Ternyata punya banyak kesamaan gan ..

1. Sama-sama bertampang biasa
   
2. Sama-sama berjuang dari bawah, yg satu asalnya tukang cendol, yg satu tukang mebel
   
3. Sama-sama mendapatkan popularitas dalam waktu singkat
   
4. Sama-sama memiliki basis fans dari segmen pendidikan yg sama, yg satu digemari anak SMP, yg satu digemari lulusan SMP Survey LSI: Mayoritas Pemilih Jokowi-JK Berpendidikan Bawah
   
5. Sama-sama memiliki basis fans berdasarkan demografi wilayah yg sama, yakni, pedesaaan & wilayah urban perkotaan
   
6. Sama-sama pernah dapat penghargaan terfavorit, kangen band pernah dapat penghargaan band terfavorit SCTV award … sedangkan jokowi selama memimpin solo pernah dapat award sbg kota wisata terfavorit
   
7. Sama-sama digemari TKI di hongkong, kangen band = http://dhieeewhe.wordpress.com/2010/...r-di-hongkong/ …. sedangkan Jokowi = http://nasional.kompas.com/read/2014...ta.di.Hongkong
   
8. Sama-sama berasal dari ‘major label’, yg satu dari Warner Music, yg satu dari PDIP… (major label dalam dunia musik biasanya sering menjadi pihak yg mengendalikan apa dan bagaimana seharusnya sebuah band bersikap & berkarya, bagaimana dgn posisi jokowi di partai "major label" PDIP? )
   

Jika seseorang menggemari Jokowi, ada kemungkinan besar ia juga menggemari kangen band, karena, baik jokowi, maupun kangen band, mereka memiliki karakteristik yg sama, karakter yg lugu, berjuang dari bawah, shg mudah mendapat simpati publik, ..

kalangan publik yg ngefans dgn mereka juga rata-rata memiliki karakteristik yg sama.. baik publik pendukung jokowi ataupun pencinta kangen band, dgn tipikal yg doyan mengedepankan aspek psikologis dibanding rasionalitas dalam menentukan pilihan thd sesuatu untuk disukai atau tidak Pemilih Jokowi Faktor Psikologis, Pemilih Prabowo Lebih Rasional



Telaahan diatas juga mirip dgn apa yg dikemukakan oleh pengamat psikologi politik berikut ini :

“Alih-alih rasional, jauh lebih besar kemungkinan setiap konstituen akan memilih calon presidennya kelak dengan pendekatan berpikir jalan pintas (heuristic, mental shortcut). Informasi yang dibutuhkan sebagai modal untuk mengenal presiden Indonesia mendatang tidak perlu banyak. Cukup seadanya, sesuai sisa tenaga yang bisa dikerahkan si pemilih. Waktunya pun tidak banyak alias sepintas lalu saja” Jokowi dalam Rasionalitas Pemilih