Perubahan Jadwal Terbang Air Asia Sudah Tiga Bulan

http://www.jurnas.com/news/168513/Pe...litik-Keamanan

PERUBAHAN jadwal penerbangan maskapai penerbangan Air Asia di Indonesia ternyata telah berlangsung selama tiga bulan terakhir. Awalnya, Indonesia Air Asia (IAA) operator Air Asia, telah mendapatkan persetujuan dari Indonesia Slot Coordinator (IDSC) mendapatkan tujuh hari penerbangan. Asia Air kemudian mengajukan permintaan sesuai dengan sisa angkut yang ada di Indonesia yakni empat kali penerbangan pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu. Namun, dalam tiga bulan terakhir ini pihak maskapai tersebut melakukan perubahan penerbangan pada Senin, Rabu, Jum’at dan hari Minggu.

Nah, masalahnya, Indonesia Asia Air (IAA) baru mengajukan perubahan jadwal penerbangan setelah pesawat Asia Air QZ8501 dinyatakan hilang kontak, Minggu (28/12) lalu. Bagi Kemenhub, pengajuan perubahan jadwal penerbangan pesawat naas tersebut itu sudah terlambat.

“Tanggal 28 lalu, Indonesia Air Asia (IAA) mengajukan permohon perubahan jadwal tetapi setelah kejadian (pesawat hilang kontak) baru diajukan permohonan usulan perubahan tetapi kan tidak bisa,”kata Plt Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Djoko Murdjatmodjo, di Jakarta, Senin (5/1).

Karena itu, Djoko menegaskan, bukan kesalahan Kemenhub yang terlambat memberikan persetujuan dan memang Kemenhub menolak memberikan persetujuan perihal pengajuan permohon perubahan jadwal pihak Asia Air. Akan fatal bagi Kemenhub sendiri setelah pesawat itu dinyatakan hilang kemudian pihaknya memberikan persetujuan atas perubahan jadwal diajukan pihak Asia Air QZ8501rute Surabaya-Singapura.

“Kemenhub bukan terlambat memberikan persetujuan dan memang kita tidak memberikan persetujuan dan kalau ketahuan bisa diputihkan,” katanya.

Menurutnya, air line rute international sebelum mengantongi izin rute dan jadwal terbang, maka maskapai penerbangan tersebut harus meminta duhulu slot penerbangan dari Indonesia Slot Coordinator (IDSC), sebagai lembaga dibawah Kementerian Perhubungan yang berwenang mengatur jadwal dan rute penerbangan di udara Indonesia.

Slot itu harus parring, artinya di bandara keberangkatan dan di bandara kedatangan harus cocok. Setelah mendapatkan izin rute terbang dari IDSC, maka maskapai penerbangan itu meminta dan mengajukan izin rute kepada pemerintah dalam hal ini Kemenhub dan otoritas bandara.

“Pemerintah mempertimbangkan berbagai aspek termasuk slot yang dialokasi oleh IDSC tadi. Setelah izin rute terbit, rute penerbangan inilah yang harus ditepati semua perusahan penerbangan. Lalu, kenapa Asia Air sampai tiga bulan melakukan penerbangan pada hari itu, itulah yang akan kita teliti dimana kesalahannya, dan mudah-mudahanya penelitian ini bisa cepat diselesaikan,” ujarnya.

Ia menegaskan, sebagaimana praktek di seluruh dunia bahwa bandar udara memiliki kepadatan penumpang mencapai 50 persen dimasukan ke dalam komite slot komite atau slot komite. Adapun di Indonesia ini terdapat sejumlah bandara yang berada dibawah slot komite karena sudah berada di kepadatan penumpang 50 persen.

“Untuk penerbangan domestic slot komite tersebut telah ditunjuk IDSC, sedangkan koordinator slot international dipegang oleh PT Garuda Indonesia yang merupakan kontak person dengan airline di seluruh dunia,” katanya.