Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mic29Avatar border
TS
mic29
Nasib Kaum Marginal


Ditengah kehidupan yang serba modern dan kapitalis seperti saat ini, dimana segala sesuatunya dinilai dengan materi dan imbal jasa atau pamrih, sungguh tidak enak dan nyaman menjadi kaum yang marginal. Kemarginalan tersebut, bisa saja dalam bentuk kemiskinan, kebodohan dan ketidak berdayaan.

Dalam kondisi seperti itu, sebagai manusia kita harus berjuang untuk mendapatkan posisi yang statusnya bisa dihargai, karena tanpa itu sebagai manusia kita akan menjadi tidak berharga ditengah jaman yang serba materialisme.

Cobalah kita sejenuk merenung dan melihat kehidupan disekeliling kita, sering kita saksikan sebagian dari masyarakat miskin ibukota hidup jauh dari kondisi yang diharapkan. Pemandangan yang pilu sering pula kita saksikan bagaimana mereka harus menghidupi keluarga, diantaranya berjualan asongan dan terkadang merekapun harus mengemis dari satu kendaraan ke kendaraan yang lain di perempatan lampu merah dijalan-jalan ibukota.

Lalu sampai kapan kita harus terus menyaksikan anak-anak kecil yang mengamen di jalan raya hanya untuk mencari uang buat sekedar makan, bahkan untuk biaya sekolah mereka atau setidaknya sampai kapan kita akan tega membiarkan mereka tereksploitasi sebagai penghasil rupiah recehan bagi oknum yang tidak bertanggung jawab yang hanya sekedar mencari keuntungan tanpa mau bekerja keras.
Kemudian sampai kapan pula kita akan membiarkan kriminilitas di ibukota terus meningkat akibat marginalitas yang mereka alami, yang disebabkan kemiskinan mereka. Lalu siapakah yang harus bertanggung jawab atas semua kondisi sosial yang terjadi di negeri ini.

Gambar wajah kemiskinan yang terlihat di ibukota kita hari ini, semakin nyata. Secara gamblang kita bisa sebutkan kondisi kaum marginal ibukota yang semakin hari semakin meramaikan wajah kota metropolitan Indonesia. Hampir disetiap sudut kota, terdapat perkampungan kumuh dari kaum marginal yang menjadi penyokong perekonomian ibukota, dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan.

Kaum marginal, selalu menjadi kaum yang terpinggirkan ditengah bergejolaknya ekonomi kapitalis, seakan mereka menjadi pelengkap pembangunan ekonomi yang sedang menggeliat. Penggusuran pemukiman seringkali menjadi pemandangan yang biasa kita saksikan dan dengarkan melalui tayangan telivisi, surat kabar dan radio, bahkan dengan mata telanjang.

Lalu siapakah yang harus dipersalahkan terhadap keberadaan mereka di ibukota dan terhadap apa saja yang telah mereka lakukan untuk mempertahankan hidup mereka dan keluarganya? Apakah pantas kalau kita hanya menyalahkan mereka saja sebagai penyebab masalah? Apakah pantas kalau kita hanya menganggap mereka sampah padahal pada akhirnya sebenarnya kita membutuhkan mereka untuk melengkapi hegomoni kekapitalisan masyarakat ibukota yang sangat membutuhkan pengakuan sebagai seorang yang dikatakan mapan?

Itulah sekelumit pertanyaan yang harus kita cari jawabannya. Agar kita mampu mencari solusi sosial terhadap semua kondisi sosial yang terjadi di negeri ini. Saat inilah kita harus mampu menjadi pemecah masalah.


"Hiduplah Dengan Memberi Bukan Hanya Dengan Menerima"


0
5.9K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.