Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Mariah_CareyAvatar border
TS
Mariah_Carey
Betapa Teganya Rumah Sakit yang Tanya BPJS, KIS, atau Tunai?
Minta maaf sebelumnya kalau repost

Jakarta - Kelas menengah atas banyak meributkan soal kartu BPJS dan KIS. Apakah kegunaannya sama, angggarannya dari mana dan lainnya. Tapi, apakah Anda tahu di kalangan masyarakat kelas bawah banyak yang mendamba kartu itu. Biaya rumah sakit dan pengobatan sungguh mahal.

Seperti kisah Ridho, seorang guru honorer di salah satu sekolah di Bogor. Perantau dari Pulau Sumatera yang tinggal di rumah kontrakan ini sempat terserang tipes dan harus dirawat di rumah sakit beberapa waktu lalu.

"Saat masuk perawat tanya, pakai BPJS atau Tunai?," terang Ridho menuturkan, Senin (24/11/2014).

Ridho yang dibawa temannya kemudian menanyakan soal kamar yang kosong. Sang perawat sempat berkata kalau kamar penuh, tapi bila membayar tunai akan dicarikan kamar.

"Nggak lama pas bilang tunai saja, disebut ada kamar kosong untuk semua kelas. Bagaimana kalau saya bilang BPJS? Bisa nggak dirawat," urai dia.

Tak hanya Ridho, Angga seorang buruh di sebuah pabrik di Bogor pun demikian. Saat sang anak sakit dan dibawa ke rumah sakit, pihak administrasi menanyakan soal kartu yang dipakai atau memakai uang tunai atau asuransi.

Karena kondisi balitanya sudah parah, Angga segera menyebut membayar tunai. Tak lama, ruangan di dapat. "Ya mesti keluar Rp 7 juta buat biaya rumah sakit dan obat, untung ada tabungan," terangnya.

Soal kartu BPJS atau sekarang KIS ini memang ramai diungkit kelas menengah di media sosial. Tapi apakah mereka tahu tetangga miskin di lingkungan mereka sudah punya? Pasti banyak yang tidak tahu. Bukan apa-apa, banyak juga masyarakat miskin tak tahu bagaimana cara mendapatkan BPJS atau sekarang KIS itu. Belum lagi kadang ada rumah sakit yang menolak penggunaan kartu itu, dengan dalih kamar penuh.

"Cuma ramai saja itu orang pada ngomongin, tapi bikinnya di mana sama gimana nggak tahu. Pak RT juga nggak ada kabar," jelas Hasyim seorang warga lainnya.

sumber

Kebetulan ada contoh kasus, kerabat ada timbul ganglion (benjolan) mau operasi lewat BPJS, padahal operasi kecil cuma anestesi umum tapi kalau mau pake BPJS harus nginap 2 malam (aneh tapi nyata).

ada juga yg mau operasi kanker harus nunggu kamar sekian lama, antri dari subuh dll

menurut ane program BPJS ini masih jauh dari sempurna, walau mesti diakui bagi orang kurang mampu terbantu sekali dengan ada nya BPJS terlepas mereka harus bolak balik RS, antri tunggu kamar, dll

ada juga yg cerita kalau dokter periksa pasien BPJS hanya dibayar Rp.6000 atau 7000 (lupa persisnya) per orang, bayangkan bagaimana bisa maksimal pelayanannya

Rumah sakit juga sangat tidak menampung jumlah pasien yg sedemikian banyaknya

kadang saya berpikir bisa2 pasien keburu meninggal atau bertambah parah penyakitnya sebelum sempat tertangani.

gimana menurut rekan2 lain
0
29.2K
89
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.