Seminggu terakhir ini masyarakat Indonesia menyaksikan beberapa “aksi” presiden Joko Widodo dalam kesempatan yg berbeda.
Tanggal 17 November 2014, Bapak Presiden mengumumkan sendiri kenaikan harga BBM. Tentunya sebuah keputusan yg sulit di tengah polemik yg beredar di masyarakat tentang dampak positif dan negatif kenaikan BBM.
Keputusan tersebut tentu saja diambil dengan pertimbangan matang yg memerlukan ketegasan serta keberanian mengingat masyarakat masih mengidolakan beliau sebagai wujud sahabat rakyat kecil.
Aksi yg kedua adalah ketika beliau berkunjung ke Singapura untuk keperluan pribadi yaitu menghadiri wisuda SMA anak tercintanya.
Dengan menggunakan kelas ekonomi seperti layaknya masyarakat biasa, tentu saja hal ini sedikit merepotkan Pasmpares yg mengawalnya.
Sempat tertidur di pesawat karena kelelahan, tapi ini tidak mengurangi antusias warga untuk berfoto bersama di dalam pesawat.
Bahkan pada acara wisuda anaknya itu, banyak warga Singapura yg mengajaknya ber-selfie ria seusai acara wisuda.
Bersepeda sehat di seputaran Monas pada hari Minggu adalah aksinya yg ketiga. Beliau juga sempat membeli beberapa pakaian di tepi jalan yg dijual oleh warga.
Malam minggunya, kita dapat menyaksikan hasil rekaman acara Mata Najwa edisi ulang tahun ke-5 dimana Jokowi menjadi salah satu tamu dalam acara tersebut.
Dalam acara talkshow populer tersebut, Najwa Sihab bertanya mengapa beliau sendiri yg menyampaikan berita kenaikan BBM yg pasti berdampak pada turunnya popularitas beliau sebagai presiden.
Jawaban Bapak Presiden sungguh menyentuh hati. Beliau berkata, “Saya tidak bekerja untuk popularitas, tapi saya bekerja untuk rakyat”.
Pada kesempatan tersebut beliau juga menyampaikan perasaannya ketika berhadapan dengan pemimpin dunia saat bertemu pada sidang bilateral negara-negara G-20.
Dengan sangat manusiawi beliau berkata bahwa dia adalah orang yg ingin serba langsung ke pokok pembahasan dan masih belajar dalam berdiplomasi.
Dari semua kejadian selama seminggu ini, kita melihat sosok Presiden Jokowi yg juga manusia biasa.
Jabatannya sebagai Presiden ternyata tidak serta merta mengubah dirinya dalam berhadapan dengan masyarakat dan tetap “menginjak bumi”.
Beliau juga bisa terlelap dalam pesawat, sedikit enggan berbasa-basi, menyukai musik rock yg menghentak-hentak dan membangkitkan semangat, mengungkapkan perasaan apa adanya, menyapa warga sewajarnya bahkan ber-selfie ria.
Sesuatu yg mungkin jarang kita temui pada sosok Presiden sebelum-sebelumnya.
Sosok Presiden yg kita lihat selama ini adalah sebagai sosok manusia yg JAUH di ‘atas’ sana dan tidak semua berita dan foto mengenai aksi Presiden dapat kita dapatkan secara kasat mata.
Lewat tulisan ini saya hanya ingin menuliskan betapa Presiden juga manusia yg kehidupannya tidak jauh berbeda dengan semua masyarakat, namun bedanya beliau memiliki beban amanah dan tanggungjawab yg sangat besar.
Semoga saja Bapak Presiden Joko Widodo akan selalu. menjadi Presiden yg ‘manusia biasa.’
Salam Damai!
Sumber