sedikit cerita, banyak foto, dari jalan2 ke pedalaman kalimantan, bulan April 2014 kemaren. mohon maaf klo acak2an,asal buat aja, moga2 gak bosen...
Quote:
Original Posted By SINOPSIS
Spoiler for cerita ringkas:
Bukit raya merupakan salah satu dari the seven summit Indonesia, merupakan puncak tertinggi Pulau Kalimantan dengan ketinggian 2778 mdpl. Meskipun tidak terlalu tinggi, mendaki bukit raya merupakan tantangan yang luar biasa karena letaknya yang jauh dari kota, untuk menuju ke kaki gunung membutuhkan perjalanan dengan waktu paling cepat 2 hari, dengan beragam transportasi mulai dari darat dan air. Bukit raya terletak di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan tengah dengan puncak tertinggi puncak kakam berada di wilayah Kalimantan Tengah. Jalur menuju bukit raya umumnya melalui 2 rute, yakni Desa Rantau Malam di Kabupaten Sintang Kalbar dan melalui Kasongan,Katingan Kalteng.
Bukit raya berada di kawasan Taman Nasional Bukir Baka Bukit Raya, dengan kantornya berada di Kabupaten Sintang,Kalbar. Kantor buka hari senin-sabtu. Sebelum mendaki bukit raya sebaiknya mengurus simaksi terlebih dahulu. Karena prosesnya yang tidak bisa cepat, sebaiknya mengurus ijin jauh2 hari sebelumnya.
Rute yang kami tempuh melalui Kalimantan Barat, dimulai dari Pontianak menuju Nanga Pinoh, melalui jalan darat menggunakan mobil, dengan lama perjalanan sekitar 8 jam. Dari Nanga Pinoh, perjalanan berlanjut ke Serawai, kecamatan terakhir,melewati sungai Melawi dengan menggunakan speed boat dengan lama perjalanan 4 jam. Kemudian dari serawai menuju desa terkahir Desa Rantau Malam dengan menggunakan Speed Boat dan Kapal Klotok. Pendakian dimulai dari desa Rantau Malam dengan perjalanan PP 6 hari.
Mendaki bukit raya harus siap2 bermandikan peluh, keringat bercucuran deras... karena start pendakian yg masih rendah (rantau malam 111 mdpl, Korong HP 450 mdpl), dengan hutan yang rapat, serta trek yang landai naik turun bukit. Selain itu perjalanan naik dan turun sama saja, karena perjalanan turun pun kita tetep naik turun bukit lagi.. :capede
dan satu lagi, kita menyebut pendakian ini andi lau (pendakian dilema dan galau)..karena bingung dengan memakai pakaian tertutup rapat, keringat bercucuran deras, tapi klo ala kadarnya saja bisa2 terkena serangan pacet yang membabi buta...
Ada 3 jenis pacet disana : pacet hitam (seperti umumnya), pacet merah-hitam (rossoneri) dan pacet loreng. Habitat ketiganya juga berbeda. Pacet hitam berada di sekitar menyanoi sampai hulu rabang. Pacet merah berada di sekitar hulu rabang sampe sowa badak. Dan pacet loreng sekitar sowa badak sampe batas tebing. Dari segi keganasan, pacet hitam gigitannya tidak berasa, pacet rossoneri agak sakit dan gatel, dan pacet loreng gigitannya sakit dan gatalnya sampe beberapa hari. Yang pasti pacet2 disana tidak akan membiarkan kita sekedar duduk ato istirahat di jalan dengan tenang...
Jalur pendakian yang didominasi hutan rapat menjadikan kita tidak dapat melihat pemandangan sekeliling. Bahkan di puncak pun harus naik pohon dulu untuk sekedar`melihat sunrise dan pemandangan sekitarnya. Jalur pendakian juga tidak terlalu jelas, karena termasuk jarang didaki, sehingga banyak yang tertutup ilalang dan pohon yang roboh. Itu yang menjadikan kita (ane sih-red) sempat merasa jenuh dan bosan, 6 hari di hutan belantara dengan perasaan was2 karena serangan drakula2 kecil...
Spoiler for tersangka
Quote:Original Posted By rombongan
Para sesepuh dan senior semua, ane yang paling muda
ketambahan Yulius (yus) dari Mapala Untan yang ikut mengantar
di kunjungan sebelumnya ada Sofyan Arief Iesa (ian) dari Mahitala, dan barengan dengan kita ada grup lain lagi dari Doddy Johanhaya
:
Spoiler for rute:
Spoiler for ringkasan jalan:
trackpoint gps klo ada yg butuh bisa lewat fb
foto2 lain di fb ane : madat yosa