Assalamualaikum wr wb
Selamat siang bapak-bapak petinggi sepakbola Indonesia, semoga sehat selalu, amin. Saya menulis surat ini mungkin mewakili jutaan saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang resah dengan keadaan sepakbola kita saat ini.

Lansung saja, entah apa yang terjadi diatas sana, sepakbola negri kita sepertinya sudah berada pada titik paling bawah. Ini bukan cuma tentang kegagalan timnas di AFF Cup saja, tapi kita lihat dalam konteks yang lebih luas. Sepakbola yang dulunya bisa menjadi wadah pemersatu bangsa, saat ini justru menjadi pembelah bangsa. Tak perlu jauh-jauh, pada perhelatan AFF Cup yang lalu, puluhan ribu suporter menjadi satu mendukung timnas saat bertanding. Mereka sejenak menanggalkan atribut klub yang selama ini mereka bela demi mendukung timnas. Konflik saat mendukung klub masing-masing yang sampai berakibatkan nyawa melayang, mendadak menjadi keharmonisan dan nyanyian kekompakan untuk mendukung timnas.

Bagaimana dengan sekarang? Tak jarang kita melihat mereka yang menjelek-jelekan, menghina, menghujat dan bahkan menertawakan kekalahan timnas. Perpecahan antara pro vs kontra timnas bukan rahasia umum lagi. Akarnya, tentu adanya persaingan PSSI vs KPSI. Lalu korban nya? Tidak cuma timnas yang hancur, tapi juga perpecahan bangsa.

Kami rindu dengan kebersamaan, kekompakan dan keharmonisan. Tidak bisakah bapak disana sedikit melunakkan hati, saling rangkul, saling mengisi untuk kemajuan sepakbola negara kita ini? Bukan saling sikut saling injak dan saling menjatuhkan. Kebesaran jiwa bapak-bapak disana akan jauh lebih berharga dan kami hormati dibanding kursi dan nama besar yang bapak kejar saat ini. Mengalah demi kebaikan akan sangat berlipat ganda nilainya daripada berkuasa dengan kekuatan.

Mungkin cukup sekian, semoga bapak-bapak disana berkenan membaca suara hati saya dan pastinya jutaan pecinta sepakbola di negri kita tercinta ini. Maju terus sepakbola Indonesia.

ttd : Pecinta Timnas Dari Pulau Andalas