bertujuan untuk lebih melakukan efisiensi kendaraan yang melintasi jalan di ibukota secara efektif, nampaknya pemda DKI belum kehilangan akal untuk lebih meminimalisir jumlah kendaraan pribadi. Salah satunya adalah wacana Gubernur anyar DKI Jakarta, Ahok, dalam menyoroti operasional taksi.
Ahok berpendapat bahwa armada taksi tak selalu berbentuk mobil sedan, namun juga MPV atau wagon, seperti model Daihatsu Xenia atau Toyota Kijang. Memang ada beberapa armada taksi yang telah menggunakan minibus/MPV dalam operasionalnya, bahkan Toyota Alphard telah menjadi armada taksi, namun masih dalam lingkup kelas eksekutif
"DKI juga mendorong taksi itu boleh kayak Kijang, Xenia sudah boleh, kita sudah kasih izin, jadi nggak mesti sedan," ungkap Ahok di Balai Kota, beberapa waktu lalu.
Gambarannya adalah, apabila taksi menggunakan Xenia atau Kijang maka daya tampungnya akan lebih banyak dan para penumpang tak berlu membutuhkan lebih banyak taksi.
Dimata Ahok, kebanyakan orang Indonesia memiliki kebiasaan patungan, nah kebiasaan ini yang harus mulai dibiasakan apabila ingin menggunakan armada taksi.
"Kan biasanya orang Indonesia suka patungan, kalau kamu naik taksi Kijang lumayan muatnya banyak dan lebih murah dan volume sudah di hitung, kita mau dorong seperti itu," pungkasnya.
Mungkin idenya pak Ahok terinspirasi dari kota Solo yang telah mengoperasikan armada taksi berjenis MPV, yakni Xenia/Avanza.