Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Helm Anti-Kantuk Buatan Indonesia Bergetar Saat Pemakai Mengantuk

mtr27Avatar border
TS
mtr27
Helm Anti-Kantuk Buatan Indonesia Bergetar Saat Pemakai Mengantuk
Helm Anti-Kantuk Buatan Indonesia Bergetar Saat Pemakai Mengantuk

Anda ngantuk’an? Alias gampang ngantuk? Itu berbahaya lho kalau berkendara. Karena kecelakaan lalu lintas, bukan hanya karena soal ngebut dan melanggar lalu lintas tapi juga karena pengendara ngantuk. Bayangkan saja, saat arus mudik tahun 2013 lalu terdapat 3.675 orang meninggal karena ngantuk di jalan. Ngeri ya?

Helm Anti-Kantuk Buatan Indonesia Bergetar Saat Pemakai Mengantuk
Androsys, helm anti kantuk ciptaan Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan tengah diujicoba di Universitas Surabaya, Surabaya, Jatim, 25 Agustus 2014. (TEMPO)

Nah, baru-baru ini nih...dua mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya), Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan menciptakan helm yang akan menemani Anda berkendara, yakni helm anti ngantuk. Dengan sentuhan teknologi vibrator, mereka menciptakan Androsys (Anti-Drowsing System) alias helm anti kantuk.

Penemuan ini bermula dari tugas mata kuliah Design Project pada semester enam. Dua mahasiswa Program Kekhususan Teknik Manufaktur itu menyoroti tingginya angka kecelakaan akibat pengendara motor yang mengantuk. “Dari data kepolisian, saat arus mudik tahun 2013 terdapat 3.675 orang yang meninggal karena mengantuk di jalan,” terang Kristiawan saat ditemui di International Village Ubaya, Senin (25/08/2014).

Helm Anti-Kantuk Buatan Indonesia Bergetar Saat Pemakai Mengantuk
Androsys, helm anti kantuk ciptaan Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan tengah diujicoba di Universitas Surabaya, Surabaya, Jatim, 25 Agustus 2014.

Belum lagi, ia menangkap fenomena banyaknya pemudik yang menggunakan sepeda motor. “Dari sana kami bermikir, masyarakat perlu alat pencegah rasa kantuk yang efektif, efisien, dan ekonomis,” kata Ricky. Ia menjelaskan, Androsys berbasis teknologi sensor piezo electric. Sensor ini berfungsi mendeteksi denyut nadi.

Normalnya, denyut nadi seseorang berada pada kisaran 80 denyut per menit. “Jika jumlah denyut yang tertangkap sensor tak sampai 80 denyut per menit, sensor akan mengirimkan sinyal ke dua vibrator yang terletak di daerah ubun-ubun.”

Dua vibrator itu lantas menimbulkan getaran dalam frekuensi rendah secara berkala. “Nggak sampai mengagetkan, kok. Hanya cukup agar pengendara motor tersadar, lalu diharapkan mereka tidak melanjutkan berkendara,” sahut Kristiawan.

Kalau si pengendara masih mengantuk dan denyut jantungnya kembali melemah, dalam jangka waktu 30 detik vibrator akan memberikan getaran. Selama kurang lebih satu tahun, keduanya menyempurnakan temuannya itu. “Kami sempat mengikutkan Karsa Cipta Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan DIKTI tahun 2013, dan menang,” kata dia sebagaimana dikutip Tempo.

Sensor dan alat vibrator yang tersambung melalui kabel, sengaja diciptakan keduanya sebagai perangkat modular. Sehingga tak sampai mengubah desain helm. Itulah yang membuat Androsys unggul dan memenangi kompetisi International Invention Innovation dan Design (IIID) di Universiti Teknologi Mara (UiTM) Segamat, Johor, Malaysia tanggal 20 Agustus 2014 lalu.

Androsys meraih medali emas dalam ajang yang diikuti sekitar 140 tim dari negara-negara Asia, Eropa, dan Australia itu. “Pelubangan kecil tanpa mengubah helm dinilai tidak mengurangi fungsi keamanan. Di samping itu, juri menilai dari sisi commercial value dan social responsibility,” kata Sunardi Tjandra selaku dosen pembimbing.

Sunardi mengakui, ide helm anti kantuk buatan anak didiknya bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, helm serupa diciptakan menggunakan teknologi Brain Stat. Bedanya, Brain Stat bekerja dengan mendeteksi gelombang otak. “Sayangnya, teknologinya lebih rumit dan lebih mahal. Satu unit dihargai lebih dari Rp 10 juta,” katanya. Sedangkan Androsys lebih aplikatif dan mudah diproduksi massal. Dengan Rp 500 ribu, satu set modular bisa dibawa pulang. “Itu tidak termasuk helmnya. Tapi alat ini bisa dipakai di helm jenis apapun.”

Kristiawan dan Ricky berharap teknologi helm anti kantuk temuannya bisa diproduksi massal. Ia pun berencana menggandeng Dinas Perhubungan dan Kepolisian Kota Surabaya guna mendukung kampanye Safety Riding. “Sebelum itu, kami mau urus hak patennya dulu,” tukas mereka.

Spoiler for Sumber::


Semoga tidak emoticon-Repost


Semoga Bermanfaat emoticon-I Love Indonesia
Kalo berkenan bagi cendolnya dong gan emoticon-Blue Guy Cendol (L)
Diubah oleh mtr27 26-08-2014 07:57
0
4.8K
30
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.