Bila musim hujan tiba para petani bersiap untuk mengolah sawah milik mereka untuk menanam padi dan pastinya sawah itu dibajak terlebih dahulu, walaupun teknologi sudah berkembang pesat, namun masih banyak petani di Indonesia yang membajak sawah dengan menggunakan kerbau, nah apakah anda pernah berfikir kalau kerbau untuk membajak sawah perannya digantikan oleh manusia? kejadian ini ada di Indonesia tentunya bukan sungguhan bahwa [url]perahttp://s.kaskus.id/images/2014/10/22/7293978_20141022051331.jpgn[/url] kerbau digantikan oleh manusia, namun ini hanya terjadi pada Ritual Kebo-Keboan di Banyuwangi.

Di Banyuwangi ini ada suku yang memiliki kesenian unik, yaitu Suku Using. Masyarakat Using adalah keturunan Kerajaan Blambangan, mereka yang memiliki kesenian Kebo-Keboan yang merupakan suatu permohonan kepada Tuhan agar panen mereka subur dan dijauhi dari malapetaka, tradisi ini konon dimulai pada abad ke 18, menurut cerita berbagi sumber bahwa awal mula tradisi ini dikarenakan desa alasmalang terkena musibah mematikan dan pertanian mereka terkena hama yang menurunkan hasil pertanian, sesepuh memutuskan untuk melakukan ritual atau ruwatan, beberapa manusia didandani seperti kerbau, nah dari situlah asal mulai nama kebo-keboan.

Kenapa harus Kebo? alasannya karena kebo atau kerbau merupakan mitra terdekat petani disawah, sebba itulah hubungan petani dan kerbau harus dipertahankan dengan baik.

Ritual Kebo-Keboan ini dilaksankan setiap satu tahun sekali tepatnya bulan

Muharam atau Suro (penanggalan Jawa) yang jatuh pada hari minggu antara tanggal 1 sampai 10 suro. Bulan ini diyakini memiliki kekuatan magis. Di Banyuwangi, kebo-keboan dilestarikan di dua tempat yakni di Desa Alasmalang, Kecamatan lanjut membaca