Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

AkuCintaNaneaAvatar border
TS
AkuCintaNanea
Yang Bener aja! Kalo BBM Naik Rp 3.000/L, Pemerintah Tarik Untung Rp900/L? Terlalu!
Harga BBM Diusulkan Naik Rp 3.000 per Liter
SELASA, 28 OKTOBER 2014 | 05:19 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:Rencana pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang digadang-gadang oleh Presiden Joko Widodo sebelum menjabat menjadi program yang paling ditunggu realisasinya saat ini. Sebab, anggaran untuk subsidi BBM sudah sangat membebani anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan 2014.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Andy Noorsaman Sommeng mengharapkan ada kebijakan baru untuk mengendalikan BBM subsidi. "Ya harus ada kebijakan baru, apakah pengendalian baru, peraturan menteri baru, atau ada yang lebih baru lagi," kata Andy usai konferensi pers di Kementerian ESDM, Senin, 27 Oktober 2014.

Menurut Andy, pihaknya akan mengusulkan pengalihan subsidi BBM. Artinya penghematan subsidi akibat kenaikan harga BBM bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya seperti membangun infrastruktur di desa.

Andy mengusulkan subsidi BBM bisa dipangkas hingga Rp 3.000-Rp 4.000 per liter. Ia menjamin dengan pemangkasan tersebut, kuota BBM subsidi sebesar 46 juta kiloliter bisa cukup hingga akhir tahun. "Pokoknya kalau Rp 3.000 - Rp 4.000 per liter itu bagus banget, kami akan mengusulkan segitu," ujarnya.

Kemarin, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Edy Hermantoro mengatakan, pihaknya diundang ke kantor Kementerian Koordinator Perekonomian untuk membahas masalah kenaikan harga BBM. Dalam pertemuan itu akan dibahas teknis inflasi dan kenaikan harga BBM. "Tapi masih bahas teknis saja kalau BBM naik sekian inflasinya berapa," ujarnya, Senin 27 Oktober 2014.
http://www.tempo.co/read/news/2014/1...3000-per-Liter


Pertamina Sebut Harga Premium Rp 8.600, Ini Kata Sofyan Djalil
Friday, 07 November 2014, 19:06 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina telah menghitung bahwa harga keekonomian BBM jenis premium hanya Rp 8.600 per liter atau selisih Rp 2.100 dibanding yang dijual di dalam negeri saat ini.

Hal tersebut sebelumnya diungkapkan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya. Harga sebesar Rp 8.600 mengacu pada harga BBM dunia terakhir pada Mean of Plats Singapore (MOPS) yang berkisar 92 dolar AS per barel atau turun sekitar 18 dolar AS dari September lalu 110 dolar AS per barel.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil masih menutup rapat-rapat berapa kisaran harga kenaikan BBM bersubdisi yang kini tengah disiapkan pemerintah. Sofyan juga enggan berkomentar banyak ketika ditanya mengenai harga keekonomian BBM premium sebesar Rp 8.600 yang telah dihitung pertamina. "Belum. Belum ada yang bisa disebutkan soal harga," kata Sofyan yang sedang bergegas karena mendapat panggilan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jumat (7/11) petang.

Sofyan pun menjawab dengan kalimat serupa ketika ditanya apakah harga kenaikan BBM yang bakal ditetapkan pemerintah lebih rendah atau lebih tinggi dari harga keekonomian berdasarkan hitungan pertamina. "Belum belum. Pokoknya belum. Nanti ya," singkat Sofyan sambil memasuki mobil dinasnya.
http://www.republika.co.id/berita/na...-sofyan-djalil


Yang Bener aja! Kalo BBM Naik Rp 3.000/L, Pemerintah Tarik Untung Rp900/L? Terlalu!
source: http://www.kaskus.co.id/thread/54615...isa-diimpeach/

Harga Jual Eceran (Retail Sales) = Harga Patokan BBM Jenis Tertentu + Subsidi Pemerintah

Harga Patokan BBM (Kilang Dalam Negeri) :
  • Premium/Bio Premium = ICP MOPS + Biaya Distribusi (3.32%) + Biaya Margin Pertamina (484) + 20
  • Solar/Bio Solar = ICP MOPS + Biaya Distribusi (2.17% + Biaya Margin Pertamina (521) + 20

Dengan Asumsi:
  • ICP MOPS (average 1 month) = ICP OPEC Basket September 2014 = USD 95,98/barel
  • Kurs IDR/USD = 12.100
  • Konversi = 158.9873
  • Maka didapat :
  • Harga Patokan BBM (Kilang Dalam Negeri) :
  • Premium/Bio Premium = Rp. 8.051/liter
  • Solar/Bio Solar = Rp. 8.004/liter

Artinya jika harga BBM eceran hari ini:
  • Premium = Rp. 6.500/liter, jika dinaikkan Rp. 3.000 menjadi Rp. 9.500/liter
  • Solar = Rp. 5.500/liter, jika dinaikkan Rp. 3.000 menjadi Rp. 8.500/liter

Maka Masyarakat yang akan mensubsidi Pemerintah nya Sebesar :
  • Premium = Rp. 9.500/liter - Rp. 8.051/liter = Rp. 1.449/liter
  • Solar = Rp. 8.500/liter - Rp. 8.004/liter = Rp. 496/liter



Inilah Harga BBM di AS sekelas Pertamax Plus di AS ....
Yang Bener aja! Kalo BBM Naik Rp 3.000/L, Pemerintah Tarik Untung Rp900/L? Terlalu!
source: http://www.eia.gov/petroleum/gasdiesel/

Quote:


Perbandingan Harga BBM di Dunia ...
Yang Bener aja! Kalo BBM Naik Rp 3.000/L, Pemerintah Tarik Untung Rp900/L? Terlalu!
Source: http://www.mytravelcost.com/petrol-prices/


Padahal, Orang AS itu Pendapatannya Rata-rata hampir 5 kali Lipat Indonesia ...
Yang Bener aja! Kalo BBM Naik Rp 3.000/L, Pemerintah Tarik Untung Rp900/L? Terlalu!
source: http://en.wikipedia.org/wiki/List_of...ntries_by_GDP_(PPP)_per_capita

Anggito Abimanyu Akui Selama Ini Tidak Pernah Ada Subsidi BBM
Tue, Mar 20th, 2012

Akhirnya Anggito Abimanyu, salah satu fundamentalis neo-liberal Indonesia yang selalu bersikeras menaikkan harga BBM dengan alasan “mengurangi beban subsidi BBM“, mengakui bahwa selama ini tidak pernah ada subsidi dalam BBM.

“Masih ada surplus penerimaan BBM dibanding biaya yang dikeluarkan,” katanya dalam acara talkshow di TVOne hari Senin (13/03/2012), terkait rencana kenaikan harga BBM akibat kenaikan harga BBM dunia. Anggito menjadi salah satu narasumber bersama Kwik Kian Gie dan Wamen ESDM.

Mungkin Anggito tidak akan pernah memberikan pengakuan seperti itu kalau saja tidak karena ada Kwik Kian Gie yang telah lama menyampaikan pendapatnya bahwa isu “subsidi” adalah pembohongan publik, dan pendapat itu diulangi lagi dalam acara talkshow tersebut di atas.

Pengakuan tersebut menunjukkan dengan sangat-sangat gamblang bahwa isu “subsidi” yang selama ini digembar-gemborkan pemerintah sebagai alasan kenaikan harga BBM adalah sebuah “pembohongan”. Sebagaimana pengakuan Anggito, tidak ada subsidi BBM, bahkan ketika saat ini harga BBM dunia mencapai $120 per-barrel.

Meski dalam blog ini pernah saya kupas secara mendetil mengenai penghitungan biaya dan penerimaan BBM oleh pemerintah, saya ingin kembali mereview-nya secara sederhana. Jika pemerintah mengambil BBM secara cuma-cuma dari dalam bumi Indonesia dan kemudian mengekplorasinya dengan biaya $20 per-barrel, sementara harga minyak dunia tidak pernah di bawah biaya produksi tersebut, darimana munculnya subsidi? Hanya orang bodoh moron idiot yang masih percaya pada bualan soal “subsidi” tersebut.

Meski terlambat dan menunjukkan dirinya sebagai pengkhianat rakyat dan pengkhianat nuraninya sendiri selama menjadi pejabat negara (kini Anggito bukan lagi pejabat pengambil kebijakan ekonomi), pengakuan Anggito (mantan dosen saya waktu mahasiswa) sebenarnya menjadi koreksi “kebijakan pemerintah” dalam soal BBM. Namun alih-alih pemerintah terus saja menggunakan isu “subsidi” imaginatif untuk melegitimasi rencana kenaikan harga BBM, termasuk dalam iklan sosialisasi kenaikan harga BBM yang saat ini gencar ditayangkan di televisi.

Dalam diskusi tersebut Anggito memang tetap mendukung rencana kenaikan harga BBM, namun kini dengan alasan yang lebih rasional, tidak lagi menggunakan imajinasi “subsidi”, melainkan demi mengurangi beban APBN. Dan inilah yang mestinya menjadi dasar kebijakan pemerintah, mengurangi beban APBN tanpa harus menipu rakyat.

Baik, kalau hanya mengatasi “tekanan” APBN ada banyak cara untuk mengatasinya tanpa harus menyengsarakan rakyat sebagaimana kebijakan menaikkan harga BBM. Bisa mengintensifkan penerimaan pajak yang selama ini lebih banyak “beredar” di “pasar gelap pajak” sebagaimana ditunjukkan dalam kasus Gayus Tambunan. Bisa dengan mengintensifkan pencegahan tindak korupsi sehingga dana APBN yang banyak bocor bisa diarahkan ke pos-pos yang produktif. Cara lainnya adalah meningkatkan produksi BBM sehingga penerimaan pajak BBM meningkat. Dan tentu saja adalah pengelolaan APBN yang efektif dan efisien. Ada 1.000 cara lebih bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi tekanan APBN akibat kenaikan harga minyak dunia tanpa harus menaikkan harga BBM
http://muslimdaily.net/opini/opini-u...bsidi-bbm.html

----------------------------

Jadi pendapat Anggito Abimanyu, ada benarnya juga?
Terlalulah Pemerintahan Jokowi kalau menaikkan harga BBM hingga Rp 3.000 se liternya. Itu namanya bukannya menolong rakyat, tapi malahan mencekik rakyat namanya, kalo memang betul Petamina malahan mengambil untung dari jualan BBM ke rakyatnya



emoticon-Turut Berduka
0
3.7K
36
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.