BBM Naik Pengrajin Menjerit



Para pengrajin sekaligus eksportir aneka jenis cindera mata berbahan baku kayu di daerah "gudang seni" Kabupaten Gianyar, Bali semakin terjepit dan menjerit pascakenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Ya sebelum kenaikan BBM eksportir kerajinan kayu sudah menurun, ditambah BBM naik pengrajin dan eksportir kian terjepit," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Gianyar, I Wayan Gede Ari Arsania, Kamis (20/11).

Ia mengatakan, ekspor dari pengiriman aneka jenis cindera mata dari bahan baku kayu ini berkurang hingga 40 persen.

Kondisi itu sangat dilematis dan tantangan bagi para eksporter kerajinan kayu di Kabupaten Gianyar.

Wayan Gede Ari Arsania menambahkan, selain melemahnya ekspor juga menghadapi masalah tingginya ongkos buruh atau pekerja pengrajin kayu.

Kenaikan BBM sudah tentu mempengaruhi kualitas dari hasil kerajinan, karena menurunnya upah para pekerja atau pengrajin kayu.

Kondisi demikian juga terjadinya inflasi, karena harga bahan baku naik, harga kayu meningkat sekaligus harga kerajinan melambung tinggi. Oleh sebab itu pihaknya hanya bisa melakukan efesiensi agar bisa bertahan di tengah naiknya harga BBM.



[URL="http://nasional.inilah..com/read/detail/2156134/bbm-naik-pengrajin-menjerit#.VG6kNjSUdQF"]SUMUR DALEEEEEEEEM[/URL]



Menjerit kesusahan loh
Mungkin bisa diatasi dengan kerajinan KARTU kah