- Beranda
- The Lounge
Harga BBM dan kontropersial buku putih
...
TS
mrsepi
Harga BBM dan kontropersial buku putih
Presiden Jokowi telah resmi mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM). Harga baru solar Rp.7.500 dan premium Rp. 8.500. Alhamdulillah, akhirnya diumumkan juga. Terima kasih Pak Presiden!
Berita ini bagi kami sungguh menggembirakan. Bagaimana tidak, subsidi BBM yang konon katanya sangat membebani APBN itu kini akan dialihkan ke hal yang lebih produktif, bukan pada hal konsumtif semata. Pengalihan itu mungkin ke sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lainnya. Juga barangkali sebagian dari dana itu akan digunakan untuk membangun tol laut seperti janji Pak Jokowi di pilpres kemarin. Semoga segera terwujud pak.
Kesyukuran lain dari harga BBM yang telah ditetapkan ini karena naiknya hanya Rp.2000/liter. Hanya uang receh untuk tukang parker di pinggir jalan. Presiden bisa saja menaikkan hingga berpuluh-puluh ribu rupiah, biar kondisi fiscal makin longgar dan bisa berbuat banyak untuk negeri ini. Jika itu yang terjadi, mungkin Tol Udara pun bisa di bangun.
***
Memang Susah Jadi Presiden
Masih teringat ketika Pak Jokowi masih menjabat sebagai Walikota Solo. Ketika itu Pak Jokowi berkomentar soal harga BBM yang akan dinaikkan oleh Pak SBY.
“Siapapun atau seluruh rakyat jika ditanya tentang rencana kenaikan harga BBM pasti tidak mau, karena mereka inginnya yang murah,” kata Jokowi, sapaan akrab Walikota Solo, Selasa, 27 Maret 2012. (sumber klik disini) Bahkan Jokowi ketika itu mempersilahkan wartawan untuk menanyai masyarakat satu per satu.
Demikian halnya dengan partai Pak Jokowi, PDIP yang selama 10 tahun selalu berada di garda depan kukuh menolak kenaikan harga BBM. Ketika itu Fraksi PDIP menerbitkan apa yang disebut dengan BUKU PUTIH, yang berisi tentang langkah alternative yang harusnya dilakukan pemerintah tanpa menaikkan BBM.
BUKU PUTIH itu berjudul “??Argumentasi PDI Perjuangan Menolak Kenaikan Harga BBM”. Buku ini dibagikan kepada seluruh anggota fraksi DPR, wartawan dan juga pengunjung ketika rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (30/3/2012).
Pertanyaannya, apa saja isi BUKU PUTIH itu? Tidak ada yang tahu persis apa isinya. Hanya satu yang pasti, jika benar bahwa isi buku itu tentang sebuah tawaran langkah alternative untuk pemerintah agar tidak menaikkan harga BBM, maka semua itu hanya hanya kebohongan yang murahan. Karena jika memang punya alternative, lalu mengapa tidak digunakan itu sekarang?
Hehehe .. biarkan saya ketawa dulu.
Zaman ternyata sudah jauh berubah. Jika dulu selama 10 tahun pemerintahan SBY, PDIP selalu berteriak keras menentang kenaikan harga BBM, sekarang malah melancarkan terror kepada kadernya yang berani menolak kenaikan harga BBM (Sumber disini)
Memang tidak gampang menjadi presiden. Yang gampang adalah ketika menjadi oposisi, kritik sana-kritik sini tidak jadi soal. Bohong sana, bohong sini pun tak masalah. Toh … rakyatnya rada-rada lupa ingatan alias amnesia jika tidak inigin dikatakan (maaf) Bodoh.
Sekarang semua telah berlalu. Komitmen dan konsistensi partai yang selama ini katanya memihak Wong Cilik telah luntur oleh suatu tanggung jawab yang lagi-lagi konon lebih besar dari sekadar Wong Cilik yang tidak penting itu.
Satu pertanyaan terakhir saya, selama 10 tahun pemerintahan SBY dicaci maki setiap kali mau menaikkan harga BBM, lalu apa bedanya dengan pemerintahan hari ini. Cacian seperti apakah yang pantas untuk keadaan ini? Hehehehe (maaf ketawa lagi)
Jika alasannya beban APBN terlalu berat dan subsidi yang besar itu akan dialihkan ke sector yang lebih produktif, bukankah SBY pun melakukan hal yang demikian?
Sudahlah … Wong Cilik kini telah terlanjur terpanggang dengan panasnya asap bensin dan solar. Harapan saya Cuma satu, semoga Pak Jokowi diberi sedikit keberanian untuk mengusir para penjarah sumber daya alam kita yang konon kabarnya melimpah itu. Kekayaan yang melimpah tapi Tuan Rumah terpanggang kemiskinan.
Berita ini bagi kami sungguh menggembirakan. Bagaimana tidak, subsidi BBM yang konon katanya sangat membebani APBN itu kini akan dialihkan ke hal yang lebih produktif, bukan pada hal konsumtif semata. Pengalihan itu mungkin ke sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lainnya. Juga barangkali sebagian dari dana itu akan digunakan untuk membangun tol laut seperti janji Pak Jokowi di pilpres kemarin. Semoga segera terwujud pak.
Kesyukuran lain dari harga BBM yang telah ditetapkan ini karena naiknya hanya Rp.2000/liter. Hanya uang receh untuk tukang parker di pinggir jalan. Presiden bisa saja menaikkan hingga berpuluh-puluh ribu rupiah, biar kondisi fiscal makin longgar dan bisa berbuat banyak untuk negeri ini. Jika itu yang terjadi, mungkin Tol Udara pun bisa di bangun.
***
Memang Susah Jadi Presiden
Masih teringat ketika Pak Jokowi masih menjabat sebagai Walikota Solo. Ketika itu Pak Jokowi berkomentar soal harga BBM yang akan dinaikkan oleh Pak SBY.
“Siapapun atau seluruh rakyat jika ditanya tentang rencana kenaikan harga BBM pasti tidak mau, karena mereka inginnya yang murah,” kata Jokowi, sapaan akrab Walikota Solo, Selasa, 27 Maret 2012. (sumber klik disini) Bahkan Jokowi ketika itu mempersilahkan wartawan untuk menanyai masyarakat satu per satu.
Demikian halnya dengan partai Pak Jokowi, PDIP yang selama 10 tahun selalu berada di garda depan kukuh menolak kenaikan harga BBM. Ketika itu Fraksi PDIP menerbitkan apa yang disebut dengan BUKU PUTIH, yang berisi tentang langkah alternative yang harusnya dilakukan pemerintah tanpa menaikkan BBM.
BUKU PUTIH itu berjudul “??Argumentasi PDI Perjuangan Menolak Kenaikan Harga BBM”. Buku ini dibagikan kepada seluruh anggota fraksi DPR, wartawan dan juga pengunjung ketika rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (30/3/2012).
Pertanyaannya, apa saja isi BUKU PUTIH itu? Tidak ada yang tahu persis apa isinya. Hanya satu yang pasti, jika benar bahwa isi buku itu tentang sebuah tawaran langkah alternative untuk pemerintah agar tidak menaikkan harga BBM, maka semua itu hanya hanya kebohongan yang murahan. Karena jika memang punya alternative, lalu mengapa tidak digunakan itu sekarang?
Hehehe .. biarkan saya ketawa dulu.
Zaman ternyata sudah jauh berubah. Jika dulu selama 10 tahun pemerintahan SBY, PDIP selalu berteriak keras menentang kenaikan harga BBM, sekarang malah melancarkan terror kepada kadernya yang berani menolak kenaikan harga BBM (Sumber disini)
Memang tidak gampang menjadi presiden. Yang gampang adalah ketika menjadi oposisi, kritik sana-kritik sini tidak jadi soal. Bohong sana, bohong sini pun tak masalah. Toh … rakyatnya rada-rada lupa ingatan alias amnesia jika tidak inigin dikatakan (maaf) Bodoh.
Sekarang semua telah berlalu. Komitmen dan konsistensi partai yang selama ini katanya memihak Wong Cilik telah luntur oleh suatu tanggung jawab yang lagi-lagi konon lebih besar dari sekadar Wong Cilik yang tidak penting itu.
Satu pertanyaan terakhir saya, selama 10 tahun pemerintahan SBY dicaci maki setiap kali mau menaikkan harga BBM, lalu apa bedanya dengan pemerintahan hari ini. Cacian seperti apakah yang pantas untuk keadaan ini? Hehehehe (maaf ketawa lagi)
Jika alasannya beban APBN terlalu berat dan subsidi yang besar itu akan dialihkan ke sector yang lebih produktif, bukankah SBY pun melakukan hal yang demikian?
Sudahlah … Wong Cilik kini telah terlanjur terpanggang dengan panasnya asap bensin dan solar. Harapan saya Cuma satu, semoga Pak Jokowi diberi sedikit keberanian untuk mengusir para penjarah sumber daya alam kita yang konon kabarnya melimpah itu. Kekayaan yang melimpah tapi Tuan Rumah terpanggang kemiskinan.
Diubah oleh mrsepi 18-11-2014 07:14
0
2.7K
23
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya