gini gan,kalau biasa di tilang itu sama pak pol kebanyakan nih ya menurut survey TS(ikut cak lontong)
.
nah buat yang belum tau kalau misalnya kita di tilang dan mengikuti proses nya,pak pol biasa nya akan memberikan kertas brwarna yang di namakan
SLIP MERAH&
SLIP BIRU
-
SLIP MERAH: surat tilang ini diberikan apabila terjadi kesalahan di jalan raya dan pengendara tersebut tidak mengakui kesalahannya (mangkir) yang disebutkan oleh petugas jalan raya (POLANTAS) dan akan dikenakan denda sesuai dengan beratnya kesalahan yang telah dilakukan melalui proses pengadilan.
-
SLIP BIRU : surat tilang ini diberikan apabila terjadi kesalah di jalan raya dan pengendara mengakui kesalahannya (tidak mangkir) yang disebutkan oleh petugas jalan raya (POLANTAS) dan akan dikenakan denda maksimal Rp 50.600,- (Lima puluh ribu enam ratus rupiah) serta dapat dibayarkan melalui Bank yang ditunjuk tanpa harus melalui proses pengadilan. Yang artinya Rp 50.000,- masuk ke kas negara dan Rp 600,- untuk petugas yang menanganinya dan itupun baru bisa diambil pada bulan berikutnya
sumber
nah ini ane tadi dapet contoh kasus yang langsung mengalami bagaimana enaknya dapet slip merah
,karena apa yang orang2 bilang tentang ngurus tilang di pengadilan itu susah,lebih susah dari pada korek upil pake gergaji
Seperti judul saya akan bercerita tentang pengalaman saya pada tanggal 23 April 2014 ( Saat kena tilang ) dan 2 Mei 2014 ( saat Persidangan ), Yaudah kita berbicara dulu tentang apa sih slip Merah itu ? Slip merah ada sebuah Kode/Ungkapan untuk Mengikuti sidang saat kena tilang dan bisa berargumen dengan hakim, ada juga yang namanya Slip biru yaitu Membayar maksimal pelanggaran yang ada di buku polisi lalu lintas ke bank yang disuruh dan mengakui kesalahannya. Nantinya bila ambil slip biru akan mendapatkan Sms dan bila sudah mengirim uang ke Bank yang disuruh maka Sim/STNK bisa di ambil di polsek yang disuruh polisi itu Nantinya denda yang sebenarnya ada di polsek. bila denda maksimal Rp 500.000 dan polsek memberikan dendanya Rp150.000 maka Sisanya yang anda kirim Lewat ATM/Bank akan di kembalikan.
Bermulai dari Kampus saya di Universitas Negri Jakarta, Seperti biasa saya berangkat dari Depok menuju kampus saya di Rawamangun. Ya cukup jauh jarak antara Depok-Rawamangun Tiada apa-apa Namanya mencari ilmu ya harus usaha. Jam sudah menunjukan Jam 3 Sore saatnya saya pulang, tapi entah kenapa pada waktu itu teman wanita saya yang 1 kelas meminta untuk mengantarnya ke KaliBata ( Nama Jalan/ Nama Daerah ). karna saya kasian dengan dia karna dia wanita, saya gak tega Ngeliat wanita yang minta tolong, akhirnya kami pun menuju kalibata.
Saya mengendarai motor melalui jalan Rawamangun-Manggarai-Pancaoran-Kalibata, Entah kenapa saat saya sudah ada di Manggarai menuju Pancoran saya bertanya kepada teman saya yang wanita itu ( Inisial K ).
"K ada polisi gak ya disini". Saya bertanya
"gak ada kok tenang aja lagi pula Jam segini mana ada Polisi". Jawabnya sabil melihat kearah Hp-nya
"Oh yaudah". Hati mulai Lega Padahal motor saya Komplit cuma Knalpot pake resing sih, hehehe ...
Saya pun tetap mengendarai motor dengan santai sambil Nyelip Mobil udah Kaya Upil hehe ..
Saat di depan Simpangan Pancoran di situ mulai saya teggang, Kenapa ? Karna Saya melihat Polisi Lalu lintas berjumlah 2 orang yang kiri dan dikanan. Saya pelankan gas ditangan saya supaya suara kenalpot racing saya tidak berisik. saya ambil kanan jalan supaya motor saya tidak dilihat, ngumpet di sela-sela mobil yang ramai, Eh.. Namanya apes tetep aja apes. Polisi Berpangkat Brigadir melambaikan Tangan Kearah saya. Saya sih biasa aja, Lalu saya menanyakan ke Pak Polisi itu.
"Ya Pak ada masalah apa ?". Saya Bertanya dengan muka Polos
"Mana Plat Nomer diblakang Motor kamu itu?". sambil polisi itu menunjuk ke Blakang motor saya
"Patah Pak baru tiga hari saya di tabrak Orang". Saya Menjawab dengan agak gugup
"Patahnya kan 3 hari masa gak dipasang-pasang?". Polisi itu tetap menusuk saya dengan Kata-kata
"Masih Proses Pak blom Punya Uang namanya Juga mahasiswa". Jawab saya dengan agak sedikit Ngotot
"Saya tidak Peduli dengan alasan adek". Jawabnya dengan ketus
"Mana Surat ade sim dan STNK" . dia bertanya lagi
lalu saya diam dan memberikan surat-surat saya yang sangat lengkap, tak lama kemudian saya suruh dateng ke pos polisi Pancoran. setelah saya masuk saya dan polisi itu berargumen.
"Selamat siang De Bagus". Salam dari polisi itu sambil liat Surat-surat saya
"Ya Pak". Jawab saya
"Dari depok ya?" Tanya dia sedikit KEPO ( Mau Tau banget )
"ya pak". Jawab saya lagi
"Jadi anda Kena Pasal 280 tentang tidak sama plat nomer dengan yang dikasih PORLI, Denda Maksimalnya Rp 500.000" sambil Pak polisi itu Melihat buku UU ( Undang-Undang )
"Yah pak saya mana punya uang segitu" Saya Menjawab dengan Panik
"Itu kalau bayar di Pengadilan, kalau dengan saya Rp 80.000 biasanya sih" Jawab Pak polisi dengan tersenyum Licik
"Saya benar pak lagi gak punya Uang" Saya Menjawab dengan kesal karna dikantong tinggal Rp 2000 hahaha ... ( namanya mahasiswa Kere )
"Siapa Yang Minta Uang, Yaudah de Bagus ambil Simnya di Pengadilan Jakarta Selatan sekalian Cari Pengalamanan di Persidangan" Jawabnya dengan kesal karna gak dapet duit
Dari kata-kata "Siapa yang minta duit" Perasaan dia tadi bilang damai Rp 80.000 kok tiba-tiba bilang gak minta duit? Labil kali ya Polisinya.
NEXT......
tepatnya hari ini 2 mei 2014 saya mengambil SIM saya dengan rasa gugup karna blom pernah namanya kepengadilan berpikiran Negatif think King banget, takut nya saya malah kaya pengadilan yang di televisi. wah gawat bisa masuk televisi nih jadi Artis entar ( Ngelawak dalam Hati ). Saya berangkat dari rumah jam 08.00 sampe sana jam 09.00 karna dari Depok-Ampera bekisar 1 Jam-an ( Karna Macet ).
Setelah saya Sampai Ampera sepanjang Jalan banyak CALO yang berkeliaran yang menawarkan diri. Apa itu CALO, Calo adalah Ungkapan sebagai Jasa Penganti yang di tilang. Jasa apa emang? kata orang sih lama ngantri Mengikuti sidang slip merah dan banyak prosesnya. tapi saya menolak calo karna harga yang ditawarkan jauh dengan harga tilang. Misalkan tilangnya karna 1 pasal Rp 50.000 nah si Calo Minta Rp 200.000 gak logis banget.
ada beberapa calo yang menghapiri saya tapi saya menolak dengan lembut alasan saya mau belajar cari pengalaman. setelah saya masuk ternyata Karyawan telah selesai Senam. yang saya tanyakan kenapa harus senamnya pada saat Mengikuti sidang slip merah di buka ? hal yang adeh menurut saya. setelah masuk saya binggung dong mau kemana? saya mencari orang yang di sebelah gedung deket Parkiran.
"Mas..." Saya memanggil
"Ya .. Apa apa ya ?" Dia bertanya sambil binggung
"Mas Mau sidang ?" Tanya saya sedikit Kepo
"Iya .. Ini saya lagi menunggu" dia menjawab sambil melihat buku bahasa Arab
"Bareng ya mas" saya berharap
"Ya sama-sama Saya juga baru satu kali" dia menjawab
Ternyata Orang yang saya tanya ini Motornya ditilang karna Motornya Surat-suratnya STNK masih dikasih yang Nota, Belum keluar yang asli. Kasian bener.. Setelah itu kami pun berjalan ke dalam tempat Persidangan untuk Mengikuti sidang slip merah , tak sedikit memang Orang yang terkena Tilang oleh Polantas. saya tidak tau harus kemana ya sudah saya bertanya-tanya lagi namanya juga mahasiswa jadi bertanya adalah kunci suksess, biar bisa mengetahui apa yang kita tidak ketaui. ternyata pertama tukaran slip merah ke loket menjadi nomor panggilan. saya mendapatkan 247 dan yang dipanggil oleh loket baru 202, dalam hati saya, sudah saya dateng cepet kok tiba-tiba nomornya jauh gini.
gak ada 15menit Nomor saya dipanggil, cepet bener...
"Anda terkena 1 Pasal Rp 70.000" orang yang di loket memberi tahu saya
"ya pak" saya menjawab sambil membayar
saya berangkat dari jam 08.00 selesai jam 09.50 gak lama apa yang dikatakan orang-orang.
Nih keadaan Motor saya ya kena tilang dan sampe sekarang