Quote:
Jokowi: Saya Bekerja Bukan untuk Popularitas, Tapi untuk Rakyat
Liputan6.com, Bandung - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada bulan November 2014 kemarin menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter untuk jenis Premium dan Solar.
Banyak kalangan yang kecewa dengan kebijakan yang telah diambil oleh Presiden Jokowi tersebut karena keputusan itu akan menurunkan tingkat popularitasnya mengingat keputusan tersebut diambil satu bulan setelah dirinya dilantik.
Namun begitu, Jokowi mengaku keputusannya menaikkan harga BBM tersebut adalah keputusan yang tepat dan tidak mempersoalkan popularitasnya.
"Banyak yang menyampaikan ke saya, kalau BBM naik, nanti popularitas saya akan turun anjlok. Saya sampaikan saya bekerja tidak untuk popularitas, saya kerja untuk rakyat," kata Jokowi di Hotel Trans Luxury, Bandung, Senin (12/1/2015).
Dijabarkannya, memang dalam waktu sesaat banyak masyarakat menilai kebijakan itu akan lebih menyengsarakan rakyat dimana akan membuat harga-harga barang kebutuhan akan naik.
Namun Jokowi tak memperdulikan hal itu, dirinya mengaku dalam jangka panjang, apa yang sudah menjadi keputusannya tersebut akan dapat dirasakan rakyat suatu saat nanti, dan rakyat baru dapat menilainya kembali.
"(Popularitas) Anjlok ya silahkan, tapi hitung-hitungan saya tadi penghematan subsidi dipakai untuk waduk, pelabuhan, bandara dan lainnya, lebih masuk. Jadi sudah saya tidak berpikir masalah popularitas, apa hubungannya dengan pekerjaan saya? Tidak ada," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta itu. (Yas/Gdn)
http://bisnis.liputan6.com/read/2159...i-untuk-rakyat
asal dijelaskan sejelas2nya secara transparan, rakyat mungkin mau mengerti kebijakan yang tidak populer..
harus transparan juga penggunaan dananya bos..