- Beranda
- Berita dan Politik
Kapal Tiongkok Curi Ikan, Menteri Susi Ajak Mediasi
...
TS
middleware
Kapal Tiongkok Curi Ikan, Menteri Susi Ajak Mediasi
Quote:
Kapal Tiongkok Curi Ikan, Menteri Susi Ajak Mediasi
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjelaskan pihaknya kembali menangkap kapal ilegal berbendera asing di perairan Laut Arafura tepatnya di bagian Papua Timur.
"Kemarin jam 3 sore WIT kita menangkap 22 kapal berbendera Tiongkok yang melakukan illegal fishing di Laut Arafura," kata Susi dalam keterangannya kepada wartawan di Gedung Minabahari I, Jakarta, Senin (8/12).
Susi menjelaskan hasil deteksi menggunakan alat Automaic identification System (AIS) atau alat pelacak dengan standar dari International Maritim Organization (IMO), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat 22 kapal tesebut berukuran lebih dari 300 gross ton (GT).
Susi pun menjelaskan saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk melakukan mediasi dengan pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia guna membahas penindakan lebih lanjut.
"Kemarin saya berkoordinasi dengan ibu Menlu (Retno Marsudi) untuk melakukan pendekatan persuasif kepada pihak Tiongkok. Kita akan bahas dari hati ke hatiterkait komitmen bersama terkait praktik illegal fishing yang tidak ramah lingkungan," ujarnya.
Selain 22 kapal itu, KKP juga menangkap 3 kapal yang beridentitas Manokwari I, II, dan III. Tiga kapal diduga telah menyalahi aturan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) dan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI).
"Pagi kemarin ada 3 kapal yaitu Manokwari I, II, dan III yang menyalahi SIPI dan SKIPI. Saya minta pak Dirjen mencabut SIPI dan SKIPI karena tidak melaksanakan prosedur penangkapan ikan," imbuhnya.
Lalu Susi juga mengungkap masih banyak para pelaku usaha tangkap perikanan yang memanipulasi data. Jika itu masih terjadi, maka Susi tidak ragu-ragu untuk menarik izin baik SIPI maupun SKIPI. (Baca: Susi Pudjiastuti Serang Balik Pengkritik Penenggelaman Kapal)
(ded/ded)
sumber: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/...-ajak-mediasi/
Sebelumnya udah bikin thread seperti ini, tapi hilang.
Apakah ada perbedaan sikap antara kapal Cina dg kapal negara lain? Karena kemarin Jokowi bilang begini:
Jokowi Perintahkan TNI Tenggelamkan Kapal Asing Pencuri Ikan
"Sudahlah nggak sudah tangkep-tangkepan. Langsung tenggelamkan saja," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa 18 November 2014.
Spoiler for Tulisan lain pendukung thread ini:
Quote:
Original Posted By middleware►Sikap Istimewa Untuk Pencuri Ikan Dari Cina
Baru kemarin Jokowi terkesan begitu gagah menyikapi pencurian ikan di laut Indonesia. Jokowi meminta agar kapal para pencuri itu segera ditengelamkan tanpa perlu proses pengadilan yang panjang. Perintah ini direspon oleh Ibu Susi Pudjiastuti, penenggelaman 3 kapal dari Vietnam dieksekusi baru-baru ini. Gagah. Eh, tapi terhadap kapal dari Tiongkok yang tertangkap, ibu Susi malah ingin "bicara dari hati ke hati".
"Saya sampaikan kemarin, sudahlah enggak usah tangkep-tangkepan. Langsung tenggelamkan 10 atau 20 baru nanti mikir," begitu detikcom mengutip perkataan Jokowi di hadapan peserta didik Lemhanas di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (18/11/2014), merespon kapal-kapal asing yang mencuri kekayaan di laut negara. Sontak masyarakat langsung heboh. Ada yang berpendapat bahwa perintah Jokowi ini bisa memicu ketegangan dengan negara tetangga, dan ada juga yang mendukung.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno pun meralat perkataan Jokowi. Menurutnya, Badan Keamanan Laut (Bakamla) tidak dapat seenaknya menenggelamkan kapal asing yang dianggap ilegal. Sebab, ada prosedur penindakan hukum yang berlaku di laut dan disepakati oleh dunia internasional.
"Kalau sudah diperingati dulu, ya 'dor, dor, dor' (tembak ke udara) saja. Ada aturan yang berlaku, tidak sembarangan menindak, nanti kita diklaim (melanggar hukum) internasional," ujar Tedjo di kantornya, Rabu (19/11/2014), seperti dikutip Kompas.
Tapi Jokowi tetap pada pendiriannya. Menurut Jokowi, instruksi dirinya cukup jelas dalam merespon praktik illegal fishing. "Perintahnya jelas, selamatkan orangnya, tenggelamkan kapalnya. tegas ini," tegas Jokowi, di Istana Bogor, Senin (24/11/2014), seperti yang dikutip inilah!.
Niat Jokowi sempat disambut oleh Fadli Zon yang menantang adanya pembuktian. "Sebenarnya Pak Jokowi nggak usah terlalu banyak omong lah. Coba dilakukan saja dulu, Saya pengen lihat. Satu coba ditenggelamkan. Nggak usah banyak-banyak," ujar Fadli di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (29/11/2014), dikutip tribunnews. Fadli Zon mengaku mendukung penenggelaman kapal illegal. "Saya mendukung. Tentu tidak dengan orangnya ya, kapalnya saja. Itu bahaya kalau sama orangnya. Tetap harus melihat norma-norma aturan internasional yang ada," tukas Fadli.
Dan seperti kita tahu, penenggelaman itu benar-benar dilaksanakan terhadap tiga kapal Vietnam di Perairan Tarempe, Anambas, Kepulauan Riau, Jumat 5 Desember 2014.
Terhadap tindakan ini, lagi-lagi opini publik terbelah. Ada yang mendukung dan memuji ketegasan ibu Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan. Tetapi ada juga yang ragu karena kapal yang ditenggelamkan - seperti terlihat pada foto-foto yang diambil wartawan nasional - hanyalah kapal kecil. Bahkan ada yang bilang itu bukan kapal, hanya perahu.
Patutlah kita apresiasi ketegasan terhadap kapal Vietnam itu. Kata pembelanya, kapal kecil hanya shock terapi. Lantas, beranikah ibu Susi dan pak Jokowi menenggelamkan kapal yang berukuran lebih besar?
Entahlah. Tanggal 7 Desember 2014 kemarin, ada laporan penangkapan terhadap 22 kapal berbendera Tiongkok. Mungkin kita akan membayangkan tindakan tegas terhadap kapal-kapal itu. Tetapi yang terkutip oleh wartawan, bu Susi malah ingin "bicara dari hati ke hati" dengan pihak Tiongkok. Tak tercermin kata-kata tegas Jokowi: "Enggak usah tangkep-tangkepan, selamatkan orangnya, tenggelamkan kapalnya!" Entah kalau bicara dari hati ke hati itu maksudnya merayu pihak Tiongkok agar diizinkan menenggelamkan kapal berbendera Tiongkok. Mungkin.
CNNIndonesia mengutip laporan menteri Susi, "Kemarin jam 3 sore WIT kita menangkap 22 kapal berbendera Tiongkok yang melakukan illegal fishing di Laut Arafura," kata Susi dalam keterangannya kepada wartawan di Gedung Minabahari I, Jakarta, Senin (8/12).
Susi pun menjelaskan saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk melakukan mediasi dengan pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia guna membahas penindakan lebih lanjut. "Kemarin saya berkoordinasi dengan ibu Menlu (Retno Marsudi) untuk melakukan pendekatan persuasif kepada pihak Tiongkok. Kita akan bahas dari hati ke hati terkait komitmen bersama terkait praktik illegal fishing yang tidak ramah lingkungan," ujarnya.
Padahal beberapa hari sebelumnya, ibu Susi mengaku geram ingin menghancurkan kapal-kapal asing illegal yang beroperasi di perairan Indonesia. Menurut Susi, jika diperlukan, dia akan meminjamkan pesawat milik Susi Air untuk mengebom kapal-kapal yang ketahuan mencuri ikan tersebut. Dikutip merdeka, menteri Susi mengatakan,"Kalau kamu tidak ta'at ya dibom saja, itu yang saya lakukan. Mungkin suruh saja anak-anak nelayan ngebom. Kalau perlu saya berikan pesawat Susi Air dari atas," ucap Susi di Grand Hyatt di Jakarta, Jumat (7/11)
Beda perlakuan antara kapal Vietnam dengan kapal Cina. Entah apa sebabnya.
Baru kemarin Jokowi terkesan begitu gagah menyikapi pencurian ikan di laut Indonesia. Jokowi meminta agar kapal para pencuri itu segera ditengelamkan tanpa perlu proses pengadilan yang panjang. Perintah ini direspon oleh Ibu Susi Pudjiastuti, penenggelaman 3 kapal dari Vietnam dieksekusi baru-baru ini. Gagah. Eh, tapi terhadap kapal dari Tiongkok yang tertangkap, ibu Susi malah ingin "bicara dari hati ke hati".
"Saya sampaikan kemarin, sudahlah enggak usah tangkep-tangkepan. Langsung tenggelamkan 10 atau 20 baru nanti mikir," begitu detikcom mengutip perkataan Jokowi di hadapan peserta didik Lemhanas di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (18/11/2014), merespon kapal-kapal asing yang mencuri kekayaan di laut negara. Sontak masyarakat langsung heboh. Ada yang berpendapat bahwa perintah Jokowi ini bisa memicu ketegangan dengan negara tetangga, dan ada juga yang mendukung.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno pun meralat perkataan Jokowi. Menurutnya, Badan Keamanan Laut (Bakamla) tidak dapat seenaknya menenggelamkan kapal asing yang dianggap ilegal. Sebab, ada prosedur penindakan hukum yang berlaku di laut dan disepakati oleh dunia internasional.
"Kalau sudah diperingati dulu, ya 'dor, dor, dor' (tembak ke udara) saja. Ada aturan yang berlaku, tidak sembarangan menindak, nanti kita diklaim (melanggar hukum) internasional," ujar Tedjo di kantornya, Rabu (19/11/2014), seperti dikutip Kompas.
Tapi Jokowi tetap pada pendiriannya. Menurut Jokowi, instruksi dirinya cukup jelas dalam merespon praktik illegal fishing. "Perintahnya jelas, selamatkan orangnya, tenggelamkan kapalnya. tegas ini," tegas Jokowi, di Istana Bogor, Senin (24/11/2014), seperti yang dikutip inilah!.
Niat Jokowi sempat disambut oleh Fadli Zon yang menantang adanya pembuktian. "Sebenarnya Pak Jokowi nggak usah terlalu banyak omong lah. Coba dilakukan saja dulu, Saya pengen lihat. Satu coba ditenggelamkan. Nggak usah banyak-banyak," ujar Fadli di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (29/11/2014), dikutip tribunnews. Fadli Zon mengaku mendukung penenggelaman kapal illegal. "Saya mendukung. Tentu tidak dengan orangnya ya, kapalnya saja. Itu bahaya kalau sama orangnya. Tetap harus melihat norma-norma aturan internasional yang ada," tukas Fadli.
Dan seperti kita tahu, penenggelaman itu benar-benar dilaksanakan terhadap tiga kapal Vietnam di Perairan Tarempe, Anambas, Kepulauan Riau, Jumat 5 Desember 2014.
Terhadap tindakan ini, lagi-lagi opini publik terbelah. Ada yang mendukung dan memuji ketegasan ibu Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan. Tetapi ada juga yang ragu karena kapal yang ditenggelamkan - seperti terlihat pada foto-foto yang diambil wartawan nasional - hanyalah kapal kecil. Bahkan ada yang bilang itu bukan kapal, hanya perahu.
Patutlah kita apresiasi ketegasan terhadap kapal Vietnam itu. Kata pembelanya, kapal kecil hanya shock terapi. Lantas, beranikah ibu Susi dan pak Jokowi menenggelamkan kapal yang berukuran lebih besar?
Entahlah. Tanggal 7 Desember 2014 kemarin, ada laporan penangkapan terhadap 22 kapal berbendera Tiongkok. Mungkin kita akan membayangkan tindakan tegas terhadap kapal-kapal itu. Tetapi yang terkutip oleh wartawan, bu Susi malah ingin "bicara dari hati ke hati" dengan pihak Tiongkok. Tak tercermin kata-kata tegas Jokowi: "Enggak usah tangkep-tangkepan, selamatkan orangnya, tenggelamkan kapalnya!" Entah kalau bicara dari hati ke hati itu maksudnya merayu pihak Tiongkok agar diizinkan menenggelamkan kapal berbendera Tiongkok. Mungkin.
CNNIndonesia mengutip laporan menteri Susi, "Kemarin jam 3 sore WIT kita menangkap 22 kapal berbendera Tiongkok yang melakukan illegal fishing di Laut Arafura," kata Susi dalam keterangannya kepada wartawan di Gedung Minabahari I, Jakarta, Senin (8/12).
Susi pun menjelaskan saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk melakukan mediasi dengan pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia guna membahas penindakan lebih lanjut. "Kemarin saya berkoordinasi dengan ibu Menlu (Retno Marsudi) untuk melakukan pendekatan persuasif kepada pihak Tiongkok. Kita akan bahas dari hati ke hati terkait komitmen bersama terkait praktik illegal fishing yang tidak ramah lingkungan," ujarnya.
Padahal beberapa hari sebelumnya, ibu Susi mengaku geram ingin menghancurkan kapal-kapal asing illegal yang beroperasi di perairan Indonesia. Menurut Susi, jika diperlukan, dia akan meminjamkan pesawat milik Susi Air untuk mengebom kapal-kapal yang ketahuan mencuri ikan tersebut. Dikutip merdeka, menteri Susi mengatakan,"Kalau kamu tidak ta'at ya dibom saja, itu yang saya lakukan. Mungkin suruh saja anak-anak nelayan ngebom. Kalau perlu saya berikan pesawat Susi Air dari atas," ucap Susi di Grand Hyatt di Jakarta, Jumat (7/11)
Beda perlakuan antara kapal Vietnam dengan kapal Cina. Entah apa sebabnya.
Diubah oleh middleware 10-12-2014 01:27
tien212700 memberi reputasi
1
19.3K
Kutip
290
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.3KThread•41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya