Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Budaya
  • .: PULAU MADURA (PART I), PUTRI TUNJUNGSEKAR TAK BERSALAH :.

KhaYuAvatar border
TS
KhaYu
.: PULAU MADURA (PART I), PUTRI TUNJUNGSEKAR TAK BERSALAH :.
.: PULAU MADURA (PART I), PUTRI TUNJUNGSEKAR TAK BERSALAH :.

Kali ini Pakde mau berdongeng tentang legenda. Namanya legenda, bisa benar, bisa tidak. Terlepas dari itu, legenda sudah diceritakan turun temurun dan sebagian dipercaya kebenarannya.

Legenda kali ini adalah tentang asal usul pulau Madura, pulau dengan julukan "pulau garam" ini. Madura identik dengan sate dan soto, juga celurit dan tongkat madura dan logatnya yang khas. Pulau di utara pulau Jawa ini terdiri dari 4 kabupaten dan termasuk provinsi Jawa Timur.

Konon pada jaman dahulu pulau Madura merupakan pulau yang terpecah, tidak satu kesatuan seperti sekarang. Yang tampak hanyalah puncak bukit, yang sekarang mungkin disebut gunung Geger di kabupaten Bangkalan dan gunung Pajudan di kabupaten Sumenep.

Alkisah ada suatu negara bernama Medang Kamulan yang dipimpin oleh raja yang bernama Prabu Giling Wesi yang bergelar Sang Hyang Tunggal. Menurut sebagian orang, negara tersebut berada di antara gunung Semeru dan gunung Bromo.

Raja mempunyai anak gadis yang cantik, ramah dan sopan bernama putri Tunjungsekar (Putri Kuning / Potre Koneng). Suatu malam, sang putri yang belum menikah bermimpi kemasukan bulan melalui mulutnya. Bulan tersebut terus masuk ke dalamnya dan tak keluar lagi.

Beberapa bulan setelah mimpi tersebut, Tunjungsekar hamil tanpa diketahui siapa ayah dari calon bayi tersebut. Padahal Tunjungsekar belum menikah dan belum pernah berhubungan dengan pria manapun. Hal ini menyebabkan raja kaget bukan kepalang dan bertanya bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Tunjungsekar juga tidak tahu bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Tiba-tiba putri teringat tentang mimpi anehnya beberapa bulan sebelumnya. Tunjungsekar menceritakan mimpi tersebut kepada ayahnya dan mengatakan bahwa dirinya hamil karena mimpi itu.

Demi mendengar pengakuan putrinya, raja bukannya melunak, tapi justru meledak amarahnya. Raja menganggap putrinya berbohong dan mengada-ngada. Karena takut kehamilan putrinya yang tanpa suami membuat aib bagi kerajaan, maka raja memanggil patihnya yang bernama Pranggulang untuk membunuh Tunjungsekar.

Patih membawa putri ke sebuah tempat untuk dieksekusi. Namun setiap kali pedangnya mengenai tubuh sang putri, pedang tersebut jatuh ke tanah dengan sendirinya. Hal ini terjadi hingga 3 kali.

Patih termenung lalu kemudian berkesimpulan bahwa putri tidak bersalah. Patih Pranggulang akhirnya berbalik ingin menyelamatkan sang putri dengan membawa Tunjungsekar ke luar wilayah kerajaan ke arah utara. Mulai saat itu, patih Pranggulang berjanji untuk tidak kembali ke istana dan mengganti namanya menjadi Kyai Poleng (sekarang Poleng merupakan sebutan untuk kain tenun Madura).

Kyai Poleng terus membawa putri ke arah utara hingga sampai pada sebuah pantai. Di pantai tersebut, Kyai Poleng membuat rakit untuk menyeberangkan Tunjungsekar ke daratan di seberang. Sebelum berangkat, Kyai Poleng membawakan Tunjungsekar bekal makanan dan berpesan apabila butuh bantuannya, Tunjungsekar cukup menghentakkan kakinya ke tanah sebanyak tiga kali maka Kyai Poleng akan datang.

Singkat cerita, putri Tunjungsekar sampai pada sebuah daratan. Sebagian orang percaya bahwa daratan tersebut sekarang adalah gunung Geger di kabupaten Bangkalan, tempat yang diyakini sebagai awal mula pulau Madura. Tunjungsekar turun dari rakit dan merasakan sakit luar biasa pada perutnya.

Tunjungsekar menghentakkan kakinya tiga kali untuk memanggil Kyai Poleng. Akhirnya dengan bantuan Kyai Poleng, Tunjungsekar melahirkan seorang putera yang diberi nama Raden Segara, orang pertama yang lahir di Madura. Setelah membantu putri Tunjungsekar, Kyai Poleng kembali menghilang.

Lalu dari mana asal kata Madura? Setelah melahirkan Raden Segara, putri Tunjungsekar berjalan menjelajah daratan baru yang sekarang didiami itu. Tunjungsekar menemukan sebuah dataran luas dimana terdapat pohon dengan sarang lebah yang besar.

Ketika mereka mendekati, secara ajaib lebah-lebah tersebut terbang menjauh dan meninggalkan begitu banyak madu di sarangnya. Mereka pun menikmati madu tersebut dan menamai daerah tersebut dengan Madura, yang berasal dari kata "madu e ra-ara" (madu di dataran luas). Nantinya daerah ini semakin berkembang menjadi pulau Madura yang kita kenal sekarang.

Apa yang terjadi kemudian dengan Raden Segara dan ibunya Putri Tunjungsekar? Mau tahu kelanjutannya? Tunggu cerita Pakde selanjutnya di PULAU MADURA (PART II), RADEN SEGARA KEMBALI KE MEDANG KAMULAN

.: PULAU MADURA (PART I), PUTRI TUNJUNGSEKAR TAK BERSALAH :.

- legenda -

Pakde Blangkon,
Diolah dari berbagai sumber
--------------------------
Photo Credit : http://rotyyu.files.wordpress.com/20...10702-1010.jpg
Diubah oleh KhaYu 20-07-2013 18:15
0
15K
11
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Budaya
BudayaKASKUS Official
2.3KThread1.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.