Bersihkan Angkutan Umum dari Masalah Sosial, Jangan Bebani Penumpang
Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Permasalahan keamanan dan kenyamanan angkutan umum di Ibu Kota Jakarta adalah persoalan yang melulu timbul tenggelam. Stigma angkutan umum sebagai ancaman bagi para penggunanya sudah lama melekat.

"Angkutan umum kita dalam kondisi kritis dengan stigma yang terus melekat tersebut," kata pengamat perkotaan Yayat Supriyatna, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (11/12/2014) malam.

Bagaimana tidak, selain tempat terjadinya kejahatan, kondisi angkutan umum di ibu kota juga dinilai tidak memadai. Maksudnya usia kendaraan yang sudah tidak laik jalan namun dipaksakan untuk terus mengais rejeki dan beroperasi.

"Kendaraannya sudah tua, pelayanannya buruk lagi. Jadi, ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga, kegiles stum lagi. Ini menjadi permasalahan besar untuk mendorong angkutan umum kita bagaimana memanusiakan penumpang," kata Yayat.

Dia menilai, penumpang angkutan umum saat ini cukup terbebani. Selain harus menanggung kenaikan ongkos, mereka juga harus terbebani dengan memberi nafkah mereka-mereka yang termasuk pada permasalahan sosial, seperti pengamen, pengemis, serta kelompok-kelompok permasalahan sosial lainnya yang kerap meminta uang kepada para penumpang.

"Bersihkan angkutan umum dari pengamen, pengemis dan peminta-minta karena sudah memberatkan masyarakat, tarif angkutan umum sudah cukup mahal, kasihan penumpang kalau harus ditambah biaya menyantuni masalah sosial," kata Yayat.

Menurut Yayat, para penyandang masalah sosial ini secara psikologis kerap membuat tidak nyaman para pengguna angkutan umum, khususnya wanita. Terkadang, mereka meminta uang sembari mengancam para penumpang. Pemerintah diminta turun tangan menertibkan hal tersebut agar masyarakat merasa aman dan nyaman berada di dalam angkutan umum.

"Adalah wajar orang meninggalkan angkutan umum karena permasalahan itu, itulah yang harusnya ditertibkan. Kalau hal itu dibiarkan terus, maka ada dua risiko yang dihadapi penumpang angkutan umum, pertama menanggung masalah sosial dan kedua menanggung ancaman keamanan di angkutan umum itu sendiri," kata Yayat.

Beberapa aksi kejahatan di Jakarta terkait dengan angkutan umum. Terakhir adalah aksi penusukan seorang bandit terhadap seorang siswa SMK, FCD (16), saat tengah berada di Metromini 52 jurusan Kp Melayu-Cakung. Korban mengalami luka serius akibat ditikam penjahat jalanan karena ingin merampas telepon genggamnya.

sumur