Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pindra13Avatar border
TS
pindra13
Gadis Penenun Hujan (pindah kamar)
Seorang gadis kecil tertidur di pangkuan ibunya ketika aku sedang berkunjung ke tempat temanku Roy. Dia mengundangku untuk bakar ikan bersama. Ketika itu aku melihat seorang yang sungguh manis sedang tertidur dipangkuan seorang ibu. “Dia ponakan ku, dan dia masih kecil, jangan diganggu gugat” kata Roy tiba-tiba setelah aku melihatnya. “Kamu tau kan bagaimana penantianku dengan seorang wanita nan jauh disana?” aku menjawabnya dengan argumen singkat itu, karena memang dia sedikit mengenal tentang seseorang yang sedang ku nanti.

Hari-hari berjalan seperti biasa, dengan kuliah yang padat. Jadwal kuliahku memang padat, namun keseharianku tidak padat, karena keseharianku hanya berakhir di tempat tidur yang menurut orang lain mungkin biasa saja, namun menurutku itu adalah tempat tiddur paling spesial. Tempat tidur yang selalu membuat hari-hariku pergi kemasa lalu. Waktu SMA aku pernah mencintai seorang gadis berambut lurus panjang, tinggi semampai, bertubuh langsing, cantik, namun dia sangat konyol bernama Retha, Retha Silvia. Kami pernah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Aku sangat beruntung dengan wajahku yang pas-pasan, tinggi tak lebih dari 170cm yang gaya asal-asalan dan hanya menggunakan kaki ketika berangkat sekolah. Keunggulan yang ku miliki saat itu hanyalah rayuan yang menurut orang adalah maut. Awal aku melihatnya adalah ketika sedang duduk bersantai di beranda perpustakaan ketika pulang sekolah, seorang gadis lewat bersama dengan teman-temannya. Cinta pada pandangan pertama yang penuh perjuangan. Dan benar dia sungguh sulit di dapatkan, 2 kali aku mengungkapkan perasaan padanya, dan satukali gagal. Dan yang kedua, Lukisanlah yang membuat dia luluh, dia menantang membuat suatu sketsa dan cerita. Kalau cerita sih oke, namun sketsa adalah pertama kalinya.

2 minggu hubungan kami berjalan, aku ketahuan sudah memiliki pasangan lain. Sebelumnya aku sudah memiliki seorang gadis bernama Arra. Sungguh sangat menyakitkan, mereka memutuskan sebuah hubungan cinta secara bersama dan dihari yang sama. Ketika itu 1 kata dari Retha yang selalu aku ingat “temukan gadis lain yang lebih baik dariku, dan belajarlah untuk setia”. Itu adalah kata-kata yang mampu mengubah hidupku, belajar tentang kesetiaan. Aku selalu berusaha untuk mendapatkannya hingga aku duduk di bangku universitas.

“Bara....bara....bara.... bere...bere...bere....” sebuah lantunan musik kamar sebelah menyadarkan aku akan sebuah lamunan masa lalu yang selalu membuat senyum semu. Saat melihat jam menunjukan pukul 09.00 WIB. Waktunya pergi kuliah. Hari ini adalah mata kuliah yang bukan faforitku, namun dosen sudah hafal dengan wajahku, wajah lama yang sering bersarang dikelas. “Langit Angkasa, kenapa kamu minggu kemarin tidak hadiir?” tanya bu Mariam, seorang dosen Sistem Operasi. “ada kerjaan bu yang gak bisa ditinggal” jawabku. Aku memang kadang mengerjakan sekripsi milik teman yang mungkin merasa kesulitan untuk mengerjakanya, lumayan untuk uang makan dan rokok. “hmm ya sudah nanti tanda tangaan saja, kemarin hanya ibu centang” jawab ibu Mariam yang memang baik hati.

Minggu sore, aku berniat berangkat ke kos. Saat itu aku sedang pulang kerumah tercinta dan berniat berangkat Minggu sore. Aku mampir dirumah mas Jatmiko, dia adalah teman kakakku, namun sudah seperti kakak sendiri. “heh nanti ikut kepantai yuk” kata mbak Widi, istri mas Jatmiko. “aku mau ke karang mbak” jawabku. “ahh biasanya juga berangkat pagi kalo gak habis maghrib” sahut mas Jatmiko. Setelah dipikir akhirnya aku meng-iyakan ajakan itu, karena kata mas Jatmiko ada seorang gadis yang ngajak kepantai tadi namanya Jingga. Mereka hanya membuat aku penasaran dengan seorang Jingga yang kata mereka anaknya manis, cantik, imut, dan asyik.

Ketika sedang asik membuka duniaku yang satunya yaitu dunia maya, tiba-tiba muncul seseorang dari balik pintu depan sambil berlari. Dia manis, cantik, imut, dan wanita. Dia berlalan menghampiri mas Jatmiko dan Mbak Widi sambil berkata “Papi!!!”. Seorang gadis kecil yang pernah aku lihat dirumah Roy, dia juga datang bersama Roy, Adi dan Yoseph. “ehhh anakku, apa kabar?” kata mbak widi, mereka bercengkrama. “ini Jingga, kenalin dulu, mas Langit.” Mas Jatmiko memperkenalkanku pada jingga. “Jingga Ellena” sambil menjulurkan tangan untuk berjabat.
Awal pertemuan itu masih biasa saja menurutku, belum ada rasa apapun, hanya terlihat seperti anak kecil yang senang dengan foto-foto dengan gaya anak sekarang. Aku senang melihat Sunset di pantai, dan sendiri, mereka asik berenang dan berfoto ria. Aku lebih senang menyendiri ketika berada di pantai dan menikmati jingganya langit.

Diam-diam Jingga mencuri perhatianku dari matahari yang indah disore itu. Dia terlihat begitu tertawa lepas, terlihat tanpa beban, namun ada sebuah rahasia dibalik tawa yang lepas itu. Karena oranng yang bisa tertawa begitu lepas, dia juga bisa menangis begitu lepas. Setelah dari pantai, aku langsung berangkat ke kosan, yang berjarak 100KM dari rumah.

Selamat datang tempat tidurku yang penuh inspirasi. Kembali berjalan di dunia imajinasiku bersama masa lalu. Sedang asik berimajinasi tentang kenangan bersama Retha, tiba-tiba muncul sekelebat bayangan tawa Jingga yang aku lihat tadi. Hingga akhirnya aku jadi tersadar dari imajinasiku. “apa-apan ini?” tanyaku dalam hati, bingung.

lanjutkan cerita nanti.....
Polling
0 suara
bagaimana menurutmu?
Diubah oleh pindra13 30-10-2014 14:32
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
9.4K
167
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.