Ini peraturan yang berlaku di kerajaan antah berantah:

- Pasal (1). Raja tak pernah salah
- Pasal (2). Jika raja terbukti salah, lihat pasal (1)

Ceritanya, sang raja akan memilih Kapasri (Kepala Pasukan Negeri), untuk mengganti Kapasri yang sudah mendekati masa pensiun. Ada 5 nama yang diajukan, tapi raja hanya memilih 1 calon tunggal. Raja sebenarnya tahu track record buruk calon yang diajukannya, tapi karena desakan mantan raja sebelumnya, maka sang raja tetap mengusulkan kandidat yang diduga terlibat korupsi ini.

Akhirnya, sang raja dibuat malu bukan kepalang, karena satu-satunya kandidat yang diajukannya, ternyata ditetapkan menjadi tersangka. Istana langsung geger. Kalau sampai raja ketahuan salah, rakyat bisa marah, apalagi saat kampanye dulu sang raja berkoar-koar hanya akan memilih Kapasri yang berintegritas.

Maka disusunlah skenario lolos dari jebakan malu. Untuk sementara rang raja diminta diam, tak melayani wawancara wartawan. Padahal sebelumnya raja dikenal piawai memanfaatkan media untuk membangun image alias pencitraan dirinya.

Hanya jubir istana yang sibuk ngeles sana, ngeles sini. Cari-cari alasan agar raja tak dipersalahkan, mengingat 3 bulan sebelumnya calon Kapasri ini sempat masuk bursa menteri kerajaan, tapi di-stabilo ungu karena diduga korupsi. Dan raja juga tahu persis stabilo itu.

Kata jubir istana, "Raja mengedepankan asas praduga tak bersalah. Karena calon Kapasri belum pernah menjalani proses hukum, maka tuduhan yang dilontarkan selama ini hanyalah sebatas asumsi. Lagipula, nama-nama calon Kapasri itu berasal dari pihak lain yang melakukan penjaringan calon. Raja hanya memilih salah satunya. Jadi, kalau misalnya raja nanti bilang bahwa itu ‪#‎BukanUrusanSaya‬ ya jelas tidak salah!"