Sekarang saya mau membahas soal NOAH dan albumnya yang bertajuk, “Seperti Seharusnya.” dan tulisan ini sama sekali tidak membahas soal kasus pentolannya si Ariel. So, kalau ada komen yang nyinggung soal itu, seperti kata-kata, “Ariel bebas dari penjara, para ibu awasi anaknya dengan baik, ya.” saya akan menghapusnya terus terang.
Spoiler for open:
Quote:
Oke, secara singkat saya mendengar lagu-lagu di album ini, saya langsung berkata, “Cold Play banget.” mulai dari lagu “Raja Negeriku.”, ini mirip banget sama lagu-lagu aliran psychedelic rock yang katanya dipopulerkan oleh U2, Keane, Radiohead termasuk cold play dan baru-baru ini Linkin Park juga menggunakan resep yang sama. Lagu “Raja Negeriku” bagi saya seperti Violet Hill-nya Cold play. Permainan string keyboard dan gebukan drum yang menghentak serta lead-lead reverb yang dipadukan dengan echo synthizer.
Spoiler for Noah - Raja Negeriku:
Spoiler for Coldplay - Violet Hill:
Uniknya, lagu “Raja Negeriku” memasukkan suara presiden Soekarno saat berorasi membangkitkan semangat kaum muda dan bangsa ini dari penindasan. Masuk lagi ke lagu “Jika Engkau” yang menggunakan elemen gamelan pada intro dan tangga nada lagu tradisional yang dipadukan dengan efek keyboard. Jelas sekali masuknya David sebagai Keyboardis adalah nilai plus dari lagu-lagu NOAH di album perdananya setelah lepas dari anasir Peterpan.
Spoiler for Noah - Jika Engkau:
Quote:
Berlanjut lagi ke “Separuh Aku” yang menjadi single pertama NOAH, bagi saya termasuk salah satu lagu magnum opusnya Ariel Cs. Nada yang tidak biasa, suara vokalis yang sengau, dan lagi-lagi permainan keyboard yang selalu mengiringi dari intro hingga akhir. Di album baru ini, Lukman pun mulai banyak kedapatan porsi untuk lead gitar di setiap lagu. Lagu “Separuh Aku” mengingatkan saya dengan lagu In My Place-nya Cold Play. Sama-sama dibuka dengan melodi, tapi bedanya yang satu Keyboard, satunya lagi gitar.
Spoiler for Noah - Separuh Aku:
Spoiler for Coldplay - In My Place:
Quote:
Nah, lagu selanjutnya adalah lagu yang paling saya suka dari album NOAH, yakni berjudul “Hidup Untukmu, Mati Tanpamu”, di lagu ini gebukan drum Reza lebih terasa. Ketukan menghentak dan berubah-ubah patternnya. Plus liriknya yang saya banget… hahahha.
“Air mata ini menyadarkanku…Kau takkan pernah menjadi milikku…Tak pernah kumengerti…Aku segila ini…Aku hidup untukmu…Aku mati tanpamu…Tak pernah kusadari…AKu sebodoh ini…Aku hidup untukmu…AKu mati tanpamu.”
Spoiler for Noah - HUMT:
Meski liriknya galau, tapi lagunya rock. Lagu-lagu kaya gini yang pantas didengar daripada musik-musik girlband/boyband yang acak adut. Terus terang yah, dalam hal musik saya agak subjektif dan memandang miring terhadap sekumpulan grup vokal jingkrak-jingkrak.
Quote:
Akan tetapi, kalau mau dengar permainan drum Reza yang lebih menghentak ya di lagu “Demi Kita”. Yang ini agak berbeda dari pola-pola Cold Play. Kalau lagu “Demi Kita”, patternnya sedikit ke punk rock walaupun lebih soft distorsinya. Mungkin seperti One Republic di lagu Stop and Stare. Berbeda kalau di lagu NOAH yang berjudul “Tak Lagi Sama” dan “Sendiri Lagi”, sentuhan ala U2 direpresentasikan NOAH melalui dua lagu tersebut. Banyak suara-suara unik synthizer yang melatari durasi lagu. Akan tetapi, ada lagu akustik berjudul “Puisi Adinda” yang tidak terlalu saya suka karena kosongan. Masih lebih bagus lagu “Cobalah Mengerti” yang dinyanyikan dengan tempo lambat ala vokalis Geisha.
Quote:
Lagu berikutnya, “Terbangun Sendiri” dan “Ini Cinta” juga masih terdapat aroma-aroma Cold Play, yang saya maksud adalah bukan lagunya yang plagiat, semoga tidak salah paham, melainkan keterpengaruhan secara instrumen, musik, dan ornamen lagu. Coba saja dengar lagu Cold Play yang Yellow, Lost, Fix You. Semua keterpengaruhan itu tidaklah salah, malahan bagi saya album NOAH ini berkelas banget. Musiknya tidak abal-abal, tidak asal jadi, tidak ikut tren pasar kebanyakan jika melihat pasar Indonesia sekarang.