Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bangomaAvatar border
TS
bangoma
Launching Buku "KEY WITNESS": Largest Tax Scandal in Indonesia
Kemarin nubie menghadiri acara launching buku "KEY WITNESS" (yang sebelumnya berjudul "SAKSI KUNCI") karya penulis Metta Dharmasaputra. Karena kebetulan beberapa hari sebelumnya ane liat di FB nya Mas Metta.



Acara diselenggarakan di Energy Tower lt.22, SCBD. Ternyata tempat itu adalah merupakan kampus Paramadina Program Post-Graduate (Master). Dan acara tersebut bekerja sama juga dengan Habibie Center dan juga Tempo. Nubie masuk ke ruangan yang ternyata merupakan ruang kelas dan ane skip nulis nama di daftar hadir karena takut telat. emoticon-Malu (S)

Acara dipandu sama pembawa acara Mba Rahimi dengan menghadirkan pembicara Mas Metta (penulis buku) , Pak Denny Indrayana (mantan WaMen), dan Pak Wahyu Karya Tumakaka (dari Dirjen Pajak). Pak Vincent (Sang Saksi Kunci) dan Pak Abraham Samad ternyata berhalangan hadir.



Acara berlangung dalam dua bahasa, terutama bahasa inggris. Dimulai dengan pemaparan dari masing-masing narasumber. Pertama dari Mas Metta yang menjelaskan tentang proses penulisan buku itu. Mas Metta memulai dengan ungkapan bahwa tidak ada konflik pribadi antara Mas Metta dan Asian Agri serta Sukanto Tanoto. Namun semua yang ditulis di bukunya adalah karena 'panggilan' untuk melakukan investigasi dan menulis buku ini sebagai jurnalis.

Beliau mengatakan ada setidaknya empat elemen konflik yang beliau masukkan di dalam buku tersebut:

1. Konflik Vincent vs Asian Agri (Vincent mencuri dari Asian Agri)
2. Konflik TEMPO vs Asian Agri (Penulisan berita Asian Agri di TEMPO)
3. Konflik Metta vs Asian Agri (Penulisan berita Asian Agri di TEMPO)
4. Konflik Negara/Dirjen Pajak vs Asian Agri (Skandal Pajak)

Dan pada kesempatan tersebut Mas Metta ingin menggaris bawahi masalah skandal pajak. Dilanjutkan dengan pemaparan dari Pak Denny Indrayana yang turut mengawal investigasi kasus tersebut, berikut dengan peran Pak Denny bersama Bu Sri Mulyani yang menelpon Kapolri untuk menjemput Vincent kembali ke Jakarta saat Vincent melarikan diri ke Kalimantan.

Setelah acara pemaparan dibuka sesi tanya jawab. Penanya pertama adalah dari wartawan dari bidang agraris, yang menyatakan bahwa dalam dunia pertanian dan perkebunan Asian Agri justru terkenal dengan prestasinya dan sumbangsihnya terhadap pertanian dan perkebunan Kelapa Sawit Indonesia.

Penanya kedua adalah dari seorang wartawan senior. Beliau mempertanyakan kenetralan dalam penulisan karena Mas Metta mendapatkan bantuan dana sebesar Rp. 100 juta dari pengusaha Edwin Soeryadjaya dalam proses penulisan buku "SAKSI KUNCI" tersebut.

Ternyata penanya ketiga adalah seorang karyawan ASIAN AGRI yang ternyata hadir di acara tersebut. Nama karyawan tersebut adalah Pak Hadi yang ternyata namanya ditulis tanpa persetujuan yang punya nama.

Setelah itu terdapat penanya Mba Shanti yang ada hubungan dengan ASEAN serta rencana pasar bebas ASIA. Beliau menanyakan tentang apa dan bagaimana selanjutnya.

Dan terakhir ada seorang Ibu dari daerah yang bertanya dan mengusulkan agar pengurusan pajak di daerah dipermudah. Karena yang terjadi di lapangan adalah bahwa kedatangan pegawai pajak menjadi momok tersendiri.

Dalam menjawab pertanyaan pertama para narasumber menyatakan bahwa kita tidak bisa melihat orang dengan kacamata hitam putih. Karena Asian Agri bisa dianggap bersalah di satu hal, namun bisa jadi sangat berjasa dalam hal lain, dan ini patut diapresiasi.

Pada pertanyaan kedua, Metta mengiyakan bahwa beliau minta bantuan dana sebesar Rp. 100 juta kepada pengusaha Edwin Soeryadjaya. Metta pun menyatakan bahwa uang dengan jumlah sekian adalah untuk melindungi Vincent dan menyewa pengacara bagi Vincent dari berbagai ancaman yang katanya ditujukan ke Vincent.

Dalam menanggapi pertanyaan ketiga yang cukup emosional dan personal. Metta terlihat berbelit-belit hingga sempat terlontar bahwa buku "KEY WITNESS" dan "SAKSI KUNCI" adalah karya beliau pribadi dan bukan semata karya jurnalis. Yang kemudian dibantah oleh Pak Hadi bahwa di dalam pengantar jelas-jelas ditulis bahwa buku ini adalah hasil karya jurnalisme. Keberatan Pak Hadi kemudian ditulis dalam status dalam Facebook nya beliau. (ane kepo dan nyari-nyari dan akhirnya ketemu link FB nya si bapak: https://www.facebook.com/hadisusanto88 ).

Duh ane juga jadi ngerasa sih, gimana kalo ane jadi Pak Hadi yang punya anak, terus nanti si anak nanya kok nama bapak ada di buku itu. Saking panasnya saat tersebut sampai ada seorang peserta diskusi keluar ruangan.

Dan setelah itu dua pertanyaan terakhir dijawab dengan singkat oleh narasumber. Dan setelah itu mba Rahimi selaku pembawa acara menutup sesi pertanyaan dan akhirnya menutup acara tersebut.



Diubah oleh bangoma 19-12-2014 05:16
0
3.2K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.