fishbedAvatar border
TS
fishbed
[PIKUN KUADRAT] JK: Kita Mesti Impor Gula, Kalau Tidak Anda Tidak Bisa Minum Teh
Sabtu, 06 Desember 2014

Detik.com Mojokerto -Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) menyatakan bakal membatasi impor gula. Namun saat ini, impor gula belum bisa dihentikan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, saat ini kebutuhan gula nasional adalah 4,5 juta ton per tahun. Sementara produksi nasional hanya sekitar 2,5 juta ton.

"Jadi bagaimana pun kita mesti impor 2 juta ton. Kalau tidak, anda tidak bisa minum teh. Jadi persoalannya bukan impor atau tidak impor saja. Persoalan pokoknya adalah bagaimana suplai dalam negeri lebih baik dari sebelumnya, dengan meningkatkan hasil tanaman dan rendemen," tutur JK usai mengunjungi pabrik gula Gempolkrep milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X di Mojokerto, Sabtu (6/12/2014).

cumi begitu, JK mengatakan, pemerintah saat ini punya target. Dalam 3-4 tahun mendatang akan terus menekan impor gula.

Caranya, dengan membangun 10 pabrik gula baru, dan meningkatkan rendemen. Untuk pembangunan pabrik gula ini, sebagian besar akan dilakukan oleh BUMN, dan sisanya dibangun swasta.

"Rencana kita namanya program 100:10. Jadi 100 ton rata-rata per hektar dengan rendemen 10%," kata JK.

===============================
Padahal produksi gula dalam negeri sudah berlebih, sampai gak bisa keluar gudang emoticon-Mad (S)emoticon-Mad (S)

Mana janjimu?
JOKOWI Setuju Hentikan Impor Gula
Selasa, 07 Oktober 2014

Bisnis.com, JEMBER - Presiden terpilih Joko Widodo menyetujui penghentian impor gula jika hal itu merugikan petani tebu di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Jokowi saat berdialog dengan petani tebu di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (7/10/2014).

"Kalau memang merugikan petani, dan gula di Indonesia cukup, gampang saja, kita setop impor gula," kata Jokowi pada acara "jagongan" (bincang santai) dengan ribuan petani di padepokan milik Ketua Aosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil di Desa Tanggul Kulon, Kecamatan Tanggul, Jember.

Sebelumnya, Ahmad, petani asal Blora, Jawa Tengah, meminta mantan Wali Kota Surakarta itu menghentikan kebijakan mendatangkan gula dari luar negeri karena hal tersebut telah membuat gula milik petani tidak laku.

Selain soal gula impor, pada kesempatan itu Jokowi juga mendengar banyak keluhan dari para petani, mulai dari harga gula yang rendah hingga hal yang berurusan dengan rendemen tebu.

Rupiah, petani asal Semboro, Jember, mengemukakan bahwa harga gula milik petani di pasaran tidak bisa mencapai harga patokan petani (HPP) sebesar Rp8.500.

Rozi, petani asal Kabupaten Lumajang mengingatkan Jokowi tentang pentingnya meremajakan mesin-mesin tua yang kini ada di sejumlah pabrik gula (PG) karena hal itu berpengaruh pada hasil produksi gula.

Karena mesin yang sudah tua, kata dia, dalam 1 kuintal tebu dengan rendemen sekitar 7 persen, petani hanya bisa menghasilkan 5 kilogram gula.

"Bayangkan Bapak, dari 1 kuintal tebu hanya mendapatkan 5 kilogram gula. Kalau mesin bagus, hasil yang kami dapatkan pasti tidak serendah itu," katanya.

Mendapatkan keluhan itu, Jokowi mengemukakan bahwa setelah dirinya bersama dengan Jusuf Kalla dilantik, akan segera menghitung persoalan yang berkait dengan tebu dan gula, termasuk kemungkinan subsidi untuk petani tebu.

Dia mengemukakan bahwa kedatangannya ke Kabupaten Jember saat ini untuk mengetahui secara langsung persoalan yang dihadapi rakyat dari kalangan petani tebu.

"Saya ke sini untuk mendengarkan keluhan dari panjenengan semua. Dengan begini saya tahu persoalan petani apa, dan bapak ibu sekalian pasti juga punya solusi," ujarnya.

Gula dalam negeri berlebih.
Bos RNI Berharap Jokowi Hentikan Impor Gula Rafinasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro berharap kepada pemerintahan ke depan agar melarang impor gula rafinasi yang dinilainya menghancurkan industri gula lokal.
"Kita minta pemerintah Jokowi untuk menghentikan impor gula rafinasi. Sekarang ini, gula berbasis tebu sudah berkurang. Gula rafinasi ini saat ini dikuasai kartel," kata Ismed di gedung RNI, Jakarta, Minggu (12/10/2014).
Gula rafinasi atau gula kristal putih merupakan gula mentah yang telah mengalami proses pemurnian. Kebijakan impor gula tersebut sejatinya diperuntukan untuk industri tapi ternyata terjual di pasar retail. Hal inilah yang membuat harga gula lokal tidak dapat bersaing dan merugikan para petani tebu.

"Sekitar 1 juta lebih gula petani tidak bisa keluar gudang karena tidak laku. 200 ribu ton gula RNI juga tidak bisa keluar gudang. Regulasi ini membuat petani tebu terbunuh," ujarnya.

Selain tertekan dengan adanya gula rafinasi di pasar, Ismed pun mengeluhkan adanya pajak giling bagi industri gula nasional. "Kami dikenakan pajak giling, sedangkan yang impor tidak kena. Ini diskriminasi," ucap Ismed.

Comment kaskuser
Quote:


Quote:


Quote:


Quote:

Diubah oleh fishbed 08-12-2014 01:07
nona212
nona212 memberi reputasi
0
17.7K
310
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.