Gue mau share cerita hidup gue, cerita yang udah ga bisa gue tahan untuk simpen sendiri. Gue ga tau, atau lebih tepatnya ga bisa untuk share ke orang lain, temen, keluarga, ato siapapun itu. Tapi gue harus share, karena gue takut semakin gue pendem semakin membuat gue depresi.

Gue bukan penulis, juga ga ada bakat untuk nulis. So, jangan berharap kalian bakal membaca cerita layaknya novel disini, sebelumnya gue say sorry kalau tata bahasa maupun penulisan gue kacau dan berantakan. Mungkin bakal ada yang nge judge gue lewat cerita ini, atau ada yang berbaik hati untuk nasehatin gue, bahkan bakal ada yang ngata-ngatain ataupun ngejelekin gue, it’s ok, itu bukan salah kalian. Kalian cuma baca cerita gue, gue yang ngejalanin hidup gue sendiri.

Sesuatu yang sulit adalah ketika kita diminta untuk membongkar memori yang kita ingin pendam serta kubur dalam-dalam, dan itulah yang terjadi kedepan sewaktu gue nulis cerita ini. Gue sadar, ini bakal menguras air mata gue sekali lagi, membuka lagi setiap luka yang berusaha gue tutup rapat-rapat. Tapi gue janji, gue bakal berusaha untuk selesaiin ni cerita sampe titik dimana gue anggap itulah akhir dari cerita ini.

Gue ga minta belas kasihan dari kalian, gue juga ga minta bantuan dalam bentuk apapun, yeah! Because I think there is no one could help me. Gue cuma berharap cerita gue bisa jadi pelajaran buat kalian, ada sesuatu yang bisa kalian petik atau tangkap dari cerita gue, dan sekaligus dengan gue cerita, at least, itu bisa bikin gue sedikit lega. That’s it.

Dan, karena gue baru disini, tolong ingetin gue kalau ada rules ato apapun itu sejenisnya yang gue langgar ketika gue bercerita.

So, this is it! This is my story.