Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

blue.victoriousAvatar border
TS
blue.victorious
Wow PDI Perjuangan Tolak Keras Kenaikan BBM
Partai pendukung pemerintah, fungsionaris PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, mengkritik rencana Presiden Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Apa dengan naik tiga ribu rupiah masyarakat akan jadi makmur? Kalau oleh itu bisa makmur, naikkan saja 10 ribu rupiah sekalian. Biar makmur hari ini juga rakyat Indonesia," kata Effendi di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (4/11).

Bahkan, Effendi mempertanyakan mengapa pemerintahan Jokowi-JK yang baru dilantik sepekan terlalu bernafsu menaikkan harga BBM.

"Nafsu banget sih, nggak lihat situasi dan kondisi. Baru seminggu (kabinet) dilantik sudah bikin heboh, kok begitu semangatnya menaikkan harga komoditas?" semprot mantan calon gubernur Sumatera Utara ini.

http://www.rmol.co/politik/read/2014/11/04/178574/Politisi-PDIP-Ini-Tolak-Kenaikan-Harga-BBM-dan-Dukung-Gagasan-Rizal-Ramli-


---- Ini pernyataan Maruar siarait juga tahun lalu, sebelum Jokowi jadi Presiden, semoga aja gak berubah sekarang ----

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maruarar Sirait mengajak fraksi bersatu menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan diputuskan dalam sidang paripurna DPR. Ia minta pemerintah mencari solusi lain ketimbang menaikan harga BBM.

Menurut Maruarar, jika memang memihak kepentingan rakyat semua fraksi menolak kenaikan harga BBM dan mencari solusi lain. Karena bagaimana pun kebijakan tidak populer ini dari tahun ke tahun selalu ditolak masyarakat luas. Terlebih jika kenaikan BBM hanya sebagai instrumen politik.

"Saya yakin itu bisa jadi solusi dan kita sama-sama tidak mengambil keuntungan politik. Kita lakukan pemilu 2014 dengan jujur dan adil. Hari Senin kita bersatu bukan untuk menaikan harga BBM. Tapi kita bersatu untuk tidak menaikan harga BBM, dan mencari solusi dengan penerimaan dan penghematan," ujar Sirait di Jakarta.

Ara, sapaan akrab Maruarar Sirait, mengatakan ada 2 alternatif lain selain menaikan harga BBM untuk mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pilihan tersebut pertama peningkatan menekan pengeluaran atau efesiensi di segala sektor.

"Bagaimana menekan penghematan, tadi ada disebutkan sisa anggaran Rp 30 triliun pertahun, ada perjalanan dinas yang audit BPK-nya aja sudah jelas ada pemborosan. Kemudian kita harus tunjukan DPR sebagai wakil rakyat kita lakukan penghematan. Jangan rakyat saja dibuat berhemat," ujarnya.

Pilihan kedua, lanjut Maruarar, pemerintah dapat meningkatkan penerimaan pajak. Misalnya, pajak ekpor batu bara dan menaikan minuman beralkohol dan rokok.

"Ayo kita naikan bea keluar batu bara Rp 40 triliun per tahun. Kita naikan tarif cukai untuk alkohol minuman bersoda, rokok. Ada satu jenis rokok Rp 20 miliar batang per tahun, dinaikan Rp 100 perak saja itu satu merk sudah Rp 2 triliun," tegas Ara.

"Saya mendukung Presiden kalau menaikan tarif cukai, bea keluar dan penghematan. Kita tidak asal menolak kok, mari Pemerintah dan DPR bersatu, itu berat sekali bila dinaikan bagi rakyat Indonesia. Kenapa kita tidak bersatu untuk penerimaan lain yang masih ada? Kecuali kita gak ada pilihan. Mari kita tingkatkan pos-pos penerimaan, dilain pihak mari kita lakukan penghematan," tandas Ara.

Sumber : http://m.liputan6.com/news/read/613804/pdip-ajak-partai-bersatu-tolak-harga-bbm-naik

Semoga saja konsisten. Dan nanti tidak berbalik arah dan dan menjilat omongannya lagi.

jangan lupan ya gan emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Rate 5 Star
Makasih
Diubah oleh blue.victorious 05-11-2014 03:54
0
3.2K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.