- Beranda
- Berita dan Politik
[Susi lewat, yang ini kayak mafia] Susi Air, Kisah Gigih Perempuan Asal Pangandaran
...
TS
x.io
[Susi lewat, yang ini kayak mafia] Susi Air, Kisah Gigih Perempuan Asal Pangandaran
Spoiler for Biografi:
Susi Air - Perjuangan Hidup
Tidak ada yang menyangka bahwa sifat mandiri dan keras kepala Susi telah membawanya terbang tinggi mencapai kesuksesan meski dia tidak pernah menamatkan SMA. Perempuan yang lahir pada 15 januari 1965 di Pangandaran ini memang memutuskan untuk meninggalkan sekolah saat duduk di bangku kelas II SMA. Sosok di balik berdirinya Susi Air ini merasa sekolah tidak cocok untuknya.
Untuk membuktikan bahwa dia bisa menjadi 'orang' tanpa sekolah, ia menguatkan tekad untuk melakoni kerja keras dengan bekerja apapun. Ia pernah menjadi penjual bed cover, penjual hasil bumi seperti cengkeh, dan sebagainya. Sepeda motor adalah modalnya berkeliling Pangandaran setiap hari untuk berjualan. Wanita pendiri Susi Air ini memiliki pengalaman hidup yang cukup inspiratif.
Kemudian dia mulai mencermati bahwa potensi Pangandaran adalah hasil laut. Ratusan nelayan melaut dan kembali dengan hasil tangkapan ikan yang melimpah. Maka ia kemudian menjajal berjualan ikan pada 1983. Dengan modal nekat dia menyewa truk untuk mengangkut ikan-ikannya dijual ke Jakarta. Sebelum melebarkan sayapnya dan mendirikan Susi Air, ini adalah bisnis yang ditekuninya.
Setiap harinya Susi bersama truk penuh ikan berangkat dari Pangandaran sore hari dan tiba di Jakarta tengah malam, dan langsung bertolak kembali ke Pangandaran. Hanya seorang perempuan bermental baja yang bisa melakoni pekerjaan berat seperti ini. Ya. Dia sekaligus merupakan pemilik Susi Air itu.
Cikal Bakal Berdirinya Susi Air
Pemilik Susi Air ini kemudian membuka restoran seafood di daerah Pangandaran. Di restoran inilah ia bertemu seorang ekspatriat asal Perancis, Christian von Strombeck. Setelah saling mengenal beberapa saat, Christian kemudian melamar Susi. Pertemuan dengan Christian ini yang memperkenalkan Susi dengan dunia penerbangan, karena Christian adalah seorang aviation engineer yang dulu bekerja di Industri Pewasat Terbang Nusantara (IPTN) yang kemudian berganti nama menjadi PT. DI.
Susi Air berdiri atas idenya. Pada saat itu Susi membayangkan bahwa pesawat tentunya akan menjadi kendaraan angkut yang ideal untuk membawa ikan dari Pangandaran ke Jakarta. Waktu tempuh yang jauh lebih singkat dari Cilacap ke Jakarta, dibandingkan dengan menggunakan kendaraan angkut darat, membuat ikan-ikan akan terjaga kesegarannya ketika tiba di Jakarta.
Berangkat dari ide inilah kemudian Susi dan suaminya membuat business plan pada 2000 yang diajukan ke bank untuk mendapatkan pinjaman guna membeli pesawat. Inilah cikal bakal hadirnya Susi Air. Namun hampir selalu proposal mereka ditolak oleh bank. Banyak yang menertawakan dan menganggapnya gila. Bahkan ada yang berkomentar, "Pesawatnya saja harganya USD 2 juta, gimana bisa dibayar dengan ikan dan udang?"
Namun kegigihan Susi akhirnya didengar oleh Bank Mandiri, hingga akhirnya pada 2004 ia mendapat pinjaman USD 4,7 juta untuk memulai bisnis penerbangannya. Landasan berhasil dibangun, kemudian dua pesawat Cessna Grand Caravan juga berhasil dibelinya. Susi Air pun berdiri, dan siap beroperasi mengangkut hasil laut dari Cilacap ke Jakarta.
Dua bulan setelah Susi Air beroperasi, bencana tsunami melanda Aceh. Tergerak hatinya melihat betapa masyarakat Aceh sangat menderita akibat bencana ini, maka ia bersama Christian memutuskan untuk menggunakan salah satu pesawatnya mengangkut bantuan ke Meulaboh, Aceh. Christian sendiri yang menerbangkan pesawat Susi Air, dan itu menjadi pesawat bantuan pertama yang berhasil tiba di Aceh hanya selang satu hari setelah tsunami melanda.
Dua minggu aksi kemanusiaan itu dilakukan, akhirnya Susi Air mulai kehabisan uang karena tentunya Susi tidak mendapatkan sepeser pun dari aksi kemanusiaannya tersebut. Namun kehidupan ternyata memberikan jalan sebagai hasil dari apa yang telah ia berikan untuk sesama.
Ketika pesawat Susi Air hendak kembali ke Cilacap, beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat asing berniat menyewa pesawat itu untuk mengangkut bantuan ke Aceh, mengingat sulitnya akses transportasi ke sana. Akhirnya selama satu setengah tahun, pesawat Susi Air secara terus-menerus disewa oleh LSM-LSM asing itu untuk membawa bantuan dalam rangka recovery Aceh.
Hasil sewa pesawat milik Susi Air ini kemudian bisa digunakan untuk mencicil utang di Bank Mandiri, dan membeli pesawat baru lagi. Kini Susi Air memiliki kurang lebih 50 pesawat dengan sekitar 80 pilot yang berasal dari berbagai negara di dunia. Susi sendiri seorang gadis desa asal Pangandaran sangat fasih berbicara bahasa Inggris kepada para pilotnya.
Wilayah Penerbangan Susi Air
Pada dasarnya Susi Air melayani penerbangan ke pulau-pulau di luar Jawa menggunakan pesawat-pesawat kecil, yang belum dijamah oleh operator-operator penerbangan besar. Terdapat 5 pangkalan utama tempat Susi Air beroperasi, yaitu di Medan (Sumatera Utara), Kendari, Jawa Barat (Pangandaran dan Bandung), Jawa Tengah (Cilacap), Balikpapan (Kaltim), dan Jayapura (Papua).
Susi Air juga disebut-sebut sebagai penguasa penerbangan perintis di Kalimantan. Sejak Februari 2012, Susi Air juga menambah jadwal terbang dari Jakarta-Cilacap dan sebaliknya. Untuk rute ini Susi Air menggunakan pesawat Caravan 208 dengan 12 penumpang. Jadwal penerbangan dari Cilacap ke Jakarta dilakukan empat kali sehari pada jam 07.30 WIB, 08.00 WIB, 14.00 WIB, dan pukul 16.00 WIB.
Tingginya animo masyarakat menggunakan Susi Air di rute inilah yang membuat manajemen Susi Air menambah frekuensi penerbangannya.
Kecelakaan Pesawat Susi Air
Sejak beroperasi, pesawat Susi Air tercatat mengalami tiga kali kecelakaan. Kecelakaan pertama terjadi di bulan Oktober, 2008. Pesawat DA-40 harus mendarat darurat karena kehabisan bahan bakar di lapangan tembak Pusat Pendidikan Infanteri yang berlokasi di Kabupaten Bandung Barat.
Pesawat tersebut tidak membawa penumpang, hanya dua orang mekanik. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Pada tahun 2011 agaknya menjadi tahun yang tidak bagus bagi Susi Air. Dua pesawatnya mengalami kecelakaan hanya dalam selang waktu 2 bulan, dan sama-sama berada di Papua. Pada 9 September 2011, pesawat Susi Air jatuh di kawasan Kabupaten Yahukimo yang menewaskan dua orang pilot berkebangsaan Australia dan Slovakia.
Pesawat itu tidak berisi penumpang, hanya barang-barang yang dibawa dari Wamena ke sebuah landasan di pelosok Irian. Nasib naas kembali dialami pesawat Susi Air pada 23 November 2011. Pesawat jenis Caravan yang dikendari oleh pilot asal New Zealand ini bersiap akan mendarat di lapangan terbang perintis Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Namun akibat kondisi lapangan terbang yang tidak dikelola dengan baik dan tidak steril, tampak seseorang menyeberang melintasi landasan yang membuat sang pilot kontan menaikkan kembali pesawatnya agar tidak menabrak orang tersebut. Namun malang pesawat Susi Air tidak bisa dikendalikan dan akhirnya jatuh.
Diketahui kemudian orang yang melintas di landasan tersebut ternyata seorang tuna rungu. Pilot pesawat Susi Air dikabarkan terluka parah, sementara kopilot berkebangsaan Spanyol tewas seketika.
Namun terlepas dari kecelakaan-kecelakaan yang terjadi, Susi Pudjiastuti, si wonder woman dibalik bisnis penerbangan Susi Air ini memang pantas menjadi suri teladan. Kegigihannya dan sikap pantang menyerah telah membuktikan bahwa tidak ada mimpi yang mustahil diraih, bahkan jika itu adalah bermimpi terbang dan menyentuh langit.
sumber: http://www.anneahira.com/susi-air.htm
0
3.8K
Kutip
10
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.5KThread•41.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru