- Beranda
- Berita dan Politik
Pengamat: Harga Minyak Dunia Turun, Jokowi Tak Perlu Turunkan Lagi Harga BBM
...
![mubarak.zimah](https://s.kaskus.id/user/avatar/2013/12/29/avatar6266503_5.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
mubarak.zimah
Pengamat: Harga Minyak Dunia Turun, Jokowi Tak Perlu Turunkan Lagi Harga BBM
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Ekonomi Aviliani menilai, keputusan Presiden Joko Widodo menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan keputusan yang baik. Oleh karena itu dia mengatakan, Presiden tidak perlu mundur lagi dengan menurunkan harga BBM yang sudah ditentukan saat ini.
"Iya (tidak perlu menurunkan harga BBM lagi), karena walaupun harga minyak dunia turun sifatnya sementara, jadi lebih baik arahkan untuk pengalihan. Apalagi karena subsidi impor BBM membuat neraca perdagangan defisit," ujar Aviliani saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Senin malam (17/11/2014).
Lebih lanjut menurut dia, Presiden tidak perlu khawatir dengan kebijakan kenaikan harga BBM tersebut. Pasalnya, apabila kebijakannya tegas dan diikuti dengan pengalihan dana ke arah produktif, maka masyarakat pasti akan mendukung.
Sementara itu terkait kenaikan Rp 2.000, Aviliani menilai bahwa kenaikan itu pasti akan menghemat anggaran besar. Hal itu didasari dari harga minyak dunia yang terus melorot dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun begitu, dia tetap mengingatkan pemerintah bahwa harga minyak dunia sangat fluktuatif, itu artinya harga minyak bisa saja naik setiap saat. Mengantisipasi itu, pemerintah menurut Aviliani harus menggunakan fixed subsidi, yaitu subsidi tetap yang memungkinkan subsidi tidak tergantung dari fluktuasi harga minyak dunia.
"Jadi kalau naik Rp 2.000, ke depan, harus diikuti juga dengan kebijakan pembatasan. Misalnya, mobil pribadi sama sekali tidak boleh disubsidi, itu kan menambah pengurangan subsidi 40 persen," kata dia.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...tm_source=news
"Iya (tidak perlu menurunkan harga BBM lagi), karena walaupun harga minyak dunia turun sifatnya sementara, jadi lebih baik arahkan untuk pengalihan. Apalagi karena subsidi impor BBM membuat neraca perdagangan defisit," ujar Aviliani saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Senin malam (17/11/2014).
Lebih lanjut menurut dia, Presiden tidak perlu khawatir dengan kebijakan kenaikan harga BBM tersebut. Pasalnya, apabila kebijakannya tegas dan diikuti dengan pengalihan dana ke arah produktif, maka masyarakat pasti akan mendukung.
Sementara itu terkait kenaikan Rp 2.000, Aviliani menilai bahwa kenaikan itu pasti akan menghemat anggaran besar. Hal itu didasari dari harga minyak dunia yang terus melorot dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun begitu, dia tetap mengingatkan pemerintah bahwa harga minyak dunia sangat fluktuatif, itu artinya harga minyak bisa saja naik setiap saat. Mengantisipasi itu, pemerintah menurut Aviliani harus menggunakan fixed subsidi, yaitu subsidi tetap yang memungkinkan subsidi tidak tergantung dari fluktuasi harga minyak dunia.
"Jadi kalau naik Rp 2.000, ke depan, harus diikuti juga dengan kebijakan pembatasan. Misalnya, mobil pribadi sama sekali tidak boleh disubsidi, itu kan menambah pengurangan subsidi 40 persen," kata dia.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...tm_source=news
0
446
1
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Berita dan Politik](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-10.png)
Berita dan Politik![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
672KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya