- Beranda
- Kendaraan Roda 2
Serba Serbi Motor Benelli (All Variants)
...
TS
yudhasatriaw
Serba Serbi Motor Benelli (All Variants)
Supported by :
More Information klik here : motonesia.com
Facebook : facebook.com/motonesiacom
Twitter: Twitter.Com/Motonesia
Instagram: https://www.instagram.com/motonesia/
More Information klik here : motonesia.com
Facebook : facebook.com/motonesiacom
Twitter: Twitter.Com/Motonesia
Instagram: https://www.instagram.com/motonesia/
Halo holaaaaa..
ane udah search tp karena belum ada yg bikin thread tentang Benelli, ane minta izin bikin thread ini ya.. mudah2an bisa saling share info seputar roda dua khususnya Benelli di thread ini, mumpung Benelli jg belum launching hehehe..
Spoiler for about Benelli:
About Us
Benelli merupakan salah satu produsen sepeda motor tertua yang ada di dunia. Perusahaan yang berdiri di Italia pada tahun 1911 ini tidak pernah berhenti untuk memproduksi sepeda motor ketika dunia melewati masa-masa bencana, perang dan resesi ekonomi
Benelli dikenal dunia sebagai produsen sepeda motor dengan desain berjiwa muda. Pada tahun 1996 ketika Andrea Merloni mengambil alih perusahaan ini, ia memberikan perubahan kepada image perusahaan dengan membawa energi muda dan antusiasme yang baru. Perubahan ini terlihat dari rata-rata umur karyawan yang berkisar antara 34 tahun, hingga sekarang terlihat bahwa inovasi ini membuat Benelli diakui eksistensinya di dunia industri sepeda motor.
Benelli memberikan dampak yang besar dalam industri sepeda motor, dengan desain-desain sepeda motornya. Mulai dari tipe 50 liter Scooter "491" ke tipe motor skuter, "666" Style ; dari tipe "Open Studio" Skuter "Adiva" ke Tornado 900 Tre" - semua tipe menunjukan perkembangan yang sangat inovatif, dengan konsep yang terus dikembangkan dengan detail-detail desain yang unik. Inovasi serta jiwa kreatif perusahaan terlihat pada setiap produknya dan juga terefleksi pada setiap pengembangan produk serta perekrutan mekanik dan desainer-desainer muda.
Pada tahun 2002 Benelli membuat inovasi luar biasa dengan mendesain sepeda motor yang berpenampilan sporty dengan mesin 3 silinder. Mesin 3 silinder ini didesain dan juga diproduksi di Italia, Inovasi mesin terbaru ini menjadi kunci penting yang disertai juga dengan fitur-fitur unik lainnya.
Saat ini Benelli memfokuskan pada desain sepeda motor "Naked" (tanpa body pelindung). Tujuannya yaitu mengembangkan konsep "King Street" sepeda motor jalanan; dengan mesin 3 silinder yang terus dikembangkan serta tetap mempertahankan karakteristik, fitur dan fungsinya.
Semua yang telah dicapai Benelli saat ini ialah hasil dari masa lalu yang gemilang serta tujuan yang ambisius. Dengan produk yang unggul dan bervariasi, tipe Tornado dan TNT diharapkan dapat membuat Benelli menjadi penerobos dan pemimpin dalam industri sepeda motor saat ini.
Spoiler for Sejarah Perusahaan:
Teresa Benelli ialah seorang janda yang memulai membangun bisnis dengan harapan agar kelak dapat memberikan pekerjaan yang mapan untuk ke-enam anaknya yaitu Giuseppe, Giovanni, Fillipo, Domenico dan Antonio atau "Torino"
Pada awalnya, bisnis ini hanya berupa "Bengkel Benelli" yang hanya memperbaiki mobil dan speda motor, tetapi seiring waktu berjalan mereka mampu memproduksi spare part sendiri untuk kebutuhan bengkel mereka.
Pada tahun 1920 mereka menyelesaikan satu model desain mesin 1 silinder 2 tak 75 cc yang kemudian mulai diterapkan pada desain sepeda motor saat itu. Setahun berikutnya pada tahun 1921, Benelli membuat sepeda motor mereka yang pertama yang berkapasitas 98 cc.
2 tahun setelah itu, Torino mulai memasuki dunia balapan dan menunjukkan bakatnya dalam dunia balapam. Tentu saja hal ini membuat Benelli semakin diakui sebagai perusahaan yang mampu mengembangkan dan memproduksi sepeda motor berkualitas. Dengan mengendarai Benelli 175, Torino Benelli hampir memenangkan 4 seri kejuaraan sepeda motor di Italia hampir secara berurutan yaitu tahun 1927, 1928 dan 1930 (suspensi single) dan tahun 1931 (double suspensi).
Keberuntungan tidak menaungi Torino, pada tahun 1932 Torino mengalami kecelakaan pada waktu balapan dan pada 27 September 1937 Torino mengalami kecelakaan di jalan raya hingga membuatnya tutup usia.
Spoiler for Kejuaraan:
Pada masa perang dunia 2, pabrik Benelli hancur tetapi hal ini tidak merubah kecintaan dan dedikasi Benelli bersaudara terhadap dunia sepeda motor. Mereka membangun kembali usaha mereka dan dalam jangka waktu singkat mereka kembali beroperasi dan memenangkan beberapa kejuaraan salah satunya yaitu The Tourist Trhopy melalui Ted Mellors pada 1939.
Pada tahun 1960 Benelli memiliki beberapa pembalap hebat diantaranya Tarquino Provini dan Renzo Pasolini. Investasi Benelli pada dunia balapan tahun 1969 memberikan keuntungan balik yang besar. Kel Carruthers memenangkan Kejuaraan Dunia 250 dan The Tourist Throphy yang juga pernah dimenangkan Dario Ambrosini pada tahun 1950.
Spoiler for Pengembangan Perusahaan:
Pada tahun 1962, Benelli dan Motobi (didirikan oleh Giuseppe Benelli pada tahun 1949 setelah terjadi perselisihan dengan saudara-saudaranya, tetapi kemudian kembali masuk ketika masalah sudah diselesaikan) memproduksi sekitar 300 sepeda motor per hari dan memiliki 550 pegawai.
Pada akhir tahun 1960an, terjadi krisis pada industri sepeda motor di Eropa, ketika pabrikan sepeda motor Jepang mulai masuk kesana.
Benelli mengalami perubahan kepemilikan tapi tidak berhenti melakukan inovasi contohnya pada pertengahan tahun 1960 Benelli mendesain mesin 6 silinder. Meskipun begitu tetap saja Benelli kehilangan segmen pasarnya karena persaingan oleh pabrikan Jepang. Hal ini mengakibatkan Benelli berhenti produksi untuk sementara
Pada tahun 1989 dengan dukungan dari Giancarlo Selci (Pabrikan Pesaro), pabrikan Benelli mencoba untuk bangkit tetapi tidak berhasil karena waktu yang belum tepat.
Pada tahun 1995 ketika Andrea Merloni mengambil alih, kebangkitan perusahaan mulai terlihat dan menjadi kenyataan seiring dengan dikeluarkan tipe Tornado 900 Tre Super Sport Bike pada tahun 2002 dan tipe TNT The Explosive Roadster saat ini
Jika tipe Tornado membawa inovasi pada sisi teknis dan estetis, maka tipe TNT membuat gebrakan besar yang pernah ada di industri sepeda motor.
Quote:
Original Posted By hardhie►Klub Benelli sudah ada yang mau Join Brother2 senusantara sekalian sharing tentang motor benelli kesayangan anda bisa di web resminya www.benelliownerindonesia.org
Quote:
Spoiler for review TNT250:
Quote:
Original Posted By NoRaceNoLife► Salam kenal bro and sist. Di sini saya akan bercerita sedikit (maaf yah kalo kaya bikin cerpen, he he he). Saya adalah pemilik benelli tnt 250, dan akan memberikan sedikit riview dari sudut pandang saya (mohon maaf bila ada yg tidak berkenan).
Sebelomnya saya akan sedikit bercerita latar belakang saya dan alasan saya membeli TNT 250. Pekerjaan saya adalah tuner mobil dan moge. Kalau kalau ada dari beberapa bro n sist yg mengetahui pada tahun 2007 ada yg membuat K*was*ki ninja TURBO pertama di indonesia, sayalah orangnya (maaf ga maksud promosi). Ok lanjut... Begini ceritanya sehingga saya memiliki benelli TNT 250. Kebetulan saya sudah berkeluarga, saya dan istri sama2 menggemari otomotif. Motor pribadi saya adalah K*was*ki ER6N dan kebetulan saya dan teman2 sering melakukan riding baik jarak pendek maupun jarak jauh. Sayangnya saya tipikal orang yg tidak suka boncengan (walaupun dengan istri sendiri he he he). Karena menurut saya kalo boncengan membuat saya tidak bisa leluasa. Tau sendiri deh kalo riding bareng temen2 kan kelakuannya pada ngebut2 ga karuan. Nah lama kelamaan istri saya mungkin gerah karena selalu tidak saya ajak. Akhirnya dia menentukan untuk minta dibeliin motor... JENG JENG... Dan yg lebih JENG JENG lagi, dia maunya 250cc. Saya beranggapan "yauda gpp itung2 nyenengin istri". Kebetulan saya kurang suka dgn N*nja, secara motornya udah terlalu pasaran. Saat saya lagi bingung memilih, tanpa sengaja saya menemukan Benelli TNT 250 yg mana diluar terkenal dengan TNT 300 atau BN 302. Karena menurut saya harganya masih masuk akal dan tidak pasaran. Kayanya udah kebanyakan ngalur ngidul nih..., ok kita mulai ajah reviewnya.
Dari segi tampilan mungkin menurut saya itu kembali lagi ke selera masing2, kalo saya pribadi sih sebenernya lebih suka dengan tampilan ER6N. Tapi kalau dari segi fitur2 yg di dapat..., wah ini motor sih worth to buy banget.
Selanjutnya mari beranjak ke pembahasan tenaga. Mungkin ada beberapa orang yg berpendapat ini motor kurang bertenaga, malah saya membaca di salah satu blog bahkan ada yg bilang kalo bisa di ayamin sama motor kelasan 150cc. Kalau menurut saya kurang galak memamg iyah, tapi kalo kurang bertenaga weits nanti dulu bro. Karena mesin TNT 250 ini memiliki spesifikasi diameter bore 61mm dan panjang stroke 42,7 mm, sehingga mesin ini masuk dalam kategori bore engine. Mungkin ada beberapa yg bertanya apa itu bore engine. Bore engine adalah mesin yg dimana ukuran bore nya (diameter piston) lebih besar dibanding dengan panjang strokenya (langkah kruk ass). Karakter mesin seperti ini memiliki torsi rendah, tetapi cukup galak di RPM atas (seberapa galaknya banyak faktor penunjang lain, seperti lobang port, ukuran klep, durasi camshaft dll). Nah yg saya rasakan dia (tnt 250) baru galak lewat dari rpm 6000. Jadi kalo udah lewat dari rpm 6000 ngarep ajah dah motor kelas 150 cc mau ayam2in. Saya ngerasain dalam kondisi standar semua loh... (knalpot bawaan pabrik). Jadi ini motor emang smooth acceleration. Tapi kalo agan coba buat jalan jauh dan panjang, asli enak bgt.
Pembahasan dilanjutkan ke arah sistem pengereman. Kita bahas rem depan dulu yah... Kembali lagi saya pernah membaca di salah satu blog juga yg mengatakan kalo pengeremannya kurang pakem. Saya ada sedikit ralat disini. Kalo menurut saya remnya bukan kurang pakem, tetapi rada jauh (tuas rem harus di tarik rada dalam untuk mendapatkan titik pengereman). Kalo menurut saya sih ini mungkin disebabkan oleh perbandingan antara master rem atas dengan kaliper rem bawah yg kurang pas. Buat yg kurang paham saya jelasin sedikit yah. Sistem kerja rem motor itu menganut sistem hidrolik, dimana minyak rem bekerja sebagai penyalur tekanan utama. Sementara master rem atas (yg kita tarik pake tangan kanan) itu bekerja mendorong minyak rem agar piston master rem bawah (yg nempel dengan shock depan) keluar untuk menekan kampas rem sehingga bergesekan dengan disk brake. Jadi kalau master rem atas lebih kecil dibanding master rem bawah, efeknya seperti yg terjadi di tnt 250. Ini bisa di akalin dengan cara mengganti master rem atas dengan ukuran yg lebih besar. Btw itu baru prediksi saya ajah lho, mungkin juga ada faktor2 lain. Tapi menurut saya sih cukup kok rem depannya, lagiann juga kalo kepakeman entar yg ada bahaya. Bisa ngebuang ban depannya gara2 ngesot. Lanjut ke sektor rem belakang. Nah yg ini sih saya acungin jempol. Rem belakangnya lebih pakem dari ER6n. Jadi kayanya saya ga usah bahas nih masalah rem belakang, karena menurut saya udah ok.
Berlanjut ke handling. Motor ini menggunakan suspensi yg menurut saya WAW... Di lini depan dia menggunakan upside down fork dengan fitur adjustable rebound, dan di lini belakang menggunakan monoshock yg dipersenjatai dengan adjustable spring tension dan adjustable rebound dampening. Asli ini sih gokil bgt. Jadi ceritanya begini. Saat malam tiba, dimana jalanan ibu kota (jakarta) sudah sepi dengan kendaraan, dan dimana istri sudah terlelap. Itu waktu yg tepat buat kabur ngetes motor he he he. Akhirnya saya memutuskan untuk ajak jalan si TORNADO (nama tnt 250 saya). Awal mula saya bergaya riding santai, sambil merasakan tingkat kenyamanan motor ini. Posisi ridingnya enak bener bro, ga ada pegel2nya dikit juga. Mungkin karena design ergonominya yang pas untuk daily use, secara ini tipkal motor touring. Joknya dewa bgt bro, empuk bgt dan nyaman. Setelah saya rasa cukup utuk merasakan motor ini dengan berkendara santai, saya berniat untuk mengajak motor ini berolah raga (sekalian ngetes ok apa enggak kalo dipake riding bareng temen2 brengsek yg bawa motornya pada ga bisa santai hahahahahaha). Saya memutuskan ke arah monas. Dimana disitu adalah ajang bagi para rider ibu kota untuk melatih skill ngerebah atau miring2 he he he. Mungkin beberapa dari bro n sis disini tau yg namanya MONASCO. Tapi sebelumnya saya berhenti di salah satu pom bensin untuk mempersiapkan apa yg perlu disiapkan. Karena ban bawaan motor ini menggunakan merk SWALL*W, yg dimana saya kurang percaya dengan merk itu, karena sudah terkenal di kalangan rider kalo merk itu licin. Saya memutuskan untuk mengurangi tekanan angin ban depan dan belakang. Emang rada kempes sih jadinya, tapi cari aman ajah dikit. Secara ga mungkin kan jam 1 pagi ada toko ban yg buka buat ganti bannya jadi merk BRIDGES*TONE B*TTLAX he he he. Yg ane heran, diluar ban stdnya PIR*LLI loh, kenapa sampe sini jadi merk sendal jepit? Mungkin alasan biaya. Kalo pake ban bagus tar harga jualnya jadi tinggi. Ok lah gpp. Untuk suspensi, saya memutuskan untuk menggunakan stelan shock bawaan pabrik dulu. Sesampainya di monas, saya langsung tes 2 lap mumpung ban udah panas. Karena menurut saya suspensinya masih terlalu empuk, maka saya berhenti sejenak untuk melakukan penyetelan shock depan dan belakang. Setelah menurut saya stelannya cukup pas, maka saya lanjut lagi tes 2 lap. Dan hasilnya adalah..., gila bro suspensi dan handlingnya ok bgt walaupun dibawa agresif. Di sini saya harus mengakui kalau ER6n saya kalah dari segi suspensi. Malah saya sempat punya pikiran untuk memindahkan seperangkat suspensinya ke ER6n saya. Secara yg bakal make juga istri..., dia ga bakal ngerti enak apa engga hahahahahaha.
Kayanya cukup dulu nih review ane ttg ini motor, kalo ada yg mau ditanya2in ke ane boleh di reply ajah. Oh iya buat yg takut overheat, ga perlu takut bro. Sistem pendinginnya bekerja normal sebagaimana seharusnya kok, baik dalam keadaan jalan pelan, berhenti, maupun ngebut. Sama satu lagi saran dari ane, buat yg punya ini motor atau bakal punya, jangan di isi pake bensin PREMIUM yah... Karena Spek mesinnya kompresinya rada tinggi. Jadi minimal pertamax atau shell super, kalo mau lebih bagus pake pertamax plus atau shell v-power. Sekian dulu yah dari ane. Sekali lagi mohon maaf kalo ada kata2 yg tidak berkenan.
NB : Semoga Benelli serius dalam memasarkan produknya. Menjamin after sales service dan keteradaan spare part.
Viva Benelli
Sebelomnya saya akan sedikit bercerita latar belakang saya dan alasan saya membeli TNT 250. Pekerjaan saya adalah tuner mobil dan moge. Kalau kalau ada dari beberapa bro n sist yg mengetahui pada tahun 2007 ada yg membuat K*was*ki ninja TURBO pertama di indonesia, sayalah orangnya (maaf ga maksud promosi). Ok lanjut... Begini ceritanya sehingga saya memiliki benelli TNT 250. Kebetulan saya sudah berkeluarga, saya dan istri sama2 menggemari otomotif. Motor pribadi saya adalah K*was*ki ER6N dan kebetulan saya dan teman2 sering melakukan riding baik jarak pendek maupun jarak jauh. Sayangnya saya tipikal orang yg tidak suka boncengan (walaupun dengan istri sendiri he he he). Karena menurut saya kalo boncengan membuat saya tidak bisa leluasa. Tau sendiri deh kalo riding bareng temen2 kan kelakuannya pada ngebut2 ga karuan. Nah lama kelamaan istri saya mungkin gerah karena selalu tidak saya ajak. Akhirnya dia menentukan untuk minta dibeliin motor... JENG JENG... Dan yg lebih JENG JENG lagi, dia maunya 250cc. Saya beranggapan "yauda gpp itung2 nyenengin istri". Kebetulan saya kurang suka dgn N*nja, secara motornya udah terlalu pasaran. Saat saya lagi bingung memilih, tanpa sengaja saya menemukan Benelli TNT 250 yg mana diluar terkenal dengan TNT 300 atau BN 302. Karena menurut saya harganya masih masuk akal dan tidak pasaran. Kayanya udah kebanyakan ngalur ngidul nih..., ok kita mulai ajah reviewnya.
Dari segi tampilan mungkin menurut saya itu kembali lagi ke selera masing2, kalo saya pribadi sih sebenernya lebih suka dengan tampilan ER6N. Tapi kalau dari segi fitur2 yg di dapat..., wah ini motor sih worth to buy banget.
Selanjutnya mari beranjak ke pembahasan tenaga. Mungkin ada beberapa orang yg berpendapat ini motor kurang bertenaga, malah saya membaca di salah satu blog bahkan ada yg bilang kalo bisa di ayamin sama motor kelasan 150cc. Kalau menurut saya kurang galak memamg iyah, tapi kalo kurang bertenaga weits nanti dulu bro. Karena mesin TNT 250 ini memiliki spesifikasi diameter bore 61mm dan panjang stroke 42,7 mm, sehingga mesin ini masuk dalam kategori bore engine. Mungkin ada beberapa yg bertanya apa itu bore engine. Bore engine adalah mesin yg dimana ukuran bore nya (diameter piston) lebih besar dibanding dengan panjang strokenya (langkah kruk ass). Karakter mesin seperti ini memiliki torsi rendah, tetapi cukup galak di RPM atas (seberapa galaknya banyak faktor penunjang lain, seperti lobang port, ukuran klep, durasi camshaft dll). Nah yg saya rasakan dia (tnt 250) baru galak lewat dari rpm 6000. Jadi kalo udah lewat dari rpm 6000 ngarep ajah dah motor kelas 150 cc mau ayam2in. Saya ngerasain dalam kondisi standar semua loh... (knalpot bawaan pabrik). Jadi ini motor emang smooth acceleration. Tapi kalo agan coba buat jalan jauh dan panjang, asli enak bgt.
Pembahasan dilanjutkan ke arah sistem pengereman. Kita bahas rem depan dulu yah... Kembali lagi saya pernah membaca di salah satu blog juga yg mengatakan kalo pengeremannya kurang pakem. Saya ada sedikit ralat disini. Kalo menurut saya remnya bukan kurang pakem, tetapi rada jauh (tuas rem harus di tarik rada dalam untuk mendapatkan titik pengereman). Kalo menurut saya sih ini mungkin disebabkan oleh perbandingan antara master rem atas dengan kaliper rem bawah yg kurang pas. Buat yg kurang paham saya jelasin sedikit yah. Sistem kerja rem motor itu menganut sistem hidrolik, dimana minyak rem bekerja sebagai penyalur tekanan utama. Sementara master rem atas (yg kita tarik pake tangan kanan) itu bekerja mendorong minyak rem agar piston master rem bawah (yg nempel dengan shock depan) keluar untuk menekan kampas rem sehingga bergesekan dengan disk brake. Jadi kalau master rem atas lebih kecil dibanding master rem bawah, efeknya seperti yg terjadi di tnt 250. Ini bisa di akalin dengan cara mengganti master rem atas dengan ukuran yg lebih besar. Btw itu baru prediksi saya ajah lho, mungkin juga ada faktor2 lain. Tapi menurut saya sih cukup kok rem depannya, lagiann juga kalo kepakeman entar yg ada bahaya. Bisa ngebuang ban depannya gara2 ngesot. Lanjut ke sektor rem belakang. Nah yg ini sih saya acungin jempol. Rem belakangnya lebih pakem dari ER6n. Jadi kayanya saya ga usah bahas nih masalah rem belakang, karena menurut saya udah ok.
Berlanjut ke handling. Motor ini menggunakan suspensi yg menurut saya WAW... Di lini depan dia menggunakan upside down fork dengan fitur adjustable rebound, dan di lini belakang menggunakan monoshock yg dipersenjatai dengan adjustable spring tension dan adjustable rebound dampening. Asli ini sih gokil bgt. Jadi ceritanya begini. Saat malam tiba, dimana jalanan ibu kota (jakarta) sudah sepi dengan kendaraan, dan dimana istri sudah terlelap. Itu waktu yg tepat buat kabur ngetes motor he he he. Akhirnya saya memutuskan untuk ajak jalan si TORNADO (nama tnt 250 saya). Awal mula saya bergaya riding santai, sambil merasakan tingkat kenyamanan motor ini. Posisi ridingnya enak bener bro, ga ada pegel2nya dikit juga. Mungkin karena design ergonominya yang pas untuk daily use, secara ini tipkal motor touring. Joknya dewa bgt bro, empuk bgt dan nyaman. Setelah saya rasa cukup utuk merasakan motor ini dengan berkendara santai, saya berniat untuk mengajak motor ini berolah raga (sekalian ngetes ok apa enggak kalo dipake riding bareng temen2 brengsek yg bawa motornya pada ga bisa santai hahahahahaha). Saya memutuskan ke arah monas. Dimana disitu adalah ajang bagi para rider ibu kota untuk melatih skill ngerebah atau miring2 he he he. Mungkin beberapa dari bro n sis disini tau yg namanya MONASCO. Tapi sebelumnya saya berhenti di salah satu pom bensin untuk mempersiapkan apa yg perlu disiapkan. Karena ban bawaan motor ini menggunakan merk SWALL*W, yg dimana saya kurang percaya dengan merk itu, karena sudah terkenal di kalangan rider kalo merk itu licin. Saya memutuskan untuk mengurangi tekanan angin ban depan dan belakang. Emang rada kempes sih jadinya, tapi cari aman ajah dikit. Secara ga mungkin kan jam 1 pagi ada toko ban yg buka buat ganti bannya jadi merk BRIDGES*TONE B*TTLAX he he he. Yg ane heran, diluar ban stdnya PIR*LLI loh, kenapa sampe sini jadi merk sendal jepit? Mungkin alasan biaya. Kalo pake ban bagus tar harga jualnya jadi tinggi. Ok lah gpp. Untuk suspensi, saya memutuskan untuk menggunakan stelan shock bawaan pabrik dulu. Sesampainya di monas, saya langsung tes 2 lap mumpung ban udah panas. Karena menurut saya suspensinya masih terlalu empuk, maka saya berhenti sejenak untuk melakukan penyetelan shock depan dan belakang. Setelah menurut saya stelannya cukup pas, maka saya lanjut lagi tes 2 lap. Dan hasilnya adalah..., gila bro suspensi dan handlingnya ok bgt walaupun dibawa agresif. Di sini saya harus mengakui kalau ER6n saya kalah dari segi suspensi. Malah saya sempat punya pikiran untuk memindahkan seperangkat suspensinya ke ER6n saya. Secara yg bakal make juga istri..., dia ga bakal ngerti enak apa engga hahahahahaha.
Kayanya cukup dulu nih review ane ttg ini motor, kalo ada yg mau ditanya2in ke ane boleh di reply ajah. Oh iya buat yg takut overheat, ga perlu takut bro. Sistem pendinginnya bekerja normal sebagaimana seharusnya kok, baik dalam keadaan jalan pelan, berhenti, maupun ngebut. Sama satu lagi saran dari ane, buat yg punya ini motor atau bakal punya, jangan di isi pake bensin PREMIUM yah... Karena Spek mesinnya kompresinya rada tinggi. Jadi minimal pertamax atau shell super, kalo mau lebih bagus pake pertamax plus atau shell v-power. Sekian dulu yah dari ane. Sekali lagi mohon maaf kalo ada kata2 yg tidak berkenan.
NB : Semoga Benelli serius dalam memasarkan produknya. Menjamin after sales service dan keteradaan spare part.
Viva Benelli
purnomo6109 memberi reputasi
2
660.7K
Kutip
2K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kendaraan Roda 2
19.2KThread•12.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya