Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato di acara Bankers Dinner yang diadakan Bank Indonesia (BI). Membuka pidato, Jokowi mengungkapkan keheranannya dengan ekonomi Tiongkok.

Dia mengaku, selama bertahun-tahun, selalu bertanya-tanya kenapa ekonomi Tiongkok bisa melompat dan meroket.

"Saya ingin mengakui, bertahun-tahun terus terang tanda tanya, berkaitan dengan melompatnya meroketnya Tiongkok sebagai sebuah raksasa ekonomi dunia sekarang. Kenapa dia bisa seperti itu?" jelas Jokowi di depan pejabat BI, sejumlah menteri, dan bankir dalam acara yang dilakukan di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Jokowi mengungkapkan keheranannya karena Tiongkok sebelumnya adalah negara berpaham komunis dan menganut sistem ekonomi tertutup. Namun sekarang, Negeri Tirai Bambu tersebut berani membuka lebar-lebar negaranya untuk investasi asing.

Karena itu saat menghadiri KTT APEC di Beijing beberpa hari lalu, Jokowi mengatakan, dalam setiap makan malam dia berada di dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tiongkok Xi Jinping, dan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.

"Saya punya kesempatan bertanya. Ingin mengerti kuncinya apa. Pas berjejeran saya tanya ke Jinping. Saya mau tanya beri 3 kunci sukses kenapa Tiongkok bisa seperti sekarang. Tiga saja, kalau kebanyakan pusing saya," kata Jokowi.

Akhirnya, Jokowi diberikan 3 kunci sukses oleh Jinping.

Pertama, partai yang bersatu. "Ini yang sulit. Sudah saya bilang ini sulit. Tapi kalau tidak seperti itu, bagaimana membuat visi ke depan. Semua harus menatap ke arah yang sama. Bukan ke barat, timur, utara, dan atas, bawah. Dia yang ngomong itu bukan saya," tutur Jokowi.

Kedua, adalah gagasan, rencana, dan mimpi besar. Jokowi mencontohkan, bila mau membangun pelabuhan harus digabung dengan pembangkit listrik. Pelabuhannya pun harus luas, 1.000-2.000 hektar.

Ketiga, membangun segera infrastruktur untuk konektivitas perhubungan antar kota, provinsi, dan pulau.

"Hubungkan antar kota dan antar provinsi, ini yang harus dikejar dan namanya infrastruktur betul, dia (Jinping) ngomong kalau tidak dikerjakan sekarang atau puluhan tahun itu bisa berlipat-lipat. Seharusnya 20 tahun lalu kita punya MRT kita ongkos tanah masih murah, kontraktor masih murah. Sekarang semuanya mahal," tutur Jokowi.

"Ada 3 itu, tapi yang sulit nomor satu," tutupnya.

http://finance.detik.com/read/2014/1...-ekonomi-dunia

Lebih mudah mengurus negara China sepertinya