Perjalanan malam hari melebehi jam 24.00 memang melelahkan terutama bagi sopir. Malam itu rombongan mahasiswa dari Jogja berangkat ke Sumenep Madura dengan satu mobil. Hampir semua mahasiswa tidur kecuali yang di samping sopir.

Namun perjalanan itu tidak begitu nyaman karena banyak sekali perlintasan kereta api terutama dari Madiun sampai Mojokerto, sedangkan si sopir tidak mengerem sama sekali, sehingga para mahasiswa yang tidur pun ikut ngomel.

“Ini naik mobil kok seperi naik dokar ikut balapan paris–dakar ya…”

“Maaf mas nggak lihat kalau ada lintasan kereta api. Eh…makanya kamu kalau bertahu aku jauh-jauh kalau mau lewat lintasan kereta api…Navigator itu seharusnya begitu” ucap sopir kepada mahasiswa yang dipinggirnya.

“Saya kan juga tidak tahu mas…Kan gelap…”

“Tapi kan ada tandanya…”

“Tandanya apa…”

“Itu biasanya ada rambu-rambunya…”

“Tapi itu kan kalau sudah dekat baru ada rambu-rambunya…”

“Ya sudah begini saja, kalau dari kejauhan kamu lihat ada dua tiang yang berhadapan itu berarti tanda akan melintasi kereta api…”

“Siap mas….”

Begitulah akhirnya setiap ada tiang yang saling berhadapan mahasiswa itu memberi tahu sang sopir sehingga perjalanan menjadi nyaman hingga kemudian melewati jembatan suramadu.

Namun tiba-tiba mahasiswa itu memberi aba-aba,

“Awas pelan mas, mau lewat rel kereta !”

Si sopir pun pelan-pelan,

“Mana ada rel kereta api di Madura? Kereta apinya Mbah kamu apa?”

“Maaf mas saya agak ngantuk, habisnya tadi kelihatan ada dua tiang berhadapan di pinggir jalan, eh ternyata tiang listrik dan tiang telepon..”

“Oke biar tidak ngantuk, bagaimana kalau kamu saya beri tebakan..”

“Siapp”

“Tahu nggak kenapa di Madura tidak ada rel kereta api?”

“Kenapa ya…saya tidak tahu Mas…”

“Karena pemerintah sudah tahu, kalau dibangun rel kereta api bakalan banyak yang hilang besinya.”

“Oh begitu ya…kenapa hilang mas?”

“Ya dicuri dijadikan besi tua…makanya jembatan suramadu itu besinya dibalut pakai semen. Kalau tidak bisa cepat roboh itu jembatan. Bautnya saja banyak yang hilang…”

“Oh iya..iya…saya baru tahu…memangnya rel kereta api hanya bisa dijadikan besi tua ya?”

“Ya tidak, bisa juga dibuat celurit…”

“Untuk apa mas celurit?”

“Ya buat nyelurit orang-orang yang ngantuk dan tidur di mobil…”

“Wuih..wuih…yang benar saja mas. Hei teman…teman bangun semua. Ini sudah sampai Madura, jangan tidur nanti mau dicelurit orang Madura…”

Semua mahasiswa bangun dari tidur dengan kaget, sedangkan sang sopir tampak gembira karena kini banyak yang terjaga…

“Haha…tertipu semua…” gumam dalam hatinya.