Dua Kenaikan Ini Akan Menyusul Kenaikan Harga BBM

Sejak 18 November 2014 kemarin, harga BBM resmi naik menjadi Rp. 8500 dari sebelumnya Rp. 6500. Imbas kenaikan ini tak terelakkan. Dari harga bahan pokok hingga harga gas LPG 12 KG semua kompak naik.

Sebelum harga BBM ini naik, para pelanggan PLN sudah lebih dahulu protes karena harga TDL dinaikkan diam-diam. Voucher listrik Rp 100.000 kini hanya dapat 68,32 Kwh yang sebelumnya 94 Kwh.

Setelah kenaikan ini, ada dua kenaikan harga lagi yang bisa menyumbang angka inflasi tahun 2015 mendatang. Yaitu kenaikan harga tiket kereta api ekonomi dan harga LPG 3KG.

Kenaikan Tarif Kereta Api

Terhitung 1 Januari 2015, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menaikkan tarif kereta jarak jauh. Perubahan harga tersebut merupakan dampak dari rencana pemerintah yang akan mencabut subsidi kereta api jarak jauh. Nantinya subsidi itu akan dialihkan ke kereta komuter dan KRL. Sebab, penumpang kereta api komuter dan KRL setiap hari selalu bertambah tiap tahunnya.

Dalam konfrensi pers pada bulan September lalu, Ignatius Jonan yang kala itu menjabat sebagai Direktur Utama PT KAI menjamin, “Pencabutan subsidi ini tidak akan mengurangi kualitas pelayanan KA ekonomi tersebut.”

Dengan demikian, mulai awal tahun depan, KA ekonomi jarak jauh dan menengah diberlakukan tarif keekonomian. Namun berlaku juga tarif parsial, di mana penumpang yang bepergian untuk tujuan tertentu hanya membayar tarif sesuai jarak yang ditempuhnya.

Kenaikan Harga LPG 3 KG

Pemerintah juga berencana mengevaluasi subsidi liquified petroleum gas (LPG) atau yang biasa disebut elpiji. Jika evaluasi tersebut memutuskan subsidi dikurangi, maka harga elpiji pun akan dinaikkan.

Sekadar diketahui, selain subsidi untuk BBM dan listrik yang mencapai hampir Rp 300 triliun, subsidi LPG juga cukup besar, yakni Rp 60 triliun.

LPG yang disubsidi adalah LPG ukuran 3 KG. Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 9.000 per KG dari harga keekonomian Rp 12.800 per KG. LPG 3 KG dijual ke masyarakat dengan harga Rp 3.800 per KG.

sumber