Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

samavayaAvatar border
TS
samavaya
KOLUSI VS SOLUSI
INDONESIA BARU


Minggu yang lalu tepatnya hari Senin tgl 21 Oktober 2014 merupakan hari bersejarah dalam perjalanan politik di negeri tercinta kita Indonesia, hari dimana pertama kalinya Presiden Joko Widodo dilantik dan menyatakan sumpahnya dihadapan anggota Dewan Rakyat serta 9 Negara tetangga juga ikut hadir dalam upacara pelantikan bersejarah ini. Usai pelantikan, Presiden kita Joko Widodo memberikan pidato singkat yang cukup mengejutkan dan memberikan semangat baru bagi seluruh rakyat Indonesia yang menonton dari televisi dari seluruh pelosok Indonesia, bahkan dari luar negeri pun menunggu pernyataan ataupun sikap yang meneguhkan semangat dalam membangun Indonesia kearah yang lebih baik. Salah satu yang paling menarik adalah dimana didalam pidatonya Presiden Joko Widodo juga menyebutkan mengenai Laut Indonesia, bahwa
“Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk.

Kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di Laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana”
Coba perhatikan kalau pak Jokowi selalu mengatakan KERJA…KERJA DAN KERJA… karena beliau tahu bahwa dengan bekerja semua hasil nyata akan langsung dirasakan dampaknya bagi masyarakat. Kita semua seolah disadarkan oleh beliau bahwa kita sudah lama acuh terhadap segala situasi dan kondisi negara kita, dan kini saatnya BANGKITTT…!!!

Sebagai masyarakat yang memiliki prinsip menyelesaikan masalah dengan musyawarah mufakat, maka sudah seharusnya hal itu berlaku kepada siapa pun, karena keharmonisan ada ditangan kita masing-masing.
Membahas samudera, laut, selat dan teluk pikiran saya langsung terbayang teluk Benoa yang hingga saat ini masyarakat Bali masih percaya bahwa penolakan teluk Benoa murni gerakan rakyat..dan lebih lucunya lagi jika mereka mengetahui bahwa Investornya ternyata orang Bali, kira-kira apa yah pendapat mereka?

Hari ini peristiwa bersejarah telah dimulai, rakyat mengawal presiden, dan presiden mengawal rakyat. rakyat juga harus kritis, pengusaha jg harus kritis, kawal pembangunan agar seluruh lapisan masyarakat di Bali dapat merasakan.

Para Penolak Reklamasi teluk Benoa seolah menggambarkan Rakyat Bali melawan Kapitalisme, orang Bali melawan orang luar Bali, rakyat Bali melawan Investor yang rakus dan hanya mementingkan perut sendiri.. sungguh sebuah drama yang sangat dramatis. Bahkan para pecinta lingkungan mangrove di Jakarta pun sempat diancam jika kegiatan mangrovenya merupakan kedok di balik polemik teluk Benoa, yang sebenarnya para Penolak Reklamasi pun sudah ketakutan bahwa perjuangan mereka selama ini dalam menggelar acara yaitu selain menaikkan popularitas mereka dan album mereka laris, dan kalian tahu apa yang sedang mereka takutkan??? Jika acaraBRAINWASH dalam MENOLAK Reklamasi ini gagal maka pemahaman intelektual mereka tentang sebuah masalah akan dipertanyakan, khususnya Panglima Orasi mereka pun akan dipertanyakan kredibilitasnya dalam Menolak tanpa memberikan SOLUSI, karena kasus hotel Mulia sempat ditentang dan akhirnya dilemparkan ke DPRD..!!! agan sekalian tentunya tau siapa dia..dan logikanya, setiap proyek besar ditentang, apakah kalian tidak berpikir kritis KENAPA di TENTANG..?? anda yakin dia berhati MULIA..?? atau memang hatinya telah dibeli oleh hotel MULIA..???
Revitalisasi Teluk Benoa ataupun Reklamasi merupakan sesuatu yang menarik hingga saat ini, dan issue ini pun seolah tak pernah berhenti. Mungkin kita sering disuguhkan dengan kalimat bahwa Bali akan tenggelam, kekurangan air, kehilangan paru2 kota, dll yang sesungguhnya belum di reklamasi pun sudah terjadi Banjir di Denpasar dan Tanjung Benoa, belum direklamasi pun sekarang sudah hampir kekurangan air, belum direklamasi pun paru2 kota juga belum hilang? Lalu KETAKUTAN seperti apa yang disebarkan oleh para Penolak Reklamasi?
Sebagai catatan para Penolak cenderung menyukai kata Reklamasi agar terkesan MENAKUTKAN, MENEROR, MENJAJAH, INTIMIDASI… sedangkan bagi para Pendukung cenderung menyukai kata Revitalisasi agar terkesan positif, berkedok,tidak menakutkan dan meneror seperti kata reklamasi? Mungkin jg lebih bersahabat karena sulit untuk diucapkan dilidah, dan terkesan Cool…

Tanpa bermaksud mendukung ataupun menolak, tulisan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang dijaman era digital informasi ini seharusnya sudah lebih pintar dalam mendengar dan melihat informasi dengan seksama sebelum menyatakan sikap menolak ataupun mendukung. Melihat dari polemik yang berkembang yang semakin hari semakin membosankan dan tidak ada solusi dari pihak Penolak Reklamasi, justru membuat saya berpikir kritis atas tindakan dari pihak Penolak Reklamasi, sumbangsih apa yang telah dilakukan oleh mereka? masyarakat Bali yang sama sekali tidak mengerti permasalahan teluk benoa itu sendiri. sedangkan dari pihak Pro Reklamasi, tentunya mereka paham betul tujuan dari Revitalisasi berbasis reklamasi, karena mereka diberikan informasi versi pro, terlepas dari salah ataupun tidak, saya melihat seharusnya salah satu media pun harus lebih FAIR dalam membuka informasi agar tidak membuat POLEMIK di kampung sendiri

Namun sebelumnya Mari kita pahami arti dan bedanya reklamasi dengan revitalisasi.

Quote:


Seperti salah satu artikel oleh agungwardana.com yang pernah saya baca, dimana salah satu cuplikan dialognya dengan temannya adlah seperti berikut :


Quote:


Nah kira-kira itulah sekilas perbedaan antara Reklamasi dan Revitalisasi, semoga baik yang mendukung Reklamasi maupun menolak Reklamasi atau apapun namanya, semoga bisa memahami apa yang ditolak dan apa yang didukung. Pembangunan yang baik seharusnya dapat dirasakan oleh semua rakyat, namun terlepas dari semua hal itu, kita harus mengakui bahwa SDM di negara kita sendiri memang kurang memadai, bahkan tak jarang pula campur tangan bangsa asing sebenarnya dapat ikut memperbaiki tatanan sistem kita. Saya cuma berharap masyarakat Bali tidak hanya sebagai penonton ataupun tuan rumah yang melayani Kaum Elite, tapi harap di ingat yahbanyak juga kaum Elite asli org Bali juga, dan seharusnya mereka juga ikut bertanggung jawab dengan sesamanya dan memperjuangkannya bukan malah mengatasnamakan rakyat.

Jangan salahkan pemerintah dan investor jika nantinya sebuah peradaban disuatu daerah akan berjalan ditempat hanya karena sebuah ketakutan akan pembangunan menghantui setiap masyarakat, dan lebih parahnya lagi kemunduran pola pikir rakyat Bali akibat pembodohan Publik oleh seseorang yang mengatasnamakan Rakyat Kecil. Wajar jika ketakutan itu hadir disetiap hati dan pikiran masyarakat Bali, mengingat pembangunan yang sebelumnya gagal, namun justru kita harus bangkit dari kegagalan itu, bukan di TOLAK, tapi diCERNA dulu..

INFORMASI yang ditampilkan sebaiknya jangan berbohong....
Ramai issue penolakan yang dibicarakan bukan berarti Benar
Diam menanggapi issue penolakan bukan berarti SALAH
Namun saya cukup yakin beberapa pihak penolak reklamasi takut terseret KPK karena mereka mau tidak mau mengumpulkan kekuatan untuk melindungi diri mereka sendiri, karena semua ini terkait politik

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 5 suara
Apakah anda setuju teluk benoa di revitalisasi untuk masa depan Bali?
Ya, karena teluk benoa merupakan project masa depan
60%
Tidak, biarkan teluk benoa apa adanya
40%
0
2.4K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.