Prihatin dengan "Tukang sate" yang katanya menghina Bapak Joko WIdodo melalui sosial media. Ingat! Pemerintahan SBY 2 periode (10 Tahun) sudah merasakan Manis, Pahit, Asam, dan Garam. Ocehan, Kritik, Saran bahkan hinaan pun sudah sering kami dapatkan, sekasar apapun bentuknya kami hanya prihatin dan tersenyum, karena kami fikir ini hanya bagian dari dinamika, ada yang suka dan tidak suka, ini kewajaran semata. Lawan politik pun seperti itu pada jaman SBY dahulu.
Kenapa saat ini hal "Sepele" seperti ini harus membangkitkan Palu hukum hanya karena hinaan ataupun cacian yang mungkin saja itu curahan, candaan, atau bahkan bagian dari ketidaksukaan akan sosok personal semata. Pemimpin itu harus siap akan gejolak, pemimpin harus siap menghadapi gelombang, hanya riak-riak kecil saja sudah goyah, apalagi nanti akan datang ombak besar dalam pemerintahan yang baru seumur jagung. Mereka siap untuk menjadi kepala dalam sebuah negara, berarti mereka juga harus siap jika kepala harus jadi kaki dalam pemerintahan.
Inii negara demokrasi, sama ketika masyarakat berhak menyampaikan pendapat, jangan kita kembali kemasa orde baru yang mendewakan seorang pemimpin, Ingat! Presiden memang simbol sebuah negara, tapi apakah terlalu lebay ketika Satu orang menghina harus berhadapan dengan hukum yang begitu rumit, masyarakat indonesia 200 juta lebih, tidak cuma satu orang yang melakukan hal seperti itu, apakah iya mereka semua diperkarakan? Ini pertanyaan besar bagi kita semua.