Para tukang bersih-bersih sungai di Kanal Banjir Timur (KBT) ini tak hanya membersihkan sampah. Mereka terkadang memperingatkan para 'tukang sampah' sembarangan. Bahkan para pembersih sungai ini beberapa kali sampai ribut dengan 'tukang sampah' bermobil.

"Sering itu, sering dan mereka itu kadang-kadang memakai motor atau mobil," tutur salah satu pembersih sungai KBT di kawasan Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, Sihombing (49), saat ditanya detikcom apa pernah mendapati warga yang melempar sampah langsung ke sungai, Jumat (21/11/2014).

Sihombing yang saat ditemui sedang istirahat makan siang dari bekal yang dibawanya dari rumah dan menikmati kopi dari termos yang dibawanya. Ditemani Sinaga (46), sang istri, Sihombing mengatakan suka menegur para 'tukang sampah' alias pembuang sampah itu baik-baik.

"Selalu aku tegur, tapi ditegur secara baik-baik. Biasanya dia (pembuang sampah) langsung minta maaf, tapi tak mungkin lagi sampah itu diambil oleh dia. Paling dia hanya minta maaf dan janji tidak akan mengulangi lagi. Tapi besoknya, ada pula yang buang sampah lagi ke situ, heran aku," celoteh Sihombing.

Sihombing pantas heran dan bahkan kesal, karena untuk membersihkan satu titik sungai yang lebarnya 10 meter itu, butuh waktu puluhan menit. Namun, sekitar satu jam, sampah-sampah itu mulai bertumpukan kembali mengikuti arus air dan angin. Seperti itu proses pembersihan dan penumpukan sampah yang disaksikan detikcom di KBT Cakung.

Sinaga lain lagi. Dia pernah menyindir langsung 'tukang sampah' bermobil itu. Bukannya minta maaf, pengendara mobil itu didapatinya malah melotot.

"Pernah sekali kutegur. Dan itu orangnya pakai mobil. Itu sekitar seminggu yang lalu. Waktu itu teman-temanku udah pada pulang, aku inget pukul 14.00 WIB, tinggal aku sendiri. Aku sudah melepas seragamku, ada orang, bapak-bapak, dia buanglah sampah itu ke kali," ujar Sinaga

"Enak kali ya Pak, buang sampah di kali?" demikian Sinaga menirukan sindirannya kepada 'tukang sampah' itu.

Bukannya minta maaf, menurutnya, pembuang sampah malah sewot menantang.

"Lho emang kenapa? Kamu ini siapa?" demikian kata pembuang sampah itu seperti ditirukan Sinaga.

"Bukan begitulah Pak, tolong dimengerti," timpal Sinaga.

"Suka-suka saya dong mau buang sampah..!" cetus pembuang sampah itu ketus.

Akhirnya Sinaga membeberkan lagi seragam yang sudah dilipatnya. Menunjukkan seragam oranye petugas kebersihan, barulah bapak si pembuang sampah itu minta maaf.

"Kutunjukkan ini aku pertugas kebersihan di sini. Barulah dia minta ampun dan merasa malu," kisah dia

Menurut ibu beranak 1 ini, bila perilaku dan mental warga Jakarta kebanyakan seperti bapak 'tukang sampah' itu, sungai-sungai di Jakarta tidak akan bersih.

"Sampai kapan pun sungai ini tidak akan bersih kalau masyarakatnya sendiri masih belum sadar. Mau seperti apa pun dibersihin kalau masyarakatnya belum sadar, sampah itu nggak akan habis-habis," pesannya.

Sang suami, Sihombing, menimpali justru warga di pinggiran KBT belum pernah dijumpainya membuang sampah di sungai. Kebanyakan yang membuang sampah adalah warga dari luar kawasan KBT.

"Tapi tolonglah hargai keringat kami. Kalaupun mau buang sampah, apa susahnya sih.. kan di sini ada banyak tumpukan sampah. Setidaknya turun dululah dari mobil, buanglah di tumpukan sampah itu, jangan dilemparkan ke kali," imbau pria yang sudah setahun menjadi pembersih sungai ini dengan bayaran Rp 82 ribu per 8 jam ini.


http://news.detik.com/read/2014/11/2...ampah-bermobil

Rata rata orang Indonesia begitu mentalnya jorok dan tidak taat aturan, tapi kalau ke singapura yang mendenda dengan tinggi para joroker indonesia bisa tertib dan tidakbuang sampah sembarangan. Seharusnya pemungut sampah indonesia dilengkapi senjata api, kalau buang sampah sembarangan ditembak langsung ditempat