Siapa yang Pantas Dipecat, Indra Sjafri atau Pengurus PSSI?
Republika- Selasa, 04 November 2014 Quote:
Kita dikejutkan dengan langkah PSSI memecat Indra Sjafri sebagai pelatih timnas U-19. Menurut Sekjen PSSI, Joko Driyono, pemecatan tak terlepas hasil di Piala Asia U-19 bulan lalu. Karena tak berhasil tembus Piala Dunia U-20, Indra dianggap gagal sehingga bisa ditendang begitu saja.
PSSI mungkin lupa, tepat setahun lalu, Indra Sjafri berhasil mengantarkan sepak bola Indonesia juara di Piala AFF U-19. Indra Sjafri pula yang membuat sepak bola Indonesia mendapat sorotan langka karena prestasi bukan sensasi.
Indonesia pun berhasil dibawanya menembus Piala Asia U-19. Ini setelah dalam babak kualifikasi, Evan Dimas dan kawan-kawan membekuk raksasa Asia, Korea Selatan.
Namun tak bisa dimungkiri bahwa keberhasilan itu membawa ekspektasi berlebih, di luar akal sehat. Pun halnya, PSSI yang langsung menggantung target tinggi-tinggi, empat besar di Piala Asia U-19 dan lolos Piala Dunia U-20!
Dalam sejumlah kesempatan pun Indra Sjafri tampak begitu percaya diri untuk mewujudkan target PSSI itu. Tapi kecercayaan diri Indra masih wajar mengingat posisinya sebagai pelatih kepala. Pelatih yang mesti terus memompa semangat dan kepercayaan diri anak asuhnya.
Sehingga perkataan Indra yang yakin anak asuhnya bisa mengimbangi Australia, Uzbekistan, dan Uni Emirat Arab, boleh diartikan sebagai bagian dari strategi memelihara kepercayaan diri pemain.
Sebaliknya, PSSI lupa diri. Target ke Piala Dunia U-20 jadi harga mati. Sehingga kegagalan di Myanmar diartikan oleh Badan Tim Nasional PSSI sebagai dosa besar. Pemecatan Indra Sjafri pun jadi solusi yang ditempuh PSSI.
Sejak awal saya mau tertawa melihat ulah PSSI ini. Mereka yang memecat Indra Sjafri sejatinya telah kenyang dengan kegagalan membina sepak bola Indonesia selama rentang dasawarsa.
Jangankan lolos ke Piala Dunia, berprestasi di level Asia Tenggara saja Indonesia terakhir melakukannya pada tahun 1991. Walhasil, Indra yang berhasil menuntaskan penantian prestasi itu justru ditendang karena dicap gagal di level Asia.
Pertanyaan saya pun sederhana, "Memangnya selama ini level sepak bola kita sudah setara dengan Jepang atau Korea, sehingga kegagalan di Piala Asia adalah kiamat?"
Duh...Rasanya bisa ratusan halaman koran dihabiskan untuk membeberkan sederet kegagalan PSSI. Tapi nyatanya tak ada yang pernah bisa menendang mereka dari sepak bola Indonesia.
Sebaliknya, dua minggu kegagalan Indra Sjafri jadi dasar menilai sebuah ketidakberhasilan membina sepak bola di level muda. Luar biasa memang PSSI! Tampaknya, Anda-Anda lebih pantas menduduki kursi pengurus federasi sepak bola Brasil atau Argentina, ketimbang Indonesia.
Sejatinya kegagalan ataupun kekalahan berprestasi adalah hal yang biasa dalam sepak bola. Indonesia pun tak perlu malu karena gagal di Piala Asia.
Yang Indonesia perlu malu apabila kegagalan itu lebih dikarenakan tangan-tangan mafia. Tangan-Tangan yang bisa mengatur hasil laga. Tangan-tangan yang bisa mengatur lima gol bunuh diri ke gawang sendiri.
Celakanya, dari pihak-pihak seperti itulah pejabat sepak bola Indonesia dipilih. Sebab sejatinya pengurus PSSI yang ada saat ini adalah orang-orang yang mendapat mandat suara dari klub seperti PSS dan PSIS.
Logis rasanya apabila noda akibat sepak bola gajah Indonesia kini adalah tanggungjawab PSSI. Mereka yang harusnya membuat surat pengunduran diri, bukan lantas memecat Indra Sjafri.
vs
bapak-bapak penyelamat sepakbola Indonesia yang akan membawa Timnas Indonesia berjaya....
Semoga Menpora kita kuat dan tabah gans....
twit menpora tentang Indra Sjafri n P$$I:
@
imam_nahrawi - 17:44 WIB - 4 Nov 2014:
- Seharian ini banyak kritik thd saya. Terutama terkait PSSI & pemberhentian Indra Sjafri sbg Pelatih Timnas U-19. Smua kritik saya perhatikan.
- Saya ingin bertemu Indra Sjafri. Berdiskusi dg-nya. Beliau jelas sdh memberikan kontribusi besar bagi sepakbola tanah air.
- Saya termasuk slh satu pengagum Indra Sjafri. Di tangan beliau, lahir pemain muda seperti Evan Dimas, Zulfiandi, dll. Ini harus diapresiasi.
- Sy mungkin tdk bisa interversi PSSI. Apalagi mengembalikan dia menjadi pelatih u-19. Tp akan ada penghargaan yg bisa kita berikan kpd beliau.
- Jika memungkinkan & beliau bersedia, mungkin kita akan menyekolahkan beliau ke luar negeri utk lbh mengasah kemampuan dlm kepelatihan.
- Atau ada saran lebih baik dari sahabat2 twitterland? Penghargaan apa yg layak kita berikan kpd Coach Indra Sjafri? Mohon masukannya.
- Mengenai PSSI, kami sementara memang bersikap utk tidak melakukan intervensi. Sikap yg saya sadari, pasti menuai banyak kritik.
- Yg jelas, sbg menpora, saya menginginkan agar PSSI bisa membenahi manajemen organisasi, kompetisi, & pembinaan pemain muda.
- Smangat fairplay hrs dijunjung tinggi & menutup pintu bagi masuknya mafia ke dlm dunia sepakbola kita.Ini PR besar bagi PSSI, & Kemenpora jg.
- Kalo semangat fairplay terbangun, tdk ada sepakbola gajah, wasit adil, kompetisi adil..betapa indahnya dunia persepakbolaan kita.
- Terakhir..iki wes maghrib, rek. Tlg diingatkan jika ada langkah saya yg salah sbg Menpora. Saya terbuka atas semua kritikan. Syukron.
Walaupun sudah tak lagi menjadi pelatih timnas, Indra menegaskan tidak akan pernah berhenti mengabdi demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Apakah Anda akan memperdalam ilmu kepelatihan?
Indra : Sudah tentu. Sebagai pelatih yang ingin terus mengabdi untuk bangsa, sudah sepatutnya saya meningkatkan kualitas. Saya ada rencana untuk mengambil lisensi kepelatihan di Spanyol. Tapi belum tahu kapan. Karena masih banyak yang bisa saya lakukan untuk memajukan sepak bola Indonesia.
Seperti apa bentuk kontribusi yang akan Anda berikan untuk bangsa setelah tidak lagi jadi pelatih timnas U-19?
Indra : Banyak sekali. Saya bisa menggelar coaching clinic. Bisa berbagi pengalaman melalui seminar. Saya juga akan terus cari-cari pemain terbaik di daerah-daerah. Karena saya juga sudah punya rencana untuk mendirikan akademi. Yang jelas, saya tidak akan berhenti mengabdi untuk negara melalui sepak bola. Mau di timnas atau tidak, saya akan selalu bekerja untuk sepak bola Indonesia.
Kehadiran timnas U-19 membuat pembinaan usia muda di daerah-daerah semakin bergairah. Apa harapan Anda untuk pembinaan usia muda?
Indra : Jangan pernah patah semangat untuk melakukan pembinaan. Karena pembinaan usia muda adalah fondasi penting untuk kesuksesan sebuah tim nasional di masa yang akan datang. Sekarang kita sudah punya generasi yang bagus. Semoga terus lahir generasi-generasi baru yang lebih baik.
Para pemain sudah memberikan gelar juara Piala AFF 2013 setelah 22 tahun kita tidak merasakan. Jangan sampai kita menunggu berpuluh-puluh tahun lagi untuk kembali menjadi juara.
Apakah benar anda diberhentikan PSSI karena dianggap gagal menukangi timnas U-19?
Standar gagal tidak gagal yang dimiliki PSSI tidak jelas. Memang saya tidak bisa mencapai target yakni tidak lolos Piala Dunia U-20 di Selandia Baru, tetapi dari tiga target yang dibebankan kepada saya, saya berhasil memenuhi dua target, yakni menjuarai Piala AFF dan meloloskan tim ke Piala Asia. Selain itu saya berhasil membentuk identitas permainan timnas U-19, yakni permainan bola-bola pendek. Secara fisik dan teknik, para pemain juga mengalami banyak peningkatan.
Banyak yang menganggap training center jangka panjang adalah penyebab dari kegagalan timnas U-19 di Piala Asia. Komentar anda?
Itu tidak benar. Pelatihan jangka panjang diperlukan untuk mematangkan permainan dan visi-misi. Kita lihat para kontestan Piala Asia kemarin juga melakukan latihan jangka panjang, bahkan Vietnam melakukan pelatihan jangka panjang selama empat tahun. Sementara kami cuma setahun. Yang salah adalah proses yang kami lakukan selama setahun kemarin.
Proses seperti apa yang salah?
Manajemen harus menyadari apa yang salah dari mereka. Beberapa hal seperti finishing (penyelesaian akhir) dan defending (pertahanan) tim bermasalah. Saat tim pelatih melihat catatan harian, sebanyak 65 persen waktu dipakai untuk melatih ball possession. Sedangkan latihan goal scoring (mencetak gol) hanya delapan sesi saja. Kami tidak memiliki cukup waktu karena habis untuk pindah-pindah tempat untuk tur nusantara.
Bukankah yang merancang tur nusantara itu anda sendiri dan tim pelatih?
Memang kami yang merancangnya, tetapi prosesnya diubah oleh manajemen. Awalnya yang kami rancang adalah bermain di lima kota saja, yang gunanya untuk menggantikan blusukan saya mencari pemain-pemain berbakat. Namun yang terjadi adalah kami berpindah-pindah seperti sirkus. Waktunya juga menjadi sangat panjang yakni menjadi dua tur nusantara. Seharusnya, misalnya kita bermain di Padang, maka klub-klub di sekitarnya seperti Persiraja (Aceh) dan PSMS (Medan) akan mendatangi kita, bukan kita yang menyambangi mereka seperti tur nusantara kemarin.
Tapi kenapa anda tetap menyetujui rencana manajemen tersebut?
Ya, memang itu salah saya. Kan saya selama ini tidak pernah menimpakan kesalahan kepada orang lain. Tetapi yang perlu dicatat, PSSI itu tidak memperoleh bantuan dari pemerintah. Jika kita tidak menuruti keinginan manajemen, PSSI mendapatkan dana dari mana? Sedangkan banyak timnas lain yang harus dipersiapkan oleh PSSI. Sementara timnas U-19 sedang laku. Jadi menurut saya itu wajar-wajar saja. Tetapi mungkin terlalu berlebihan.
Apakah itu alasan yang membuat tim tidak tampil pada puncak performanya di Piala Asia?
Ya jelas. Waktu panjang yang kita miliki menjadi pendek, fisik pemain juga terkuras. Perlu diketahui untuk mencapai puncak performa maka urut-urutan periodesasi yang kami rancang harus sesuai. Peak ini yang tidak tercapai.
Soal turnamen COTIF di Spanyol yang dibatalkan sepihak oleh PSSI?
Itu juga mempengaruhi. Saya kan meminta ke Eropa untuk mengikuti COTIF. Tetapi malah kami dikirimkan ke turnamen HBT (Hassanal Bolkiah Trophy-Red). Akhirnya kami tetap dikirimkan ke Eropa untuk menutupi COTIF yang tidak jadi. Namun pelaksanaannya jauh mundur dari keinginan saya yang awal September. Akibatnya, kelihatan anak-anak sedikit kelelahan dan bermain tidak baik saat Piala Asia. Itu seharusnya jadi bahan evaluasi PSSI agar ke depan tidak terjadi lagi.
Setelah tidak lagi menjadi pelatih timnas U-19, apa rencana anda selanjutnya?
Saya akan tetap konsisten membina para pemain usia muda. Masih banyak yang bisa saya lakukan untuk sepak bola Indonesia. Kendati tidak melatih, setidaknya saya masih memberikan coaching clinic kepada SSB-SSB yang ada di daerah-daerah. Saya yakin masih banyak pemain muda yang berkualitas di pelosok nusantara.
Apakah berminat melatih klub-klub Liga Super Indonesia?
Sejauh ini cukup banyak tawaran dari mereka, Semen Padang misalnya. Hanya saja saya tetap konsisten untuk membina pemain usia muda Indonesia. Jika saya mementingkan ego, pasti saya ambil, tetapi saya tidak begitu.
Bagaimana jika suatu saat anda ditawari melatih timnas lagi?
Tergantung. Kalau PSSI sudah memiliki standar kegagalan sebagai tolok ukur kontrak, mungkin saya siap melatih lagi. Tetapi jika masih seperti ini, saya harus pikir ulang. Saya tidak ingin satu pihak menilai saya gagal tetapi pihak lain menganggap saya sukses. Selain itu pemikiran sepak bola itu selalu harus menang mesti dihapus. Bukannya awal sepak bola di Indonesia adalah untuk hiburan? Buatlah sepak bola di Indonesia itu menyenangkan.
---- -----
Komen keren kaskuser:
Quote:
Original Posted By ramdanie87►ini pelatih yg rel blusukan ke pelosok indonesia untuk mencari pemain muda berbakat. sakit nih pssi
Quote:
Original Posted By SutetsuNatsume►nih ya begini
PSSI itu dari awalnya emang kayaknya otaknya udah didoktrin dengan teori
"anak kecil nabrak meja, mejanya yang disalahin lalu diganti"
sama kayak teori diatas, PSSI terus terusan nilai setiap tim mau u-19 atau senior kalo performanya "kurang" yang salah ya pelatihnya
padahal?
kalo menurut gw sih, ga sepenuhnya salah pelatih.
meskipun kadang pelatih memang bener salah.
tapi kalo diliat lagi, kayaknya kalaupun PSSI datengin pelatih Mou/Pep gaakan berpengaruh banyak.
karena?
infrastrukturnya kurang malah dibilang kurang banget, latihan dll
dan kualitas pemainnya juga kurang diasah lebih jauh lagi
kalau aja di indo punya bootcamp khusus pelatihan seluruh anak negeri yang NIAT dan MAU masuk TIMNAS, gw yakin sedikit demi sedikit bakal terus meningkat kualitas pemainnya.
yang gw liat sih kita terus2an bertumpu sama satu orang setiap TIMNAS pada eranya masing2
contoh: dulu BP, lalu ada Kurniawan, Lalu Andik, Lalu sekarang Evan dimas.
Ya kan?
Coba deh PSSI lebih mikirin lagi ke DIRINYA SENDIRI dan urusin INFRASTRUKTURNYA, SARANA DAN PRASARANA nya.
supaya persepakbolaan indonesia lebih maju lagi
Quote:
Original Posted By sackhtz►saya rasa selama kepengurusan PSSI dipegang orang-orang dari golongan itu-itu aja plus liga dalam negeri juga tetap kacau, mau ganti pelatih berapa kali pun hasilnya ya gak jauh beda.
Harus ada yang berani reset PSSI dari akarnya.
Patut ditunggu gerak dari pemerintah khususnya Menpora kita yang baru untuk membenahi PSSI, dibanned FIFA (karena pemerintah campur tangan) untuk sementara gak masalah, yang penting PSSI sehat dulu.
Quote:
Original Posted By bangbing►miris gan..
u19 cuma jd pohon duit utk orang2 pssi..
bayangkan, lebih dari 40 match dalam 1 tahun. melebihi liga dimana pun juga!!
bayangkan kesemua match LIVE di TV. 1 match aja sudah berapa puluh milyar
bayangkan jenuhnya para pemain yg masih berusia segitu
bayangkan hancurnya mental pemain, saat 2 hari akan mengikuti cotif di spain, tiba2 dibatalkan dan hanya ke brunei..
sekarang sudah NOVEMBER 2014.
federasi negara lain sudah mempersiapkan tim, pelatih, rencana uji coba utk thn 2015,, ehhh federasi kita malah cuma bilang, krn gak ada agenda dalam waktu dekat, maka gak perlu ada pelatih..
nanti pas 2 bulan sblm ada kejuaraan, baru dibentuk tim. ujung2nya GAGAL-ALESAN KLASIK, KURANG PERSIAPAN
Quote:
Original Posted By prabu.enkku►Harusnya Pengurus PSSI Gan...
Yang ane tanggkap dari kekalahan dari timnas u19 di piala hasanah bolqiah dan asian cup adalah karena KELELAHAN.
Kenapa bisa begitu ?
1. Timnas U19 Juara AFF -> Ratting TV Tinggi -> Hak Siar Mahal
2. Timnas U19 Ujicoba :
- Tur Nusantara
- Tur Timur Tengah
- Tur Eropa
- Turnamen Brunei
Dengan Total Plus Minus
40 Pertandingan.
3. TV => UNTUNG (Ratting TInggi)
PSSI = > UNTUNG (Hak Siar Dari TV)
Timnas U19 => LELAH & KALAH
Quote:
Original Posted By gumilard►Seandainya, dulu... FIFA jadi memberikan sanksi kepada Indonesia akibat kisruh dualisme PSSI. Ada kemungkinan PSSI yang korup itu akan dibubarkan. Meskipun resikonya timnas tidak akan tampil dikancah internasional.
Saya optimis, dengan kekuatan suporter dan semangat yang besar di Indonesia, nantinya kita bisa mengembalikan PSSI yang bersih dan punya semangat yang sama dengan kita pecinta sepakbola nasional, membentuk timnas tangguh dan dengan semangat PSSI baru bisa mengembalikan timnas kita yang lebih siap untuk berkompetisi di kancah internasional tentunya.
Sama gan, ane sudah muak melihat petinggi-petinggi PSSI model Hinca, La Nyalla, sekjen PSSI sekaligus sekjen pt LI juga butuh diperiksa.. untuk menghindarkan tanda tanya besar kita selama ini.
Menurut ente perlu gak sih ada BTN??? kalo perlu, kenapa ketika timnas terpuruk hanya menyalahkan pemain dan pelatihnya? kenapa kepala BTN nya tidak dihajar juga??
Agan tentu sering melihat ribut antar pemain gara2 wasit maupun sesama pemain? atau sesama suporter?? pernah gak bertanya apa sebenarnya tugas dari komisi disiplin PSSI lalu kedisiplinan seperti apa yang sudah mereka tegakkan?
Yang satu lagi janggal menurut saya, adalah kenapa satu jabatan strategis PSSI (sekjen) dan PT Liga bisa dipikul oleh satu orang yang sama?? apakah beban kerja beliau tidak berat dengan seabrek tugas PSSI itu sendiri? Apakah karena komisaris PT Liga sama dengan sekjen PSSI, berarti PT Liga tidak mesti diusut juga?
Coba lihat kasus yang terbaru... masa tidak ada kelanjutan pemeriksaan terhadap orang2 PSSI sendiri yang ada di pertandingan tsb.
Ane gak tau juga sih, tapi rasa2nya selama semua anggota PSSI yang sekarang tidak di ganti, selama itu pula nasib persepakbolaan kita akan merangkak!! mudah2an saja tidak begitu. Gak tau gan ane bener-bener gak ngerti... tolong kasih ane jawaban
Quote:
Original Posted By d4nielyuli4nto►Enaknya jadi pengurus PSSI ya ? Selalu berlindung dibawah ketek FIFA tanpa bisa diintervensi pemerintah. Prestasi amburadul no problemo yang penting proyek jalan terus
Mending ini PSSI dibubarin aja diganti sekalian sama organisasinya, pengurusnya pada kagak becus, gak ada konsep yang jelas sepak bola mau dibawa kemana
Quote:
Original Posted By mandalafirst►Secara ga sadar Timnas U-19 kita ini dijadiin lahan sama banyak pihak yang punya kepentingan
Ingat dengan:
Tour Nusantara
Jadwal pertandingan yang ga masuk akal workload nya, tiket pertandingan lari kemana hayo? Padahal setiap pemain punya peak performance kalo digeber terus semacam sirkus. PSSI senang dengan duit dari penonton, timnas badan remek
Coba lihat liga kita? Federasi kita? apa sudah layak disebut organisasi yang baik? Terus dengan biaya dan usaha yang keluar untuk cari pemain hingga pelosok ternyata cuma berujung pahit gegara kalah dengan tim yang kualitas yang memang jauh dari U19
Bandingkan dengan cara main U19 dengan timnas senior? Cara main bola pendek tanpa long ball, ini yang sebenernya formula yang pas untuk pemain Indonesia. Malah pelatih yang dipecat
Quote:
Original Posted By toviqleutiq►melihat hasil voting (4/11 - 09:12), sudah ketauan siapa yang lebih pantas di pecat
----------
Cihuy.... HT gan, alhamdulillah ya....
Mampir juga ke thread bola ane yang lain gans ->> TS