Rimanews - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, sebanyak 634 rukun warga (RW) di ibu kota terendam banjir saat hujan lebat melanda.

"Ada 634 RW yang jika hujan lebat pasti kerendam. Maka saya Senin nanti akan panggil Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan yang lainnya untuk adakan Rapat Pimpinan (Rapim)," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (20/11).

Dalam Rapim tersebut, ia akan meminta rincian RW mana saja yang rawan banjir tersebut. Selain itu ia juga akan meminta Dinas PU untuk menerangkan apa yang sebenarnya menjadi masalah agar nantinya masalah tersebut dapat segera diselesaikan.

"Saya 'engak' hafal di mana saja. Saya akan minta rinciannya. Saya tidak mau lagi mendengar laporan-laporan. Saya akan turun ke lapangan, cek," kata pria yang akrab di sapa Ahok itu.

Ahok mengakui saat ini antara pihak-pihak terkait kurang koordinasi sehingga upaya dalam menangani permasalahan banjir sulit dilakukan.

"Saya sudah ketemu nih sama Badan Penanggulangan Bencana, tau data PU, lurah, camat, dan penjaga pompa. Mereka laporannya sendiri-sendiri," katanya.

Ia menambahkan, kurangnya koordinasi tersebut terlihat saat ia 'blusukan' ke beberapa lokasi dalam rangka melihat persiapan antisipasi banjir. Salah satu temuannya ialah tidak tersedianya solar di lokasi pompa penyedot air.

"Saat 'blusukan' kita temukan banyak pompa yang tidak ada solarnya. Banyak pompa yang tidak hidup," kata orang nomor satu di DKI Jakarta itu.

Solar tersebut diadakan dengan tender yang berakibat ketersediaan bahan bakar itu bisa terganggu karena kedatangannya yang kurang pasti. Yang dikhawatirkan ialah jika sewaktu-waktu air meluap karena hujan atau pun banjir kiriman mesin tidak menyala akibat tidak adanya bahan bakar.

"Katanya solar tender. Nah kalau solar ditender kan lucu, kenapa tidak suruh mereka beli sendiri. Senin kita Rapim, saya minta kita harus temukan cara cepat untuk menyelesaikan masalah ini. Sebisanya kita akan menyelesaikan masalah banjir ini, pungkasnya.

Pasti kerendam