Cardingadalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain, yang diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet. Sebutan pelakunya adalah “carder”. Seorang pelaku carding (carder) tidak perlu mencuri kartu kredit orang lain tersebut untuk melakukan transaksi di internet. Sebagai informasi, transaksi kartu kredit di internet cukup dilakukan dengan memasukkan nomor kartu kredit dan nomor rahasia yang biasanya terdiri dari 3 digit di balik kartu dan nomor kadaluarsa kartu tersebut.

Semakin banyaknya grup di jejaring sosial Facebook yang membahas mengenai carding menjadi tempat berkumpulnya para carder (pelaku carding) dan ripper (penipu). Sebagian besar anggota grup masih berstatus sebagai pelajar, bahkan ada yang masih SMP sudah mencoba melakukan kejahatan carding. Di grup tersebut mereka saling memamerkan hasil kerjanya, baik itu yang masih berupa invoice atau yang sudah mendapatkan barangnya, dan tidak sedikit dari mereka yang gagal beralih menjadi ripper untuk menipu para calon carder dengan menawarkan jasa order atau berjualan data kartu kredit.

Akhir-akhir ini mereka membeli berbagai barang dengan data kartu kredit ilegal di toko online ternama di Indonesia, yaitu LAZADA. Sebagian besar dari mereka menggunakan kartu kredit yang dikeluarkan oleh Bank Bukopin. Memang tidak semua berhasil, dan kalaupun berhasil sampai tahap pemrosesan itupun belum tentu barang dikirim dari pihak Lazada. Tapi tidak sedikit dari mereka yang lolos dan akhirnya mendapatkan barang yang mereka inginkan.

Saya yakin pasti ada anggota dari grup carding yang membaca thread ini. Ingat masa depanmu, nak!! Itu hanyalah kebahagiaan yang bersifat sementara. Hasil yang kamu dapatkan tidak sebanding dengan sanksi yang kamu terima jika kamu tertangkap.