Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

galonPATAHhatiAvatar border
TS
galonPATAHhati
Bripda Taufik, Polisi yang Tinggal di Kandang Sapi


Tribun Jogja/Santo Ari
Bripda Muhammad Taufik Hidayat saat
menunjukkan rumahnya. Ia dan keluarga tingga
di bangunan yang sebelumnya adalah kandang
sapi.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tak ada kata
pantang menyerah dalam menggapai cita-cita.
Begitu pula apa yang dialami Bripda Muhammad
Taufik Hidayat, polisi muda yang baru lulus dari
SPN (Sekolah Polisi Negara) Selopamioro, akhir
tahun 2014 kemarin.

Berbekal niat dan keteguhan hati Taufik yang
berasal dari keluarga tidak mampu dan tinggal di
bangunan bekas kandang sapi mampu
mewujudkan cita-citanya untuk bergabung
bersama Polri.

Sangat miris ketika melihat rumah polisi muda
putra dari pasangan Triyanto dan Martinem ini.
Bangunan semi permanen di Jongke Tengah,
Sendangadi, Mlati, Sleman, yang dulunya
difungsikan sebagai kandang sapi oleh kelompok
peternak di kampungnya, dialih fungsikan
sebagai tempat bernaung bagi Ayah dan ketiga
adiknya.

Tak berada jauh dari bangunan tersebut, masih
berdiri kandang dengan sapi-sapinya. Bau
kotoran sapi sudah menjadi kesehariannya.
Dinding Batako tidak menutup semua bangunan
tersebut, ada rongga besar yang menganga dan
hanya tertutup kain. Begitu pula pintu rumahnya
yang juga terbuat dari kain seadanya. Apabila
hujan turun tentu saja air akan masuk ke dalam
rumah yang tidak terlindung sepenuhnya itu.
Apabila cuaca dingin, hanya selimut yang bisa
menghangatkan keluarga itu. Tak ada lemari di
rumah tersebut, baju-baju Taufik termasuk
seragamnya hanya menggantung di besi yang
melintang dalam kamar. Kasur yang digunakan
pun sudah kotor dan berlubang, hingga kapuk-
kapuk di kasur bisa menyembul keluar.

Cerai

Mulanya memang Taufik sekeluarga hidup satu
rumah, akan tetapi setelah orang tuanya bercerai
dua tahun lalu, dia bersama ayah dan ketiga
adiknya terpaksa hidup di bangunan yang sangat
sederhana itu. Rumahnya terdahulu dijual oleh
ibu kandungnya dengan maksud untuk membeli
rumah yang baru.

Akan tetapi uang hasil penjualan tersebut tidak
cukup untuk membeli rumah, akhirnya mereka
mendapat sumbangan bangunan dari kelompok
ternak dari kampung untuk ditinggali. Sedang
ibunya saat ini hidup bersama suaminya yang
baru.

"Saya berangkat dari rumah jalan kaki, karena
hal tersebut saya terlambat dinas, dan harus
dihukum," ujarnya, Rabu (14/1).
Kejadian tersebut baru terjadi senin (12/1/2015)
kemarin, saat dia baru saja masuk di satuan
Sabhara Polda DIY. Sebelumnya saat pendidikan,
Taufik tinggal di asrama. Hari pertamanya
diwarnai hukuman, karena dia terlambat datang
untuk apel pagi yang seharusnya pukul 06.30,
tetapi dia baru bisa sampai di Polda DIY pukul
08.00.

Bagaimana tidak terlambat, Taufik harus jalan
kaki sejauh lebih dari 5 kilometer. Taufik
mengaku mulai berangkat sejak Subuh, sebelum
matahari mulai bersinar. Selain berjalan, kadang-
kadang dia berlari untuk mengejar waktu.

Taufik sendiri tidak mempunyai kendaraan
bermotor, yang diapunya adalah colt pick up ,
yang dipakai ayahnya untuk bekerja sebagai
buruh serabutan.

"Saya mengaku kepada atasan harus jalan kaki
dari rumah, mereka tidak langsung percaya, dan
mengecek rumah saya," ujarnya.


miiris gaan yang lain sibuk korupsi pak taufik ini sibuk mengabdi pda negara
semoga dapat sorotan dari negara emoticon-Berduka (S)

Diubah oleh galonPATAHhati 15-01-2015 00:09
0
4.8K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.