comANDREAvatar border
TS
comANDRE
Di Sekolah Ini Bayarnya Pakai Sampah...


KEDIRI, KOMPAS.com - Di tengah banyaknya anggapan sekolah mahal bagi masyarakat, sebuah sekolah di Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur, hanya mewajibkan pelajarnya membayar uang pokok dengan medium sampah.

Sekolah itu adalah Sekolah Alam Hijau Daun. Ditilik dari namanya, memang sekolah tersebut berada di ruang terbuka. Tidak ada ruangan khusus selayaknya kelas pada sekolah umumnya. Suasana alamnya kental terasa.

Beragam jenis tanaman dapat ditemui dilahan seluas 1,5 hektar itu. Bahkan, terdapat beberapa macam tanaman langka semisal Mojolegi maupun Klayu. Suasananya sejuk karena rindangnya pepohonan. Padahal, lokasinya berada di kota.

Sayangnya, saat ini sekolah tersebut hanya untuk level pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak sebab keberadaannya baru muncul pada 2011 silam. Sehingga saat ini masih terus dalam pengembangan.

Dengan pola pembayaran dengan sampah, maka para orang tua wali membawakan sampah bagi putra-putrinya. Periode pembayarannya sebulan sekali atau tiga hari sekali. Ragam sampah yang diterima adalah segala macam sampah plastik.

"Nanti sebulan sekali sampah-sampah itu ditotal lalu uangnya dipotong untuk pembayaran sekolah," kata Endang Pertiwi, pengelola sekolah itu, Jumat (21/11/2014).

Pembayaran iuran sekolahnya sebenarnya relatif terjangkau. Setahun hanya ditarik biaya Rp 400 ribu. Namun karena orientasinya membantu lingkungan, pembayaran tersebut dialihkan dalam bentuk sampah. Sebab, tidak sedikit para siswa itu berasal dari kelompok keluarga kurang mampu.

Umumnya orangtua siswa di sekolah ini bekerja sebagai tukang cuci, pembantu rumah tangga, ataupun abang becak. "Sehingga kalau bayarnya pake sampah, lebih mudah. Terlebih sesuai dengan orientasi kami yaitu peduli lingkungan," imbuh Endang.

Dari sampah yang terkumpul, biasanya akan dipilah ulang. Pada bahan-bahan tertentu akan didaur ulang menjadi beberapa produk seperti topi, tas, ataupun tempat tisu. Sedangkan sisanya akan dijual pada tukang loak.

Seiring waktu, sekolah tersebut terus berkembang. Hingga saat ini siswanya mencapai 35 anak dengan lima tenaga guru. Menariknya, jika sebelumnya didominasi oleh kalangan duafa, kini banyak kalangan ekonomi menengah ke atas yang menyekolahkan anaknya di situ.

"Sehingga sistem pembiayaan juga kami kembangkan, yaitu pakai sistem subsidi silang. Yang kaya membantu yang kurang mampu," tegasnya.

Dengan sistem sekolah alam terbuka itu, harapannya para siswa dapat lebih memahami alam karena pola pembelajarannya menyatu dengan alam. Dengan pendidikan sedini mungkin diharapkan tumbuh kesadaran bagi anak didiknya untuk mencintai alam.

"Menanamkan pola pikir cinta lingkungan itu yang paling mudah ya lewat anak-anak. Mereka yang nantinya akan menjadi generasi penerus kita," kata wanita yang berprofesi sebagai herbalis dan bercita-cita membuka sekolah dasar ini.

sumber

========

mantab kali emoticon-Recommended Seller
0
6.7K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.