Heboh kegaduhan kenaikan harga BBM akhirnya kita rasakan juga. Setelah pemerintahan sebelumnya hanya berencana dan menggantung keputusan sejak 2 tahun yang lalu. Memang akan ada banyak efek yg akan kita rasakan. Terutama mobilitas kelas kaum menengah atas yang akan turun menjadi menengah, bahkan menengah bawah.
Sebenarnya tanpa kita sadari banyaknya kaum menengah kita dengan gaya borjuisnya yang selangit itu ternyata ditunjang oleh subsidi pemerintah. Dengan laju penduduk yg lebih cepat ketimbang laju pemerataan pembangunan dan pemerataan ekonomi, subsidi ternyata banyak yg tidak sesuai tujuan awal. Sehingga itu mencederai aspek keadilan sosial ditambah banyaknya orang yang memanfaatkan kesempatan.
Seandainya kaum menengah kita sadar diri untuk tidak membeli bensin subsidi, bisa jadi konsumsi bbm subsidi kita tidak membengkak dan menghabiskan porsi APBN. Apalagi ditambah dengan himbauan-himbauan yang begitu banyak terpasang di SPBU. Begitulah ketika himbauan diindahkan yang datang kemudian adalah paksaan.
Makanya kita lihat hari ini yg berdemonstrasi adalah mahasiswa, Kebanyakan dari mereka adalah kaum menengah yang statusnya terancam menjadi menengah ke bawah dengan pencabutan sebagian subsisdi ini.

Kebanyakan dari kita bangga ketika kita sudah mandiri, bekerja sendiri lepas dari ketergantungan orang tua atau orang lain. Tetapi ketika kita disuruh lepas dari subsidi BBM, kita marah, kita demonstrasi. Hidup dan kehidupan ini memang mahal, oleh karenanya jangan pernah malas dan berleha-leha. Perjuangkan hidup ini. Jangan pernah jadi beban untuk orang lain, orang tua, apalagi pemerintah.