Pada siang hari, terjadilah pertemuan antara para hewan yang ada di hutan tersebut. Pertemuan diselenggarakan di Rumah Pak Harimau. Tapi, tampaknya cuaca buruk menghantui hutan ini sehingga yang hadir di pertemuan hanyalah Ibu Rusa, Ibu Gajah, Pak Jerapah dan Pak Singa.
Ibu Rusa : "Cuacanya dingin banget, sih!"
Pak Singa : "Tidak juga ah, biasa aja."
Pak Jerapah : "Itu karena kamu punya bulu!"
Pak Singa : "Ah, ya juga."
Pak Jerapah : "Singa... Singa... selalu saja ngomong seenaknya saja."
[Pak Singa dan Pak Jerapah saling melotot satu sama lain.]
Ibu Gajah : "Sudah, sudah... Tidak baik bertengkar disini, Ayah."
Pak Singa dan Jerapah : "Ah, cuma bercanda aja tadi!"
Ibu Rusa : "Terus disini kita mau ngapain?"
[Hening sejenak.]
Pak Jerapah : "Oh ya, Pak Harimau ingin mengungkapkan sesuatu disini."
Ibu Gajah : "Lalu dimana Pak Harimau?"
Ibu Rusa : "Jangan-jangan..." *nada takut*
Pak Jerapah : "Gak usah takut, ada Pak Singa disini."
Pak Singa : "Santai aja, ah biar ku cari saja tuh tiruan!"
[Pak Singa meninggalkan tempat.]
Ibu Gajah : "Ada yang lihat Pak Harimau sebelumnya, gak? Jujur aja, aku gak lihat lagi hari ini."
Ibu Rusa : "Kemarin sore, aku mengantar Pak Harimau pergi ke luar hutan. Tapi, aku gak tau kemana dia."
Ibu Gajah: "Pak, masih ingatkan pembahasan kita soal senapan kemarin..."
Pak Jerapah : "Isshh...Bu. Jangan sudzon begitu. Kita belum punya bukti yang kuat."
Ibu Gajah : "Kata para penghuni hutan, mereka menemukan banyak darah."
[Kata-kata Pak Jerapah dan Ibu Gajah membuat Ibu Rusa ketakutan. Pak Singa kemudian datang.]
Pak Singa : "Eh, Rusa... kenapa kamu?"
Ibu Rusa : "Tidak... Tidak apa-apa?"*nada gugup*
Pak Singa : "Ah, Nadamu terlihat sebagai seorang kriminal saja. Eh, apa yang kalian lakukan pasutri? Perasaan situasinya biasa aja."
Ibu Gajah : "Gak tau, kami cuma ngebahas soal senapan sama darah..."
Pak Jerapah : "Apa kamu menemukan Pak Harimau, Singa?"
Pak Singa : "Ah, aku tidak menemukannya. Mungkin kata ibu gajah ada benarnya, aku berasumsi dia terbunuh."
Pak Jerapah dan Ibu Gajah : "Apa!?"*nada kaget
[Ibu Rusa semakin tertekan]
Ibu Gajah : "Jangan mengatakan hal buruk sesuka hatimu. Kau selalu saja begitu!!"*nada kesal
Pak Singa : "Ah, Ya ampun. Kita harus menerima semuanya yang terjadi. Hidup kita berada di tangan tuhan, Bu!
Ibu Gajah : "Kau keras kepala, sih. Ditegur tapi malah ngeledek!"
Pak Jerapah "Hei... Hei... kenapa jadi belibet gini? Rusa, kenapa kau mengigil seperti itu?"
Ibu Rusa : "Sudah, ini salahku! Ini salahku! Aku yang mengantarkan Pak Harimau ke luar pulau tapi tak menemaninya! Harusnya aku menemaninya! Aku menemaninya! Pak Harimau sudah mati dan dikuliti sekarang! Aku tidak mau memaafkan diriku sendiri! Jika masih hidup, aku akan berjanji mencarinya lagi! Mencarinya lagi.
[Ibu Rusa pergi dan menangis histeris dibalik layar. Terdengarlah suara ketukan pintu.]
Pak Jerapah : "Siapa itu!?"
Pak Singa : "Ah, itu dia!"
[Pak Harimau membawakan kue ulang tahun untuk Ibu Rusa.]
Ibu Gajah : "Jadi, kamu masih hidup!"
Pak Harimau : "Hidup!? Ada apa ini, aku dikira mati! Itu kerjaanmu lagi kan, Pak Singa!"
Pak Singa : "Ehehehe... Eh, Rusa kesini dong? Kau gak apa-apa kan?"
Ibu Rusa : "Ih, Singa... Tak akan kumaafkan kamu! *lari dan menyubit lengan pak singa. Ini adalah salah satu ulang tahun terbaikku! *memberikan jempol pada pak harimau.
Pak Harimau : Maafkan aku, sebenernya aku pingin buat pesta hewan yang dihadiri seluruhnya. Tadi, aku membeli kue dan peralatannya. Sayangnya keburu cuaca buruk, jadinya aku hanya membeli kuenya saja. Dan aku tadi nunggu cuaca agak baikan buat kesini."
Ibu Rusa : "Sekali, aku terimakasih padamu telah merayakan pesta hutan untukku."
Pak Singa : "Ah, aku kan yang meniup lilinnya!"
Mereka tertawa dan merayakan pesta hutan untuk ulang tahun Ibu Rusa.