1. Kemiripan dengan kasus penyanderaan di Australia

Kasus Charlie Hebdo memiliki beberapa kemiripan dengan kasus penyanderaan di Brisbane Australia, yakni TKP berada di areal atau yang dekat dengan media. Di mana di Australia penyanderaan dilakukan di Lindt Cafe di Martin Place tepat di depan sebuah kantor media Australia Channel 7, sedangkan di Paris berada di kantor media itu sendiri. Beberapa pengamat keamanan di Australia menduga sebenarnya target penyanderaan bukan di Lindt Cafe, namun di kantor Channel 7, tetapi karena beberapa hal mereka para pelaku mengalihkan di Lindt Cafe, hal ini bisa dilihat dari cara pelaku memperlihatkan bendera ISIS di sisi jendela yang tampak dari kantor Channel 7, sepertinya para pelaku bertujuan menyampaikan pesan ke seluruh dunia bahwa ini adalah perilaku dari ISIS.

Mungkinkah dua kasus ini terkait? Dengan tujuan yang sama? Yakni ingin menyampaikan pesan secara massif melalui media ke dunia bahwa Islam merupakan agama yang radikal penuh dengan kekerasan? Walaupun melaui bendera ISIS namun ISIS membawa-bawa atribut agama Islam, sehingga citra buruk akan berakibat pula pada Islam.

2. TKP merupakan salah satu daerah dengan kontrol penggunaan senjata paling ketat di dunia.

Yang menarik di sini ternyata tempat kejadian perkara (TKP) berada di salah satu dari daerah dengan pembatasan senjata paling ketat di Dunia. Hal ini juga disinggung oleh tokoh kawakan Donald J. Trump pada akun Twitter-nya:



Hmmm… lalu senjatanya dapat dari mana ya? Oya juga rompi anti pelurunya, magazin-nya, lengkap banget, dapet dari mana ya?

3. Misi membunuh bukan misi bunuh diri.

Kasus ini unik, kenapa? Karena apabila ini aksi teror maka biasanya teroris melakukan aksi dengan cara bunuh diri, tapi ini bukan misi bunuh diri, melainkan misi membunuh, apakah sekarang teroris sudah mulai mengganti SOP-nya? Wallahua’lam.

Yang jelas teroris mengeksekusi korbannya dengan bom mungkin sudah mainstream, maka ketika mereka mengeksekusi ala insiden lapas Cebongan, kesan kejam, sangat kejam melekat lebih kuat dari pada korban bom bunuh diri. Ini seperti mengirimkan pesan dengan pesan yang sangat kuat agar tidak mudah dilupakan oleh semua orang.

4. Pelaku meninggalkan tanda pengenal

Saya yakin semua orang akan setuju apabila saya menyebut bahwa pelaku sangatlah professional begitu melihat video rekaman amatir terjadinya pembunuhan di kantor Charlie Hebdo, bagaimana tidak, mereka melakukannya tidak lebih dari 5 menit, cara memegang senjata ala militer terlatih, menggunakan rompi anti peluru, menembak jatuh polisi dari jarak yang tidak mudah bagi amatir, tetap membuka pintu mobil ketika turun (seperti polisi ketika sedang melakukan penyerbuan), pergerakan mereka seakan-akan telah melakukan hal itu berkali-kali hingga terbiasa tanpa ada cacat. Tapi tiba-tiba kesan profesional-nya hilang begitu saja dan berubah jadi amatiran yang konyolketika ternyata salah satu dari pelaku meninggalkan kartu identitas mereka di mobil yang digunakan untuk melarikan diri. Bukankah ini sangat aneh? Lalu sebenarnya mereka itu penjahat profesional atau amatir? Ini seakan-akan setelah mereka kabur mereka membuka dompet mengambil KTP dijatuhkan ke mobil, lalu bilang “ah aku tinggalin KTP ah, barangkali nanti ada yang pengen tau siapa aku”. Konyol bukan?

5. Salah satu pelaku menyerahkan diri pada hari itu juga

Setahu saya belum pernah ada seorang teroris extrimis fanatis yang menyerahkan diri karena kejahatannya, apalagi diwaktu yang sangat singkat, biasanya para teroris extrimis fanatis akan memilih mati daripada harus tertangkap dan disiksa untuk membocorkan jaringannya. Jelas ini bukan karakter seorang teroris. Dan katanya karena inilah pemerintah Prancis langsung mendapatkan identitas 2 pelaku lainnya yang kabur hanya dalam waktu sehari. Hmmmm…. Seakan-akan sudah diskenario dengan cara mengerucutkan target untuk menghindari bermunculan spekulasi-spekulasi dan opini publik di masyarakat, jadi fokuslah pada 2 orang tersebut, karena dia sudah pasti pelakunya, case closed, hunting started!

Apakah Anda percaya bahwa orang yang disebut “menyerahkan diri” adalah pelaku yang menyerahkan diri? Anda yakin?Bagaimana kalo misalnya kejadiannya seperti ini: si pelaku adalah 2 pasukan elit yang terlatih dari negeri antah berantah setelah mereka melakukan aksi kejahatannya mereka kabur dengan meninggalkan identitas kamu pada mobil yang digunakan untuk kabur, lalu polisi menemukan identitas kamu di mobil tersebut, kamu dituduh terlibat aksi kejahatan itu padahal sebenarnya tidak, identitas kamu disebar di media massa, apakah kamu akan diam saja? Tentu saja kamu akan segera mencoba mengklarifikasi kesalahan itu bukan? Caranya adalah dengan datang ke kantor kepolisian untuk meluruskan tuduhan itu. Nah ketika kamu ke kantor polisi kamu langsung ditangkap dan dipenjara, lalu langsung diberitakan ke semua media masa bahwa salah satu pelaku telah menyerahkan diri, apa yang bisa kamu lakukan sekarang untuk membela diri?

6. Twitter tentang Al-Baghdadi ISIS

Beberapa pengamat mengatakan bahwa aksi pembantaian tersebut dilakukan secara terencana, bisa dilihat dari para pelaku yang beraksi pada hari rabu, dimana pada hari itu para pelaku sudah tau akan ada rapat redaksi, tapi apakah benar hal itu juga dikarenakan twit Charlie Hebdo tentang pemimpin ISIS Al-Baghdadi? dan itu hanya berselang kurang dari satu jam sebelum kejadian, apakah pelaku merencanakan pembunuhan karena twit yang hanya dalam waktu kurang dari 1 jam? Kalo benar begitu ini perencanaan pembunuhan paling rapi dan paling cepat yang pernah ada! Dan juga kok bisa Charlie Hebdo memposting twit itu pas hari rabu? Mungkin ini hanya kebetulan semata, atau jangan-jangan pelaku ingin cepat-cepat beraksi setelah twit tentang ISIS muncul pas hari Rabu dan jangan sampai ada twit baru karena dengan begitu twit terakhir ini akan dihubung-hubungkan dengan kejadian itu oleh publik.