Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto akhirnya bertemu di Rumah Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sekjend Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyebut bahwa pertemuan dua tokoh itu berlangsung dalam suasana yang akrab.

"Suasananya bagus, akrab. Bagus, akrab suasananya," kata Muzani usai pertemuan, Jumat (17/10/2014).

Muzani mengatakan, pertemuan ini tidak seperti yang santer dikabarkan bahwa ada dendam atau emosi. Menurutnya, Jokowi dapat langsung merasakan sendiri suasana pertemuan yang berlangsung dengan akrab.

"Nggak ada (dendam atau emosi). Pak Prabowo menyampaikan bahwa memang selama ini kan Pak Prabowo dalam menyampaikan pandangan dan pemikirannya menggunakan bahasa yang vulgar, apa adanya dan dengan bahasa yang keras, memang itulah tipologi seorang Banyumas," ujarnya.

"Beliau (Prabowo) sebagai orang Banyumas memang kadang-kadang agak susah untuk 'tedeng aling-aling'. Kalau itu kemudian menyebabkan atau dipersepsi bahwa Pak Prabowo seorang yang emosional atau segala macam, jadi saya kira Joko Widodo tadi bisa merasakan," sambungnya.

Muzani sendiri mengamini bahwa pertemuan dua tokoh ini juga sekaligus mencairkan suasana yang kaku pasca Pilpres Juli lalu. Pertemuan ini juga memperjelas persepsi-persepsi yang berbeda dengan kedua tokoh yang bertarung pada pilpres lalu itu.

"Iya, yang semula ada persepsi-persepsi yang berbeda, sekarang sudah ada persepsi yang jelas. Pak Prabowo tadi memberi hormat pada Pak Joko Widodo karena sejak tanggal 20 Oktober nanti Pak Jokowi sudah jadi presiden," ujarnya.

"Dan sebagai seorang Jenderal, Pak Prabowo menjunjung tinggi tradisi konstitusi, bahwa presiden adalah panglima tertinggi, karena itu beliau memberi hormat," sambungnya.

http://news.detik.com/read/2014/10/1...g-sama?9911012

(apa sih) yang ndak bisa diomongin? Ini kan (hanya) soal komunikasi (saja).., momentumnya baru hari ini.., pas ultah (beliau), jadi kesannya lebih mendalam hehehe. Bagi saya demokrasi itu identik dengan komunikasi, (juga) sikap saling menghargai dan respek.

Saya rasa kita semua (sepakat untuk) menempatkan Pak Prabowo di tempat yang terhormat. Beliau (prajurit) tangguh.., beda dengan (prajurit) yang satunya (itu) hehehe. Pak Prabowo ndak cengeng.., (sekali lagi) beda sama yang satu itu hehehehe.

Poinnya (dari saya) sudah jelas. Kita bangun bangsa ini bersama-sama.., siapapun yang (mau) berkontribusi, Insya Allah kita beri peran (dan kesempatan), kecuali kader/simpatisan Partai KS..., mereka itu oportunis (soalnya).., licik bukan main. Ndak ada gunanya (dilibatkan untuk membangun bangsa dan negara).