BW Ditangkap karena Kasus Saksi Palsu di Sengketa Pilkada Kotawaringin Barat

JAKARTA - Mabes Polri mengonfirmasi penangkapan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto (BW) oleh Bareskrim. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F. Sompie di Mabes Polri mengatakan, Bambang ditangkap terkait dengan dugaan mengarahkan saksi palsu dalam sidang sengketa Pilkada Kotawaringin Barat tahun 2010.

Mabes Polri mengaku telah memiliki bukti yang kuat. “Penyidik telah memiliki barang bukti berupa dokumen, keterangan saksi, dan ahli,” kata Sompie. Di persidangan MK, Bw menjadi pengacara.

Terkait tindakan selanjutnya, Polri belum memastikan akan menahan BW atau tidak. “Kami belum pastikan, apakah perlu ditahan lebih lanjut," ujarnya ditemui di kantor Bareskrim.

Yang jelas, penangkapan ini dikarenakan laporan masyarakat beberapa waktu lalu. Laporan itu baru dilakukan pada 15 Januari 2015. "Karena baru saja lapor, ya kami baru bergerak ‎,” paparnya. Soal siapa yang melaporkan, Ronny berjanji akan mengumumkannya, setelah mendapat penjelasan dari Bareskrim

Deputi Pencegahan KPK Johan Budi S.P di gedung KPK mengungkapkan Bareskrim Mabes Polri telah menangkap Bambang Widjojano pagi tadi.”Benar, Pak Bambang ditangkap pagi tadi saat mengantar anaknya sekolah," kata Johan. (Fadhil Al Birra/idr/sof/dio)

http://www.jawapos.com/baca/artikel/...waringin-Barat


Komen ane :

Kasus terjadi 2010
udah diputus oleh MK
putusan MK bersifat final & mengikat.
posisi BW saat itu sbg pengacara (bukan saksi)

kok bisa... dituduh bersaksi palsu..??
harusnya kan ber pengacara palsu...


dah gitu putusan udah final.
selesai perkara ..

lalu skr bareskrim mau apa ?

mau menganulir putusan MK ?
harusnya mahfud MD di gugat jg dong ??
bupati kotawaringin pun harus dinonaktifkan pula dong ??,

lalu ngerti gak arti PUTUSAN BERSIFAT FINAL & MENGIKAT ???


Kalo mau ribut ya sebelum diputus atuh mas broo....



BW disergap. bukan ditangkap.
seolah mau menghilangkan barang bukti / kabur...
bukan pula dipanggil / dipanggil paksa.
padahal kasus dr 2010.