, Manta 66 di Nusa Penida. Tebing, dan swell yang lumayan kuat membangkitkan adrenalin. Sebelumnya Lantis meminta saya memakai iPod Shuffel dengan waterproof case dan waterproof earphone, sempat ragu tapi tak ada salahnya mendengarkan musik dalam air.



Beberapa ekor manta terlihat dipermukaan, kami pun entry dipimpin Rudy yang berpasangan dengan Ryan dan Fini, saya mendampingi Pak Bruno, sedangkan Claresta bersama Hasan untuk first-dive nya. Kontur site ini limestone saya menjumpai seekor penyu sisik (Hawksbill Turtle / Eretmochelys imbricata) sedang grazing.



Beberapa lama manta tidak muncul Rudy merubah arah penyelaman. Akhirnya yang ditunggu datang! Seekor manta (reef manta / manta alfredi) berenang melintasi kami, namun tidak terkejar, karena swell yang lumayan kuat. Kami mencari lagi, tiba-tiba beberapa manta berenang melintas, Pak Bruno pun mengejar memutar dengan kamera sigap di tangan, saya menyusulnya meninggalkan Rudy yang mendampingi Fini dan Ryan. Pak Bruno mengambil gambar manta tersebut, namun sayang tidak mendapat ID nya yang merupakan terget saya yang sedang monitoring manta, namun tidak masalah.



Kami pun naik setelah puas melihat manta, musik di dalam air sukses dan tidak menggangu equalizing saya, hmm cool and must have gadget!. Kami lanjut mampir di Crystal Bay untuk makan siang, dalam perjalanan ada seekor ikan matahari ( Oceanic sunfish / Mola mola ) yang meloncat ke permukaan. Crystal Bay adalah teluk yang tenang dengan pasir putih yang indah, setelah itu kami menelusuri sebuah channel antara Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan menuju site kedua kami di Mangrove Point. Tempat ini sangat menarik untuk diving, sebelumnya snorkling saja sudah indah, slow drift dive membuat kami tak perlu lelah mengayuh atau takut terbawa terlalu jauh, karena ujung Mangrove Point adalah “pintu masuk” Blue Corner, salah satu site dengan arus kuat and for advance diver only!.

Sepanjang penyelaman saya menemui coral garden yang sangat subur didominasi acropora, serta ikan karang yang beragam dari mulai butterfly fish (Chaetodontidae),parrot fish (Scaridae), surgeon fish (Acanthuridae), bahkan siput laut (Sea slug / nudibranchia), dan tentu saja saya masih ditemani aneka lagu barat dari iPod Shuffel milik Lantis.






Sorenya saya dan Mas Joko kembali main ke Lembongan Dive Adventure, saya berniat mampir ke Big Fish Diving untuk bertemu Helen dan Peter dari Aquatic Alliance yang merupakan peneliti Manta, namun sayang mereka sedang pergi ke Singapore. Malam nya kami ditraktir Hasan makan Thai Food, Hasan memesan Red Curry, Green Curry, dan Tom Yam dan beberapa yang namanya agak susah. Sambil makan kami main Jumbling Tower, seru sekali, namun sekali lagi karena kurang beruntung atau mungkin tidak berbakat, saya kalah 2 kali dari 3 kali permainan.Diving, lelah, dan kenyang adalah alibi sempurna untuk segera pulang dan tiduur, and it happened.

Esok paginya di hari keenam rombongan pak Bruno bersiap pulang, kami teman mereka ngobrol di Bali Hai sampai mereka naik kapal cepat ke Sanur. Siangnya rombongan kedua datang, kali ini sekeluarga asal Bandung yang ingin snorkling dan diving, langsung saja kami menuju LDA, untuk bersiap-siap. Dive pertama di Penida oleh Mas Joko dan sang suami, sedangkan sang istri dan anak saya temani snorkling. saya harus ekstra sabar karena mereka belum pernah snorkling, selain arus kuat di site pertama, sang anak pun membutuhkan perhatian ekstra. Site kedua di Mangrove Point, kali ini kami lebih nyaman untuk snorkling dan diving, namun sang anak masih membutuhkan perhatian ekstra. Puas main air kami kembali ke LBA, namun hujan dan kami batal makan Thai Food lagi.




Hari terakhir saya di Bali. Saya berangkat dengan kapal cepat pukul 08.00 pagi menuju Sanur, Mas Joko stay di Lembongan karena masih ada urusan. Saya pulang bersama keluarga dari Bandung tersebut, kami mampir di restoran sop ikan Mak Beng yang terkenal enak, dan memang benar!. Sebelum ke Ngurah Rai kami mampir di kantor pariwisata dan cari oleh-oleh di Bali Hawaii, ditempat ini souvenir tersedia dalam berbagai variasi dan harga yang terjangkau.

Di bandara seperti biasa, pesawat delay, saya sarankan membawa novel atau buku bacaan ketika menunggu di bandara. satu hal yang saya sesali adalah saya tidak sempat bertemu kolega saya dari Kelautan Unpad, Kang Icang yang sedang jadi Dive Master di Nusa Penida, juga Teh Kiran yang ketika saya harus pulang dia baru datang. Saya harap dapat bertemu di lain kesempatan.

Disamping alamnya yang indah, di sini saya merasakan adat yang terjaga sangat baik, selama seminggu setiap hari saya menjumpai upacara yang berbeda-beda di Nusa Lembongan, kecintaan pada alam dan sang pencipta ditunjukkan dalam aktifitas sehari-hari, juga kesunyian tiga Nusa yang dipecah hanya oleh debur ombak. Someday I’ll be back !