Suatu sore yang cerah, ketika aku sedang menikmati iklan di tv ditemani setoples kue kering dan secangkir teh hangat.
"Satria kegelapan ! Aku memerlukan bantuanmu untuk menaklukkan dunia !"
Kusentil hidung sosok yang mendadak muncul di hadapanku ini namun ia bergeming.
"Sang dewi langit telah bersabda. Barang siapa yang berhasil menyelesaikan sayembara ini maka ia berhak mendapatkan harta karun di ujung pelangi !"
Aku mengembuskan nafas panjang. Tak mungkin aku menikmati tontonanku kalau ia tidak disingkirkan, jadi...
"Baiklah. Akan kutolong. Sini"
Ia pun menyerahkan beberapa lembar kertas padaku.
"Fufufu. Sudah kuduga kau pasti akan membantuku Satria Kegelapan. Akan kuberikan kedudukan sebagai wakilku setelah kita menguasai dunia--aww" kuketok kepalanya sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.
"Begitukah caramu bicara pada orang yang menolongmu ? Lalu, jangan panggil kakakmu Satria Kegelapan ! Lagipula kulitku tidak sehitam itu..."
Hmmm...apa ini...lumayan...gokil ya guru zaman sekarang...
"Ah sang dewi juga bersabda. Apabila tidak ada satu insan pun yang berhasil menyelesaikan sayembara ini ketika manusia serigala mencapai kekuatan penuhnya, beliau akan menghancurkan segalanya dengan Brahmanda Astra"
Astra ? Wah anak ini sudah keracunan Mahabarata rupanya. Manusia serigala ? Hari ini tanggal...ah esok ya.
"Hmmm......nampaknya aku perlu bantuan Emi untuk mengerjakan ini"
"Kenapa kau harus memanggil Penyihir Merah wahai Satria ? Apa pengetahuanmu tidak cukup untuk menyelesaikan sayembara ini ?"
"Bukan begitu. Aku mau saja mengerjakan ini sendiri, tapi tak ada jaminan esok selesai loh"
Bukan. Biar ada alasan ke rumah Emi aja kok.
"Urghh...terpaksa aku harus meminjam kekuatan sang penyihir...mau bagaimana lagi !"
Sebegitu tak sukanya dengan Emi ya ?
Aku bangun, lalu siap-siap ke rumah sebelah dan ia mengikuti di belakangku.
"Eitss, mau ke mana ?"
"Bukannya kita mau ke Kuil Terlarang ?"
"Bukan kita. Aku. Kau jaga rumah"
Beberapa meter kemudian.
tok tok tok
"Oh, hai Lulu. Ada apa ?"
"Bisa minta bantuanmu ?"
"Umm, aku sendiri sedang agak sibuk..."
Rasa tolong-menolong sesama dalam diriku bangkit. "Sibuk apa ? Sini biar kubantu"
"Anu...cincin ibuku jatuh tadi waktu bersih-bersih"
"Ah masalah yang sepele. Tunjukkan TKPnya padaku"
......
Setelah menemukan cincin, akhirnya Lulu pun lupa dengan tujuan sebenarnya ke tempat Emi.
Spoiler for soal:
Bisakah kisanak sekalian menggantikan Lulu membantu adiknya untuk menyelesaikan sayembara yang dimaksud ?
