Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rajorjorjorAvatar border
TS
rajorjorjor
[MIRIS] Cerita BW Saat Ditangkap dan Diperlakukan Bak Teroris oleh Bareskrim


Jakarta -

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto ditangkap oleh petugas Bareskrim Mabes Polri dalam perjalanan pulang usai mengantar anaknya sekolah. Ia mengaku diperlakukan bak teroris oleh tim Bareskrim saat ditangkap dan dibawa.

Bambang bercerita pengalamannya diperlakukan seperti teroris oleh petugas Bareskrim di kediamannya di daerah Depok, Jawa Barat, Sabtu (24/1/2015) siang. Ia ditangkap pukul 07.30 WIB, dan dibawa ke Bareskrim Mabes Polri dengan perjalanan sekitar 2 jam. Begini penuturan sosok yang akrab disapa BW itu.

Begitu saya keluar dari mobil, ada anggota Bareskrim AKBP Denny mulai menyerahkan 2 surat. Itu udah mulai rintik-rintik itu. Dua surat itu adalah surat penangkapan dan surat penggeledahan.

Setelah itu saya usul, ini di tengah jalan. Saya bilang, sebaiknya kita ke pinggir saja, di situ ada Ceria Mart. Di situ 2 surat itu saya baca agak teliti. Sebelum saya baca, saya panggil anak saya yang nomor 2 untuk sama-sama membaca. itu juga proses pembelajaran bagi dia, karena apapun bisa terjadi. Saya panggil Izzat Nabila (20) menemani saya. Terus saya kasih tau Izzat saya kan juga penyidik dan lawyer, jadi saya bilang, ini ini ini, Zat.

Saya bilang sama petugas (Bareskrim-red), ada yang salah di surat penggeledahan menurut saya pada saat itu. Saya membahas itu. Ini nggak boleh, ini nggak boleh gini. Cuma seperti biasa, yang namanya penyidik di Bareskrim itu, pada saat itu tidak memberi kesempatan kepada saya membaca lebih teliti lagi. Jadi ditunjukkan, terus cepat-cepat diambil.

Setelah itu, tangan saya mau diborgol. Saya menolak diborgol ke belakang. Terus saya bilang, alasan pemborgolan apa ini? Saya merasa bahwa proses itu sudah dipersiapkan dengan sangat baik. Karena apa? Sudah ada kamera-kamera. Ada sekitar 2-3 kamera lengkap. Saat itu ada 4 kendaraan motor trail brimob dengan personel bersenjata laras panjang, isinya 8. Ada beberapa mobil yang lain. Saya merasa bahwa itu kayak disergap. Padahal saya merasa belum pernah dipanggil satu kalipun untuk proses proses pemeriksaan ini.

Saya melawan ketika saya ingin diperlakukan tidak sepantasnya dengan cara mau diborgol di belakang. Anak saya saya bilang, ini tidak benar seperti ini. Akhirnya saya diborgol di depan. Ya sudah saya ikut saja. Terus saya bilang, ini siapa yang mengendarai mobil saya? Oh itu gampang kata mereka. Saya kasih kuncinya, ya sudahlah.

Ini mobil mau diantar ke rumah nggak? Kalau diantar, saya masih pake sarung, karena sejak subuh saya belum ganti pakaian. Tapi nggak dikasih. Oke kalau begitu, saya minta yang kedua, kalau nanti di suatu tempat, tolong berhenti sebentar, saya mau buang air kecil. Tapi juga tidak bisa.

Jadi saya ada dalam keadaan under pressure itu. Tidak bisa buang air kecil, pakaian saya masih seperti itu. Lalu saya diminta masuk ke dalam mobil. Ketika masuk ke mobil itulah saya meminta anak saya Izzat menemani. Jadi saya pangku dia. Mereka menyiapkan mobil yang cukup baik Fortunner. Saya pangku anak saya duduk di tengah, saya diapit oleh 2 orang Bareskrim.

Di perjalanan, saya mulai memberitahukan anak saya, Izat ini yang namanya proses penangkapan syaratnya harus seperti ini. Kalau tidak ada syarat-syarat seperti ini, ini penangkapannya salah. Mungkin percakapan sya dengan anak saya itu mengganggu sehingga kemudian salah seorang penyidik di samping kiri kanan saya mengatakan 'ada plester nggak'. Itu bagian dari terror saja.

Yang agak kelewatan sebenernya, begitu saya masuk mobil, ada seseorang yang mengatakan, Mas Mambang lupa ya sama saya? Mas bambang asal tahu saja, perkaranya ini banyak. Itu saya anggap juga sebagai sebuah teror. Maksudnya apa? Saya berhenti saya bilang, jangan bicara soal perkara, kalau bicara soal perkara nanti kalau saya sudah diperiksa.

Sudah begitu jalan itu, menuju tol Cijago, terus menuju ke sana, turun di tol Semanggi, dari situ ke Bareskrim. Prosesnya begitu.

Di dalam perjalanan itu, saya juga merasa diteror dengan yang lain-lain. Anak saya yang nomor 4 mulai ditanya2. Saya bilang, saya tidak suka dengan pertanyaan-pertanyaan di luar kepentingan proses pemeriksaan. Maksudnya apa tanya-tanya?

Nah di dalam perjalanan kan nggak enak kalau begitu. Saya mulai membuka percakapan yang ringan-ringan. Salah satu percakapan adalah soal rokok. Anak saya kan sekolah di fakultas kedokteran. Jadi dia liat ada rokok macem-macem, dia mempersoalkan. Obrolannya santai sekali.

Tapi dari semua itu saya mengapresiasi bahwa saya diperkenankan membawa anak saya bersama-sama. Setelah begitu sampai di Bareskrim, belum ada teman-teman media. Jadi saya lewat depan. Dia (penyidik Bareskrim-red) bilang oh belum ada nyamuk. Teman-teman (wartawan-red) itu nyamuk di bilang.

Bayangkan saya belum mandi, belum ini, masih pake itu. Itu udah persis teroris banget itu.

detiknews

PEJABAT AJA DIGITUIN APALAGI ANE YG BUKAN APA2 emoticon-Sorry
0
3.1K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.