SENIN, 22 DESEMBER 2014 | 10:42 WIB
'Obat', Kode Fuad Amin Rayu Penyidik KPK
!['Obat', Kode Fuad Amin Rayu Penyidik KPK](https://dl.kaskus.id/statik.tempo.co/data/2014/12/03/id_348822/348822_620.jpg)
Tersangka kasus dugaan suap suplai gas, Fuad Amin, dihadang wartawan di gedung KPK, Jakarta, 2 Desember 2014. Ketua DPRD sekaligus mantan Bupati Bangkalan, diciduk KPK dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Langkah pertama yang dilakukan penyidik ketika menangkap Fuad Amin Imron adalah menyita semua telepon seluler yang ada di rumah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan itu.
Hari itu, Selasa dinihari, 2 Desember 2014, penyidik merangsek ke rumah Fuad di Kampung Saksak, Kelurahan Kraton, Kecamatan Kraton, Kabupaten Bangkalan. "Harus bergerak cepat agar Fuad tidak menelepon loyalisnya," kata seorang pejabat KPK. Di Bangkalan, Fuad memiliki pengaruh besar. (Baca: Selain Suap, Tiga Kasus Ini Bisa Jerat Fuad Amin)
Menurut pejabat KPK itu, Fuad tak bisa berbuat apa-apa ketika penyidik akhirnya mengumpulkan semua ponsel di rumah itu. Namun, tatkala melihat penyidik mengumpulkan gepokan uang di rumahnya untuk dijadikan barang bukti, Fuad buka suara.
"Ini ada 'obatnya' enggak, Mas?" ujar Fuad kepada salah satu investigator. Maksudnya, apakah persoalan itu bisa diselesaikan dengan uang.
Si penyidik tersenyum. "Kalau KPK, tidak ada 'obatnya', Pak," tuturnya. Fuad kembali membisu.
Setelah diperiksa KPK pada Jumat lalu, Fuad tak menjawab ketika ditanya soal ini. "Tanya penyidik saja," katanya. (Baca juga: KPK Sasar Anak Fuad Amin, Mata Rantai Penerima)