- Beranda
- Stories from the Heart
Kumpulan Cerpen Radhitiamen, ayo baca dan berikan feedbackmu :)
...
![radhitiamen](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
radhitiamen
Kumpulan Cerpen Radhitiamen, ayo baca dan berikan feedbackmu :)
Quote:
Well...ijinkan ane nubi untuk bergabung di forum stories heart @KASKUS
![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
![Matabelo emoticon-Matabelo](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvdpjkq.gif)
Cerpen yang ane buat ini rencananya berjumlah 7000 kata maksimal
![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
Ane akan sangat berterima kasih sekali kepada agan-agan sekalian yang memebrikan feedback kepada ane, untuk mengembangkan cerita ini lebih menarik tentunya. daripada banyak cincong, cekidot gan....
Total : 6.564 kata
![Smilie emoticon-Smilie](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif)
note: ane butuh masukan dari agan-agan melalui polling, jadi jika agan sudah membaca sekalian isi polling ya
![Smilie emoticon-Smilie](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/15.gif)
Cerpen : Dulu tak kenal, dia Kekasihku
Spoiler for Part 1:
Suatu sore pada pertengah februari 2013 jam menunjukkan pukul 15.45, dengan susah payah kesana kemari aku telah berusaha melamar pekerjaan di berbagai kota dan bidang perusahaan. Hingga akhirnya aku mendapatkan pekerjaan di kota Jogja, disinilah awal dari sebuah kisah cinta yang ku alami. Aku adalah seorang laki-laki biasa, terlahir dari keluarga sederhana. Ayahku hanya seorang guru honorer di sebuah sekolan SMA dan Ibuku seorang ibu rumah tangga yang selalu peduli dengan keluarga. Anak pertama dalam suatu keluarga, membuat aku memiliki keinginan untuk membantu orangtua meringankan ekonomi, Sarah dan Radi adalah kedua adik yang masih butuh pendidikan lebih baik dengan kakaknya.
Namaku Taufik Raharjo, biasa dipanggil orang-orang terdekat dengan sebutan Opik. Aku sangat senang mendapatkan berita bahwa aku diterima di salah satu perusahaan IT di kota gudeg tersebut, karena pekerjaan ini sungguh yang aku tunggu. Akhir Februari 2013, aku berpamitan pada keluarga untuk berangkat merantau ke kota pelajar.
“Bapa, Ibu, adek-adek. Opik pamit untuk berangkat ke Jogja ya. Doain opik supaya nanti disana lancar semua”, aku berpamitan kepada keluarga dengan mempersiapkan barang-barang yang aku bawa.
“Opik, bapa dan ibu selalu doain kamu yang terbaik. Kamu jaga diri ya nak. Berikan contoh yang baik untuk adik adik kamu.” Ibuku menjawab pamitanku dengan mata berkaca-kaca menatapku.
Aku sendiri sebenarnya belum yakin dengan niat dan tujuanku ini, karena seumur hidupku baru kali ini jauh dari orang tua dan beda propinsi. Tak lama kemudian, datang mobil travel yang menjemput sekaligus mengantarku ke kota tujuan.
“Dek Sarah sama Radi jangan pada nakal ya, bantu Bapa sama Ibu. Nanti kalo Mas udah mapan disana, mas kasih hadiah buat kalian.”, aku berpamitan pada kedua adik ku sambil membawa tas-tas untuk di taruh ke dalam mobil travel.
“Benelan ya mas, nanti kalo udah punya uang aku dikasih hadiah.”,jawab Radi sibungsu dengan bicara agak cadel.
“Kalo Sarah maunya di belikan buku buku sama tas aja mas, tasnya aku udah pada jelek tuh pada sobek.”, kakak Radi gamau ketinggalan meminta.
“Sudah-sudah, mas mu mau berangkat jangan dimintain yang aneh-aneh dulu toh.”, suara Bapa dari dalam rumah, sambil berjalan keluar”
Setelah berpamitan dengan keluargaku, aku langsung menaruh barang-barangku ke dalam bagasi mobil. Barang-barang yang dibawa hanya baju untuk kerja dan perlengkapan sholat. Mobilnya tidak lah begitu bagus, namun untukku sudah cukup nyaman. Melajulah mobil pergi meninggalkan rumah.
“Pak, ini nanti langsung berangkat ke Jogja atau gimana ya?”, tanyaku pada sopir. Karena bingung kenapa penumpang hanya seorang saja.
“Jemput dua penumpang lagi mas, nanti langsung berangkat ke Jogja”, sahut Sopir sambil memegang hp hendak menelpon.
“Halo..dengan mbak Rani? Saya Jamal sopir travel Abadi. Saya menuju rumah mbak sekarang, tolong di siapkan barang-barang yang mau dibawa supaya lebih cepat berangkat”, Sopir itu menelpon penumpang bernama Rani menggunakan loudspeaker.
“Iya pak, saya sudah siap kok sama teman saya. Kami udah nunggu Bapak di gerbang desa supaya gak muter balik”, sahut suara wanita dari hp Pak Jamal.
Ternyata dua penumpang yang dimaksud sopir, adalah mereka. Aku duduk di kursi bagian tengah. Duduk di belakang membuatku kurang nyaman untuk perjalanan jauh. Dari kejauhan terlihat dua wanita, seumuran denganku tepat di depan gerbang.
“Mbak Rani ya? Saya Jamal mbak, yang tadi telpon. Barangnya Cuma segini saja kan? Saya taruh dulu, mbak silakan masuk ke mobil saja”, Pak Jamal keluar mobil, lalu membawa barang-barang kedua wanita tersebut.
“Iya pak, saya rani”, jawabnya dengan singkat lalu masuk ke dalam mobil.
Akhirnya penumpang mobil ini sudah semua terangkut, mobil sudah bersiap berangkat ke Jogja. Kedua wanita tersebut duduk di depan, di samping Sopir. Aku tidak menghiraukan, pikirku kebetulan jadi tempat duduk jadi lega. Perjalanan dari kampungku menuju Jogja memakan waktu kurang lebih 8 jam, hari itu sangat terik dan panas. Beruntung mobil yang digunakan menggunakan AC, tidak berpengaruh dengan udara diluar.
Melihat pemandangan selama perjalanan membuatku bosan dan lelah, tiba-tiba naluriku muncul untuk penasaran dengan kedua wanita tadi. Ku dengarkan obrolan mereka, sepertinya mereka berdua seorang mahasiswi di salah kampus di Jogja. Semakin ku perhatikan, wanita yang satunya bernami Susi.
“Ternyata mereka cantik”, terbesit dalam pikiranku tiba-tiba. Aku segera menyadarkan diri agar tidak terlihat mencurigakan.
“Mas mas, yang duduk di belakang. Kamu mau ke Jogja juga ya?”, tiba-tiba salah satu dari mereka menegur aku.
“Eh iya mbak, saya mau ke Jogja. Mbaknya juga ke Jogja?”, aku terhentak dengan sedikit canggung.
“Owalah kalo gitu sama mas sama kita, kita juga ke Jogja. Mas nya ngapain ke Jogja? Liburan ya?”, kali ini wanita yang menggunakan pita rambut pink yang menyapa.
“Nggg...anu..saya mau kerja mbak”, dengan grogi ku menjawab.
“Aduh mas ini, kok bicaranya gitu tow. Takut sama kita po mas? Kita bukan hantu mas, sama manusia kaya mas juga. Iya tow Ran.”, ujarnya meledek aku.
“Hus...kamu ni sus, jangan asal ngomong gitu toh. Gak semua cowo itu kaya yang kamu kenal.” Hardik Rani sambil menepuk bahu dia.
“Maafin temenku ini mas, dia kalo ngomong suka ceplas ceplos.”, lanjut omongan Rani
“Kenalin mas e, aku Susi dan ini temanku Rani. Kita kuliah di Jogja.” Tiba-tiba sambil menyodorkan tangan.
“Oh iya...salam kenal juga. Nama saya Taufik, bisa di panggil Opik.”, aku menyambut tangan Susi
“Salam kenal juga mas, saya Rani. Mas Opik kerja di mana di Jogja?”, kali ini Rani menyodorkan tanganya
“Ng...anu mbak, saya kerja di perusahaan IT. Tepatnya sih kaya toko komputer gitu.” Aku menyalami tangan Rani.
“Aduh mas...kan udah dibilangin gak usah grogi gitu ketemu wanita cantik kaya kita.” Sahut Susi sambil sedikit ketawa.
“Sus, apaan sih kamu? Kamu mbok yang sopan.”, Rani menegur Susi kembali.
Dari perkenalan tadi, kita sampai membicarakan banyak hal. Tentunya juga tentang kota tujuan kita. Kebetulan aku juga baru di Jogja, sampai sana pun aku belum tahu mau tinggal dimana. Mereka kuliah di UGM, Susi ambil jurusan Ekonomi sedangkan Rani mengambil Psikologi. Mereka ternyata teman sejak kecil, maka tak heran sudah seperti kakak adik, menurutku yang berlaku sebagai kakaknya adalah Rani. Karena Susi sifatnya kadang masih kekanak-kanak an. Tak terasa perjalanan sudah menjelang sore, telah sampai di kota Temanggung. Di kota yang penuh sawah tembakau ini mobil-mobil travel istirahat dari panjangnya perjalanan. Kotanya asri, udaranya sejuk dan dingin.
Aku keluar dari mobil dan mencari tempat sholat. Setelah selesai sholat, aku pergi ke halaman. Aku lihat pemandangan disini, yang ada hanya hijaunya sawah dan pegunungan. Duduk sambil melepas lelah berjam-jam duduk di mobil.
“Mas Opik gak makan?”, tiba-tiba terdengar suara Susi dari dekat.
“HAH!?...””, aku kaget dibuatnya.
“Ih mas Opik, biasa aja dong. Kamu gak makan mas? Aku sama Rani makan Pop Mie, kamu mau?”, sambil memegang pop mie dan menyodorkan ke aku.
“Gak..gak usah..makasih mbak. Saya belum lapar kok. Buat mbak berdua saja.”, tanganku langsung mencegah makanan itu.
“Gak apa-apa mas, ambil saja. Tadi sengaja kita belinya 3, 1 buat kamu kok mas. Sayang kalo gak dimakan, kan mubazir ma.”, suara Rani dari arah mobil
“Bener juga nih...daripada dibuang mubazir. Tapi aku gak enak, masa baru kenal udah ngrepotin sih.” Pikirku dalam hati.
“Mas mas? Jangan ngelamun mas, ini pop mie nya. Kamu makan di habiskan ya..hihihi.”, Susi meraih tangan aku sambil ketawa dan berlalu menghampiri Rani.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 1 suara
Menurut agan cara cerita ane gimana?
Natural
100%Memaksa
0%Biasa Saja
0%Garing
0%Diubah oleh radhitiamen 06-11-2014 00:24
![anasabila](https://s.kaskus.id/user/avatar/2016/06/30/avatar8914126_40.gif)
anasabila memberi reputasi
1
6.6K
Kutip
20
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Stories from the Heart](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-51.png)
Stories from the Heart![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
31.6KThread•43KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya