- Beranda
- The Lounge
5 Kisah Manusia Berhati MalaikatMerinding gan ..
...
TS
kecoalabil
5 Kisah Manusia Berhati MalaikatMerinding gan ..
Quote:
SEMOGA MEMBERIKAN INSPIRATIF DAN INFORMASI YANG BERMANFAAT BAGI ANDA SEMUA
Maaf kalo repsol ya
Quote:
Spoiler for Pertama gan:
Memasak Kimchi Untuk Warga Miskin
Apa yang dilakukan sekitar dua ribu wanita di Korea Selatan ini patut ditiru Sobat unik. Seperti diberitakan media online Korea Selatan 23 November lalu, ribuan wanita yang kebanyakan para ibu rumah tangga, datang dari berbagai daerah untuk berkumpul di pusat kota. Mobilisasi massa kaum hawa ini bukan untuk menggelar aksi unjukrasa, melainkan melakukan aksi sosial berupa memasak kimchi bersama. Kimchi yang merupakan makanan khas negara tersebut dimasak dalam jumlah besar untuk nantinya dibagikan kepada warga miskin.
Tak tanggung-tanggung, kimchi yang mereka masak mencapai bobot 140 ton. Dengan kimchi sebanyak itu, para wanita di Korea Selatan tersebut berharap bisa membantu warga yang miskin dan kelaparan. Tradisi ini rutin dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Menurut seorang partisipan, Park Min Hyuk, apa yang dilakukannya bersama wanita lain yaitu memasak kimchi dalam jumlah banyak adalah untuk membina hubungan baik antar sesama. Selain itudengan kegiatan tersebut, mereka yang tergolong masyarakat miskin tidak merasa sendiri karena kegiatan tersebut menjadi simbol jika seluruh orang di Korea Selatan ikut memperhatikan
Apa yang dilakukan sekitar dua ribu wanita di Korea Selatan ini patut ditiru Sobat unik. Seperti diberitakan media online Korea Selatan 23 November lalu, ribuan wanita yang kebanyakan para ibu rumah tangga, datang dari berbagai daerah untuk berkumpul di pusat kota. Mobilisasi massa kaum hawa ini bukan untuk menggelar aksi unjukrasa, melainkan melakukan aksi sosial berupa memasak kimchi bersama. Kimchi yang merupakan makanan khas negara tersebut dimasak dalam jumlah besar untuk nantinya dibagikan kepada warga miskin.
Tak tanggung-tanggung, kimchi yang mereka masak mencapai bobot 140 ton. Dengan kimchi sebanyak itu, para wanita di Korea Selatan tersebut berharap bisa membantu warga yang miskin dan kelaparan. Tradisi ini rutin dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Menurut seorang partisipan, Park Min Hyuk, apa yang dilakukannya bersama wanita lain yaitu memasak kimchi dalam jumlah banyak adalah untuk membina hubungan baik antar sesama. Selain itudengan kegiatan tersebut, mereka yang tergolong masyarakat miskin tidak merasa sendiri karena kegiatan tersebut menjadi simbol jika seluruh orang di Korea Selatan ikut memperhatikan
Quote:
Spoiler for Kedua:
Lelang Sepatu Emas CR7
Agresi biadab yang dilancarkan militer Israel terhadap warga Palestina di tepi barat dan jalur Gaza beberapa pekan lalu, mengundang kecaman banyak pihak. Mulai dari presiden, pejabat pemerintah, artis hingga selebritas lapangan hijau di berbagai negara mengutuk aksi sadis tersebut. Apalagi serangan yang dilancarkan tanpa alasan tersebut menimbulkan korban tewas yang kebanyakan anak-anak. Salah seorang yang prihatin dengan aksi kejam Israel tersebut adalah bintang sepakbola Real Madrid asal Portugal, Cristiano Ronaldo. Sebagai bentuk kepeduliannya, trofi bergengsi yang diraihnya pada saat menjadi top skor Eropa 2011 yaitu sepatu emas, ia dedikasikan untuk Palestina.
Melalui yayasan Real Madrid, European Golden Shoe atau Sepatu Emas itu dilelang dan terjual dengan harga 1,5 juta Euro atau setara dengan 22 miliar Rupiah. Sepatu Emas tersebut diraih CR7 pada saat mencetak 40 gol di ajang la liga. Hasil lelang tersebut ia sumbangkan untuk membangun sekolah di Jalur Gaza, dan bukan sepatu emasnya saja melainkan sebagian koleksi sepatunya yang lain.
Agresi biadab yang dilancarkan militer Israel terhadap warga Palestina di tepi barat dan jalur Gaza beberapa pekan lalu, mengundang kecaman banyak pihak. Mulai dari presiden, pejabat pemerintah, artis hingga selebritas lapangan hijau di berbagai negara mengutuk aksi sadis tersebut. Apalagi serangan yang dilancarkan tanpa alasan tersebut menimbulkan korban tewas yang kebanyakan anak-anak. Salah seorang yang prihatin dengan aksi kejam Israel tersebut adalah bintang sepakbola Real Madrid asal Portugal, Cristiano Ronaldo. Sebagai bentuk kepeduliannya, trofi bergengsi yang diraihnya pada saat menjadi top skor Eropa 2011 yaitu sepatu emas, ia dedikasikan untuk Palestina.
Melalui yayasan Real Madrid, European Golden Shoe atau Sepatu Emas itu dilelang dan terjual dengan harga 1,5 juta Euro atau setara dengan 22 miliar Rupiah. Sepatu Emas tersebut diraih CR7 pada saat mencetak 40 gol di ajang la liga. Hasil lelang tersebut ia sumbangkan untuk membangun sekolah di Jalur Gaza, dan bukan sepatu emasnya saja melainkan sebagian koleksi sepatunya yang lain.
Quote:
Spoiler for Ketiga:
Pedagang Sayuran Menyumbang 318 Juta Rupiah
Seorang pedagang sayuran asal Taiwan bernama Chen Shu Chu. Wanita setengah baya ini justru lebih menikmati jika uang yang dimilikinya disumbangkan untuk membantu orang lain. Atas prilaku mulianya itu, Chen Shu Chu menjadi salah satu dari enam pemenang Ramon Magsaysay Award 2012 lalu. Seperti pengakuannya, sikap mulia Chen Shu Chu tersebut dipengaruhi oleh kehidupan masa lalu. Saat masih kecil setelah ibunya meninggal, Chen dan keluarganya mendapat bantuan dari lembaga sosial. Namun perasaan selalu dibantu membuatnya merasa tidak nyaman, sehingga memotivasi chen untuk menyimpan sebanyak mungkin uang agar dapat membantu orang lain.
Jika melihat kesehariannya, Chen Shu Chu yang tinggal di Taitung bukanlah orang kaya. Sebaliknya, ia merupakan sosok pedagang sayuran yang hidupnya sangat sederhana. Mulianya seluruh keuntungan yang diperoleh dari usaha menjual sayuran, digunakannya untuk membiayai anak-anak setempat. Total nilai uang yang telah ia sumbangkan mencapai 10 juta dolar Taiwan atau sekitar 318 juta rupiah. Menurutnya seseorang bisa saja menghabiskan uang dalam sehari, namun demikian seseorang juga bisa menghabiskannya dengan cara sederhana. Seperti dirinya yang baru akan merasakan kebahagiaan jika telah menyumbangkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan.
Seorang pedagang sayuran asal Taiwan bernama Chen Shu Chu. Wanita setengah baya ini justru lebih menikmati jika uang yang dimilikinya disumbangkan untuk membantu orang lain. Atas prilaku mulianya itu, Chen Shu Chu menjadi salah satu dari enam pemenang Ramon Magsaysay Award 2012 lalu. Seperti pengakuannya, sikap mulia Chen Shu Chu tersebut dipengaruhi oleh kehidupan masa lalu. Saat masih kecil setelah ibunya meninggal, Chen dan keluarganya mendapat bantuan dari lembaga sosial. Namun perasaan selalu dibantu membuatnya merasa tidak nyaman, sehingga memotivasi chen untuk menyimpan sebanyak mungkin uang agar dapat membantu orang lain.
Jika melihat kesehariannya, Chen Shu Chu yang tinggal di Taitung bukanlah orang kaya. Sebaliknya, ia merupakan sosok pedagang sayuran yang hidupnya sangat sederhana. Mulianya seluruh keuntungan yang diperoleh dari usaha menjual sayuran, digunakannya untuk membiayai anak-anak setempat. Total nilai uang yang telah ia sumbangkan mencapai 10 juta dolar Taiwan atau sekitar 318 juta rupiah. Menurutnya seseorang bisa saja menghabiskan uang dalam sehari, namun demikian seseorang juga bisa menghabiskannya dengan cara sederhana. Seperti dirinya yang baru akan merasakan kebahagiaan jika telah menyumbangkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan.
Quote:
Spoiler for Ke empat:
Yu yuan, Malaikat Kecil Dari China
Entah penghargaan apa yang pantas diberikan kepada gadis kecil asal China bernama Yu Yuan. Atas kisah pilu serta pengorbanan yang dilakukannya, kalimat, sanjungan atau bentuk penghargaan yang telah ada sepertinya masih belum cukup untuk Yu Yuan. Sebuah keputusan mulia diambil Yu Yuan setelah merasa tidak dapat sembuh dari leukimia ganas yang menggerogoti tubuhnya.
Yu Yuan rela melepaskan segalanya dan menyumbangkan uang hasil sumbangan untuk pengobatannya kepada anak-anak lain yang masih punya harapan hidup. Yu Yuan yang merupakan anak yatim piatu sebelumnya telah memiliki dana sebesar 540 ribu dolar yang didapat dari perkumpulan orang China di seluruh dunia. Yu Yuan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian dan dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Sang bidadari kecil Yu Yuan akhirnya meninggal dunia di usia delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah jika ia pernah datang dan sangat penurut.
Entah penghargaan apa yang pantas diberikan kepada gadis kecil asal China bernama Yu Yuan. Atas kisah pilu serta pengorbanan yang dilakukannya, kalimat, sanjungan atau bentuk penghargaan yang telah ada sepertinya masih belum cukup untuk Yu Yuan. Sebuah keputusan mulia diambil Yu Yuan setelah merasa tidak dapat sembuh dari leukimia ganas yang menggerogoti tubuhnya.
Yu Yuan rela melepaskan segalanya dan menyumbangkan uang hasil sumbangan untuk pengobatannya kepada anak-anak lain yang masih punya harapan hidup. Yu Yuan yang merupakan anak yatim piatu sebelumnya telah memiliki dana sebesar 540 ribu dolar yang didapat dari perkumpulan orang China di seluruh dunia. Yu Yuan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian dan dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Sang bidadari kecil Yu Yuan akhirnya meninggal dunia di usia delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah jika ia pernah datang dan sangat penurut.
Quote:
Spoiler for Kelima:
Si Miskin Berhati Malaikat
Hidup dalam kondisi serba kekurangan ternyata tak menghalangi seorang wanita bernama Lu Xiaoying untuk menjadi manusia berhati malaikat. Wanita tua berusia 88 tahun ini, sehari-harinya bekerja sebagai pemulung dan tinggal seorang diri karena suaminya telah meninggal dunia, Aksi kepahlawanan Xiaoying menjadi buah bibir di China setelah ia berhasil menyelamatkan dan membesarkan 30 bayi yang ditemukan di tempat pembuangan sampah.
Selama bertahun-tahun jadi pemulung, Xiaoying seringkali menemukan bayi yang dibuang di tempat sampah. Meski ia sendiri hidup susah, namun tetap tak tega jika harus membiarkan bayi tersebut dibuang oleh orangtuanya. Sejak tahun 1970-an, sudah sekitar 30 bayi yang diambil dan diselamatkan xioying dari tempat sampah. Wanita tua itu tentu membesarkan bayi-bayi yang ditemukannya seorang diri. Setelah sebagian anak angkatnya beranjak dewasa. xiaoying kemudian mencari keluarga asuh. Xiaoying sadar karena dirinya tak sanggup menyekolahka dan merawat semua anaknya hingga dewasa. Kini, xiaoying terbaring sakit dan menderita gagal ginjal. Namun kondisi tersebut tetap tak menghalanginya untuk merawat anak angkat bungsunya yan ditemukan sekitar enam tahun lalu di tempat pembuangan sampah.
Hidup dalam kondisi serba kekurangan ternyata tak menghalangi seorang wanita bernama Lu Xiaoying untuk menjadi manusia berhati malaikat. Wanita tua berusia 88 tahun ini, sehari-harinya bekerja sebagai pemulung dan tinggal seorang diri karena suaminya telah meninggal dunia, Aksi kepahlawanan Xiaoying menjadi buah bibir di China setelah ia berhasil menyelamatkan dan membesarkan 30 bayi yang ditemukan di tempat pembuangan sampah.
Selama bertahun-tahun jadi pemulung, Xiaoying seringkali menemukan bayi yang dibuang di tempat sampah. Meski ia sendiri hidup susah, namun tetap tak tega jika harus membiarkan bayi tersebut dibuang oleh orangtuanya. Sejak tahun 1970-an, sudah sekitar 30 bayi yang diambil dan diselamatkan xioying dari tempat sampah. Wanita tua itu tentu membesarkan bayi-bayi yang ditemukannya seorang diri. Setelah sebagian anak angkatnya beranjak dewasa. xiaoying kemudian mencari keluarga asuh. Xiaoying sadar karena dirinya tak sanggup menyekolahka dan merawat semua anaknya hingga dewasa. Kini, xiaoying terbaring sakit dan menderita gagal ginjal. Namun kondisi tersebut tetap tak menghalanginya untuk merawat anak angkat bungsunya yan ditemukan sekitar enam tahun lalu di tempat pembuangan sampah.
Quote:
ASSALAMMUALAIKUM WR.WB
Quote:
Thanks kaskus
Diubah oleh kecoalabil 11-11-2014 04:29
0
3.9K
Kutip
34
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru